30. Gue ngga mau lo terluka.

2.2K 275 13
                                    

Niatnya hari ini ngga update dulu soalnya lagi males+capek banget, tapi nanggung bentar lagi end😭 sekitar 10-15 part lagi udah end guys, itu digabungin sama extra Chapter sekalian🙂

___________________________________________

Matahari pagi sudah mulai bersinar menyinari wilayah sebagian Bumi. Di hari libur ini, semua orang melakukan kegiatannya masing-masing. Ada yang lari pagi, olahraga pagi bahkan ada pula yang masih tertidur dengan nyenyak.

Berjalan menuju danau, Fyneen dan Sydeen terus berjalan tanpa diiringi pembicaraan. Fyneen, gadis itu terus berdoa agar ia dan Sydeen bisa kembali lagi ke dunia nyata untuk mengubah alur para tokoh.

Menghentikan langkah kala sampai tempat yang mereka tuju, kedua remaja kembar itu kompak menatap satu sama lain.

"Sekarang apa yang harus kita lakuin?" Tanya Fyneen.

Sydeen diam sekejap, pemuda itu mengalihkan pandangan kearah danau. Tampak berpikir, ia lalu kembali menatap Fyneen.

"Sebelum masuk kesini, kita sempet berantem, kan? Mungkin aja kita juga harus ngelakuin hal yang sama?" Jawab Sydeen.

"Ngarang lo? Punya otak itu digunakan yang bener," cibir Fyneen.

Terdengar suara decakan dari bibir Sydeen. Pemuda itu berkacak pinggang dan menatap Fyneen kesal.

"Masih mending gue mau mikir, daripada lo?!" Sydeen turut membalas dengan sinis.

Fyneen menghiraukan balasan Sydeen. Gadis itu menatap hamparan danau dihadapannya lalu mencerna jawaban Sydeen sebelumnya.

Kembali menatap Sydeen, Fyneen lalu menyunggingkan senyum.

"Gue pernah bilang kan kalau kita masuk ke dunia novel ini karena kita berantem dan saling berharap agar masing-masing dari kita enyah dari bumi?" Ucap Fyneen.

"Bukan cuma pernah tapi sering!" Jawab Sydeen.

Fyneen berdecak namun tak urung melanjutkan ucapannya.

"Kalau itu alasan kita bisa masuk ke dunia ini, maka itu juga alasan kita bisa kembali lagi ke dunia nyata."

"Lo copy paste jawaban gue! Tadi ngatain gue goblok eh sekarang malah copy paste jawaban gue!" Tutur Sydeen membalas ucapan Fyneen.

"Ya allah, punya dosa apa hamba sampai punya kembaran setolol Sydeen?" Lirih Fyneen dengan nada memelas.

"Tau sinonim dan anonim, kan? Nah, kita coba pake prinsip anonim. Kalau alasan kita masuk ke dunia novel ini adalah karena kita berantem dan berharap entah dari bumi, maka sebenarnya solusinya juga ada disini."

"Hm?" Sydeen mengernyitkan dahi bingung.

"Kita harus baikan dan saling memaafkan," balas Fyneen seolah tahu tentang kebingungan kembarannya.

"Masuk akal juga." Sydeen menganggukkan kepala paham.

"Jadi ..., Kita baikan, nih?" Tanya Fyneen sedikit ragu. Kata berbaikan dengan Sydeen sama sekali tak pernah terbesit di pikirannya, apalagi jika sampai harus meminta maaf.

"Sebenarnya gue ogah sih baikan sama lo, tapi ini demi kepentingan bersama!" Balas Sydeen.

"Jadi?" Fyneen mengulangi pertanyaannya. Jujur saja ia sedikit merasa aneh dan tak terbiasa dengan hal ini.

"Kita baikan," ujar Sydeen sembari menyodorkan tangannya.

Dengan ragu, Fyneen menerima uluran tangan Sydeen.

Menatap ke sekeliling hingga beberapa detik, namun tak ada yang berubah. Fyneen lalu melepaskan tautan antara tangannya dan tangan Sydeen.

"Kok kita masih disini, sih?! Harusnya kan kita udah kembali ke dunia nyata!" Gerutu gadis itu.

Another World (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon