28| New Beginning

362 52 4
                                    

Kota Bern begitu indah saat matahari muncul dengan cahaya yang menghangatkan para penduduk disana. Semua aktivitas di mulai lagi, dan seperti biasanya, di hari senin tentunya para penduduk Swiss terkhusus di Kota Bern akan sangat sibuk mengurus pekerjaannya. Mulai dari menyiapkan sarapan, menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya untuk sekolah hingga melakukan berbagai tugasnya sesuai profesi yang diembaninya.

Hal itu pula tidak dapat dihindari oleh Eunseo, oh ataukah kita sebut Juyeon? Karena dia telah memutuskan untuk menggunakan nama lamanya, benar? Baiklah, mulai dari sekarang kita harus terbiasa dengan sebutan nama ‘Son Juyeon’. Wanita berparas cantik sekaligus tampan itu terlihat sangat mengagumkan dengan pakaian formalnya.

Tentu saja, karena hari ini peresmian cabang perusahaannya, dia harus menunjukkan sosok wibawa seorang pemilik alias CEO. Pakaian yang dikenakannya, menambah aura ketegasannya semakin kental. Ah, jangan lupakan juga dengan sorot matanya.

“Baiklah, inilah waktunya untukku bangkit. Memang belu, 100%, tapi aku akan berusaha melakukan yang terbaik demi putriku dan juga istriku disana.” ucap Juyeon saat tengah menatap dirinya di cermin.

Suara yang menggemaskan membuat  Juyeon seketika berubah, sorot matanya begitu lucu saat dia menghampiri putrinya yang tengah asyik bermain dengan mainannya di atas ranjang miliknya.

“Utuutuuuu, baby-Yeo sudah wangi dan cantik. Apakah kamu sudah siap untuk pergi bersama Daddeo?”

Baby-Yeoreum masih belum bisa 100% mengerti perkataan dari Daddeo-nya, tapi dia juga tetap memberikan respon walaupun hanya dengan kata-kata yang masih berbelit dalam artian kosakatanya tidak jelas.

Setelah dirasa sudah siap, Juyeon bersam putri kecilnya itu berangkat ke salah satu daerah dimana banyak sekali orang-orang bekerja disana. Di perjalanan, Juyeon tidak lupa untuk menghubungi sekretarisnya. Namun, beberapa kali dihubungi, sekretarisnya tidak mengangkat panggilannya.

Juyeon berspekulasi tentang sekretarisnya yang mungkin saja tengah memeriksa kembali kesiapan acara peresmian. Dan ya, apa yang di spekulasinya itu benar. Lee Luda tengah sibuk memberikan sedikit arahan kepada beberapa staff.

Sebagian dari mereka, terlebih para staff pria. Mereka sesekali mencari kesempatan untuk menatap atau hanya sekedar melihat sekretaris dari pemilik perusahaan. Cantik, anggun dan menawan. Apakah itu sudah cukup untuk mendefinisikan seorang Lee Luda? Tidak, itu tidaklah cukup bagi mereka yang benar-benar terpana oleh visual sang sekretaris.

“Kenapa kalian diam saja? Cepat lakukan pekerjaan kalian. Nyonya Juyeon akan segera tiba.” gertak seorang Lee Luda kepada segerombolan staff pria yang bersamaan menatap dirinya.

Berlebihankah? Tidak juga, karena memang inilah sifat dia. Jika dia menginginkaan semua sempurna dan berjalan dengan baik, maka dia akan berubah menjadi seseorang yang lebih tegas dari biasanya.

Sekitar 10 menit kemudian, mobil mewah dengan warna hitam pekat terparkir di bagian depan perusahaannya. Penjaga disana langsung membukakan pintu pengemudi, dan bersamaan itu pula Juyeon keluar. Dia tidak langsung masuk ke dalam, dia lebih dahulu menuju bagian penumpang, dia menggendong putinya seraya menunjukkan senyumannya.

Semua staff memang sudah tahu perihal anak kecil yang dibawa oleh atasannya, namun beberapa wartawan yang tidak atau belum mengetahuinya, terus-menerus memberikan pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang intinya menanyakan keberadaan baby-Yeoreum. Dan salah satu staff yang bertugas menangani perihal awak media bergegas meminta mereka untuk menahan semua pertanyaan hingga waktunya tiba.

“Selamat datang, Nyonya Son Juyeon.” sapa Luda, sang sekretaris.

Juyeon membalasnya dengan senyumannya. Detik berikutnya, dia menghadapkan posisinya menatap para awak media yang tengah memotretnya.

To Be Honest [EUNBO] Where stories live. Discover now