38. Jangan benci gue, Rein

2.1K 290 5
                                    

Baru sempet up😭
___________________________________

Sore ini, Fyneen dan Sydeen pulang menggunakan angkutan umum. Mereka tinggal di sebuah kost kecil.

"Laper nggak?" Tanya Fyneen pada Sydeen. Keduanya masih sama-sama menggunakan seragam sekolah.

"Laper lah! Gue kan disekolah kagak makan!" Balas Sydeen sedikit ngegas.

"Siapa suruh kagak makan! Malah bucin terus di perpustakaan," cibir Fyneen.

"Siipi sirih kigik mikin! Milih bicin tiris di pirpistikiin!" Sydeen mengulangi cibiran Fyneen dengan huruf vokal yang diganti menjadi i.

Geram, Fyneen melemparkan tas yang masih ia pegang ke wajah Sydeen.

"Nyebelin banget sih, lo!" Omel Fyneen.

Sydeen meringis lalu menatap Fyneen dengan berkacak pinggang. "Bacot! Mending beliin atau bikin gue makanan."

Memutar bola matanya dengan malas, Fyneen lalu menyodorkan tangannya kearah kembarannya itu.

Sydeen menatap uluran tangan Fyneen dengan bingung. "Apa?"

Fyneen berdecak. "Duitnya mana?! Lo kan tadi nyuruh gue buat beli makanan!"

Kini, giliran Sydeen yang berdecak. Pemuda itu mengambil uang di sakunya dengan ogah-ogahan.

"Nih!" Menyerahkan uang itu pada Fyneen, Sydeen berdecih melihat tatapan berbinar gadis itu.

"Kembaliannya buat gue, ya?" Ujar Fyneen. Tanpa menunggu jawaban dari Sydeen, gadis itu langsung pergi begitu saja.

"Dasar mata duitan!" Teriak Sydeen kala melihat adiknya itu sudah melangkah meninggalkan rumah.

Di sisi lain, Fyneen berjalan dengan seragam sekolah yang belum sempat ia ganti. Gadis itu berniat membeli mie ayam.

"Bang, mie ayamnya satu, ya?" Ucap Fyneen pada penjual mie ayam. Bang Tatang namanya.

"Siap Neng!" Jawab Bang Tatang. Fyneen memang sudah beberapa kali membeli mie ayamnya hingg ia paham dengan gadis itu.

Fyneen duduk disalah satu bangku sembari menatap jalanan di sekitarnya. Matanya tiba-tiba saja menyorot sebuah objek.

Kerumunan orang yang tengah memadati seorang yang mungkin baru saja kecelakaan membuat Fyneen merasa penasaran.

"Bang, tinggal bentar, ya?" Tutur Fyneen. Gadis itu lalu mendekat ke area kerumunan.

Membelah kerumunan itu, Fyneen sedikit kesulitan karena badannya yang kecil.

"Rein?!" Fyneen memekik kala melihat seorang pemuda tengah meringis akibat tertimpa motor. Beberapa orang tampak tengah membantu pemuda itu.

"Makasih ya Bapak-bapak karena udah nolongin temen saya," tutur Fyneen pada orang-orang tersebut.

"Iya Mbak sama-sama, kalau begitu saya permisi ya, Mbak? Tadi saya sudah memanggil ambulans, sebentar lagi mungkin akan sampai," balas seorang pria paruh baya.

"Iya, Pak, sekali lagi terima kasih."

Satu persatu warga mulai pergi, menyisakan Fyneen dan Rein.

"Lo kenapa bisa kecelakaan, sih?" Fyneen bertanya dengan khawatir.

Rein diam tak membalas. Pemuda itu tampak memegangi kakinya yang mungkin saja terasa sakit.

Melihat beberapa luka di tubuh Rein, Fyneen bangkit lalu membeli beberapa plester.

Kembali duduk, gadis itu hendak menyentuh tangan Rein namun segera di tepis oleh pemuda itu.

"Don't touch me!" Ucap Rein dengan dingin.

Another World (End)Where stories live. Discover now