23. Sisi lain Rein

2.4K 327 3
                                    

Bantu share cerita ini ke sosmed ya guys.
Bantu Author buat dapet 10k readers. Abis 10k terus 100k, abis itu 1 juta readers. Bener-bener Author yang banyak mau nya dan wajib ditendang 😍

Happy reading kawan

____________________________________

Pagi ini, ada 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Ada sebagian murid yang sudah duduk anteng dikelasnya, bahkan ada juga yang masih berkeliaran diluar kelas.

Sydeen, setelah melihat tak ada Haura dikelas, pemuda itu segera berjalan menuju Perpustakaan.

Bibir Sydeen menyunggingkan senyuman kala melihat gadis yang tengah ia cari tengah membaca sebuah novel dengan sangat tenang.

"Pagi Hau," sapanya sembari duduk disamping Haura.

Haura tersentak lalu menoleh. Gadis itu tersenyum kearah Sydeen.

"Pagi juga Sydeen."

"Masih pagi udah di perpustakaan aja?" ucap Sydeen dengan kekehan kecil.

"Eh? Iya." Haura membalasnya dengan senyuman.

"Lo lagi baca apa?" Sydeen bertanya meski ia tahu jika saat ini gadis itu tengah membaca novel.

"Aku lagi baca novel."

"Novel? Novel apa? Bagus ngga?" Sebenarnya Sydeen bukan tipe orang yang suka membaca novel, namun ia menanyakan itu hanya untuk berbasa-basi saja.

"Novel tentang kisah cinta gitu. Bagus banget novelnya, aku suka!" jawab Haura dengan antusias.

Sydeen tersenyum melihat Haura yang begitu antusias. Ia tahu jika topik ini disenangi Haura.

"Oh iya? Gue mau baca juga dong, boleh?" pinta Sydeen.

"Boleh. Sini baca bareng aku," jawab Haura sembari mempersilakan Sydeen untuk membaca bersamanya.

Keduanya membaca novel sembari sesekali bersuara, sesekali Sydeen melirik wajah cantik gadis kutu buku itu.

"Hai," sapa seseorang membuat Sydeen dan Haura menoleh.Orang itu adalah Arken.

Merasa tak ada jawaban, Arken memilih membuka suara lagi.

"Boleh gabung?"

"E-eh? Iya." Haura menjawab dengan canggung. Sepertinya, gadis itu memang kurang nyaman dengan kehadiran Arken dan itu membuat Sydeen lega.

"Makasih, Ra. Ngomong-ngomong lo lagi baca apa?" tanya Arken.

"Aku lagi baca novel." Haura menjawab sembari menunjukkan novel yang tengah ia baca.

"Wow, lo suka baca novel? Kebetulan adek gue juga suka banget baca novel." Rupanya, Arken pandai mencari topik pembicaraan.

"Udah pernah baca novel Another World belum, Ra?" Arken kembali bersuara karena lagi dan lagi, tak ada balasan. Namun sepertinya, topik pembicaraannya kali ini mampu menarik perhatian Haura.

"Adek kamu baca novel itu juga?" tanya Haura dengan mata berbinar.

"Iya, yang tentang seseorang yang masuk ke dunia novel, kan?" jawab Arken dengan senyuman tipisnya.

"Iya! Kamu udah baca novelnya?"

"Belum sempet, tapi gue sering denger adek gue ngobrol tentang novel itu sama temennya."

Sydeen merasa kesal karena merasa kehadirannya terabaikan. Pemuda itu mengetuk-ngetuk meja, hingga akhirnya suara bel jam pelajaran pertama dimulai berdering.

"Udah bel, yuk masuk ke kelas, Ra!" Sydeen mengajak sembari menarik tangan Haura untuk keluar dari perpustakaan.

Arken menatap kepergian keduanya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Another World (End)Where stories live. Discover now