31. Because i love you

2K 291 19
                                    

Aku baru sadar kalau nama Adeeva itu awalnya Nadeeva😭 kebanyakan pikiran jadi suka pikun :'

___________________________________________

Hari senin ini merupakan hari yang paling dibenci oleh para murid. Upacara bendera di terik matahari yang panas, razia rambut dan berbagai hal lainnya dan ..., Jam pertama merupakan pelajaran matematika di beberapa kelas. Bukankah sungguh penderitaan yang tak ada habisnya?

Fyneen, gadis itu kini tengah merutuki hari sialnya yang begitu menyebalkan. Seperti saat ini, hanya karena alasan tak memakai sabuk sekolah saja dia harus di hukum panas-panasan lagi menghadap tiang bendera. Bukan hanya Fyneen, namun banyak murid lainnya juga.

Panas terasa semakin menyengat, Fyneen masih hormat terhadap sang bendera pusaka. Hingga secara tiba-tiba, cahaya panas tersebut tak lagi terasa.

Menoleh ke arah samping, Fyneen dikejutkan dengan sesosok murid laki-laki yang tengah berdiri disebelahnya. Dia tersenyum manis kearah Fyneen.

"Elang?" Ucap Fyneen.

Elang, pemuda itu kembali tersenyum. "Hai."

"Lo ngapain disini? Bukannya lo ngga sekolah disini?" Tanya Fyneen dengan bingung. Ia jelas tahu jika Elang tak bersekolah di SMA DANADYAKSA melainkan di SMA KHATULISTIWA.

"Gue pindah kesini," jawab Elang.

Fyneen mengerutkan keningnya bingung. "Lo ngga takut bersekolah di sekolah musuh lo?"

"Engga, karena ngga ada yang tahu kalau gue ini anggota Geng EAGLE kecuali lo."

Fyneen memicingkan matanya menatap Elang. "Lo bukan mata-mata, kan?!"

Mendengar tuduhan Fyneen, Elang tertawa. Pemuda itu menatap Fyneen dengan gemas.

"Ya enggak lah! Gue kesini karena emang niat mau sekolah dan ..., Biar bisa deket sama lo." Elang membalas pertanyaan bernada tuduhan yang Fyneen berikan tadi.

Fyneen menatap Elang aneh. Meski wajah Elang dan wajah Banyu-mantan kekasihnya di dunia nyata sama, namun sifat dan aura mereka sangat berbeda. Entah mengapa Fyneen merasa Elang memiliki aura yang buruk.

"Kenapa ngelamun?" Tanya Elang membuat lamunan Fyneen buyar.

Menggelengkan kepala pelan, Fyneen lalu kembali menatap tiang bendera. Sedangkan di sampingnya, Elang menatap kearah Adeeva yang kini tengah menatapnya dan Fyneen dari arah koridor.

Keduanya saling bertatap sembari tersenyum miring.

"Kita mulai dekat dengan tujuan," guman Elang.

***

Pulang sekolah, dengan diantar Abimanyu, Fyneen pergi ke rumah Rein. Sejak kemarin, pemuda itu tak menghubunginya.

"Thanks, aa Abim," ucap Fyneen.

Abimanyu menganggukkan kepala. "Kalau Rein macem-macem ke lo, lo langsung hubungi gue."

Fyneen tersenyum dan menganggukkan kepala. "Siap bos!"

Abimanyu terkekeh dengan jawaban Fyneen. Diacaknya pelan rambut gadis itu lalu ia pergi meninggalkan pekarangan rumah Rein.

Fyneen membalikan badan dan berjalan memasuki rumah Rein. Diketuknya rumah itu namun tak kunjung mendapat balasan.

Memilih membuka pintu itu yang nyatanya tak dikunci, Fyneen langsung menerobos rumah tersebut.

Another World (End)Where stories live. Discover now