32. Sebelum benar-benar hilang

1.9K 288 4
                                    

Edisi gabut check!

Btw harap dimaklumi ya kalau ada typo, kesalahan nama atau pun alur yang rada ga jelas. Aku tuh kadang suka sadar tapi males buat revisi :'

Aku tuh anaknya mageran guys jadi jangan heran ya

Aku revisinya nanti aja ... Nunggu mood, gabut atau mau terbit🙂
__________________________

Hari ini, tepat 1 bulan Fyneen dan Sydeen terjebak di dunia novel ini. Nyatanya, bukan hanya suka yang mereka dapatkan disini namun juga duka. Khususnya bagi Fyneen, sebagai pemula yang membuat kisah hidup para tokoh, Fyneen selalu dirundung rasa bersalah karena membuat takdir yang menyakitkan bagi mereka.

Sydeen dan Fyneen berangkat dengan ditemani Abimanyu dan Raden. Zayn? Pemuda itu tak tampak sejak tadi pagi.

"Belajar ya rajin, itu pesan yang Bumi kasih buat disampaikan ke lo," ucap Raden pada Fyneen.

Fyneen tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Siap kapten!"

Tersenyum tipis, Raden lalu mengusap rambut Fyneen. Sama seperti Bumi, Raden pun sudah menganggap Fyneen selayaknya adik.

"Belajar ya rajin ya, nyet! Jangan genit ke sana sini mulu!" Cibir Abimanyu.

Senyum di bibir Fyneen seketika luntur, gadis itu menatap kesal kearah pemuda yang baru saja mencibirnya.

"Bacot lo pantat panci!" Balas Fyneen.

Sydeen memutar bola matanya dengan malas melihat pertengkaran antara Fyneen dan Abimanyu. Matanya tak sengaja menatap kearah Haura yang terlihat tengah berbincang bersama Arken

Melihat interaksi keduanya yang tampak sangat akrab, seketika hawa disekitar Sydeen langsung panas. Padahal, pagi ini udara kota tak sepanas biasanya.

Sydeen mengibaskan tangannya untuk mengipasi wajah. Fyneen yang melihat gelagat aneh dari kembarannya sontak menatap aneh Sydeen.

Mengikuti arah pandang Sydeen, kini Fyneen tahu alasan kembarannya ini kepanasan.

"Panas ya bund?" Sindir Fyneen sambil ikut-ikutan mengibaskan tangannya.

"Panas banget parah! Rasanya seperti anda berada di neraka jahanam!" Sydeen menyahut. Ia tampak tak sadar jika Fyneen baru saja menyindirnya.

"Aduh sepanas itu ternyata," balas Fyneen dengan suara tawa kecil.

"Aduh panas, guys! Panasnya bikin hati saya terbakar!" Sydeen terus berucap tanpa sadar. Fokusnya hanya ke arah Haura dan Arken.

Raden dan Abimanyu menatap heran remaja kembar itu. Tak biasanya mereka kompak melakukan hal yang sama dan satu frekuensi.

Sedangkan Fyneen? Gadis itu sudah tertawa keras kala tahu jika kembarannya itu menyukai seorang gadis berkacamata yang dikenal pendiam dan kutu buku. Sebenarnya bukan fisik dan penampilan Haura yang membuat Fyneen tertawa karena pada kenyataannya, Haura adalah sosok gadis yang cantik.

Kisah cinta Sydeen yang terlihat klasik yang membuat Fyneen tertawa. Pemuda itu hanya mampu diam saja sembari menyindir tak jelas dua orang yang berada jauh dari mereka. Bagi Fyneen, Sydeen memang benar-benar pengecut!

Mendengar tawa Fyneen, seketika Sydeen tersadar dan langsung menatap gadis pendek disampingnya itu.

Menatap sinis sang kembaran, Sydeen lalu memiting leher Fyneen membuat gadis itu berhenti tertawa.

"Sydeen sialan! Lepasin tangan busuk lo dari leher gue!" Omel Fyneen dengan tangan yang berusaha melepaskan lengan Sydeen dari lehernya.

"Bacot lo! Siapa suruh ketawain gue!" Balas Sydeen tanpa mau melepaskan lengannya.

Another World (End)Where stories live. Discover now