Extra Chapter 5

3.8K 403 13
                                    

Kita berpisah sampai disini kawan :'

Jangan hapus cerita ini dari perpustakaan dulu ya, karena nanti mungkin aja ada info squel atau lain-lain.

Dan makasih banyak buat yang udah ngikutin cerita ini dari awal. Khususnya buat yang suka vote and komen. Makasih juga buat yang udah mau baca cerita prik ini.

Lope you sakebon buat kaliann

_______________***________________

Memasuki rumah, Fyneen dan Rein langsung disambut oleh Sinta. Sebelum pulang, sesuai janjinya Fyneen membelikan Rein makan.

"Fyneen? Kamu bawa siapa ini, nak?" Sinta bertanya dengan sopan.

"Ini temen Fyneen, Mah. Namanya Rein," balas Fyneen. Gadis itu memberi kode Rein agar menyapa Ibunya.

Rein yang sejak dulu memang tak pernah diajarkan sopan santun hanya tersenyum tipis tanpa menyalami tangan wanita paruh baya di hadapannya itu.

"Saya Rein, Tante."

Sinta tampak memaksakan senyumnya. Ia menatap Fyneen seolah meminta penjelasan.

"Rein, lo ganti baju dulu sana. Nanti lo pinjem bajunya Sydeen, kamar Sydeen ada diatas, paling pojok," ucap Fyneen.

Rein menganggukkan kepala. "Oke."

Tanpa berpamitan dan meminta ijin Sinta, Rein segera pergi menuju kamar Sydeen.

Sinta tampak kurang suka dengan kehadiran Rein. Meski tak menunjukkannya, namun Fyneen tahu akan hal itu.

"Mah? Maklumin sikap Rein, ya? Dia sejak kecil emang ngga pernah diajari sopan santun. Dia ..., Korban broken home." Fyneen memelankan suaranya di akhir kalimat.

Sinta tampak terkejut. Dulu, wanita itu pernah mengambil jurusan tentang psikologi jadi ia memahami alasan Rein seperti ini.

"Dia nginep disini?" Sinta bertanya. Pasalnya, melihat pakaian Rein yang tampak lusuh dan kotor, ia dapat mengetahui jika selama beberapa hari ini Rein hidup dijalanan.

Meringis pelan, Fyneen lalu tersenyum canggung. "Iya, Mah. Boleh, kan?"

Sinta menatap putrinya yang menatapnya dengan penuh harapan. Menghela napas pelan, wanita itu lalu menganggukkan kepala.

Fyneen tersenyum lebar lalu memeluk sang Mamah. "Makasih Mamahku sayang!"

Sinta itu tipikal Ibu idaman. Wanita perhatian, baik dan lemah lembut. Wanita itu sangat jarang memarahi dan memaksa anak-anaknya untuk melakukan sesuatu.

Fyneen dan Sydeen merasa sangat bersyukur karena memiliki Ibu seperti Sinta.

"Satu pertanyaan lagi," ucap Sinta membuat Fyneen melepaskan pelukannya.

"Apa, Ma?" Tanya Fyneen.

"Rein itu ..., Pacar kamu, kan?" Sinta menyelipkan kalimat menggoda diakhir kata.

Jika Rein benar kekasih Fyneen, maka Sinta akan sangat bersyukur karena akhirnya Fyneen mau membuka hati ke orang selain Banyu.

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang