04. Gue tahu itu lo, Rein

4.6K 735 30
                                    

Diam mematung. Fyneen terpaku sekejap. Gadis itu terus menatap objek didepannya.

"Mentari?!"

_____________

Pekikan Fyneen membuat semua langsung menoleh ke arahnya, begitupun gadis yang hampir Bumi tabrak itu.

Alis Bumi tertaut. "Lo kenal?"

"Jelas lah! Dia kan tokoh-" Fyneen langsung membekap mulutnya sendiri. Ia hampir kelepasan mengatakan jika gadis bernama Mentari itu adalah tokoh utama di novelnya.

"Tokoh?" suara Bumi kembali terdengar, ia nampak penasaran dengan lanjutan kalimat Fyneen.

"-Tokoh masyarakat," lanjut Fyneen disertai tawa garing.

Semua masih menatapnya. Hening, hingga tawa garing Sydeen terdengar.

"Haha, ngelawak lo?"

Fyneen menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gadis itu berjalan mendekati gadis yang tengah terduduk di aspal dengan kepala tertunduk itu.

Berjongkok dan menyamakan tinggi badannya, ia menatap wajah gadis itu.

Kulit putih bersih, bibir mungil, mata lebar disertai pipi chuby. Fyneen sangat yakin jika gadis dihadapannya ini adalah sang tokoh utama wanita.

Mentari Rosella Putri. Gadis paling cantik di SMA KHATULISTIWA. Menjadi incaran para murid laki-laki, dan menjadi bahan bullyan para senior perempuan.

"Lo ngga apa-apa?" Fyneen bertanya.

Dengan takut-takut, Mentari menatap Fyneen. Ia menganggukkan kepala pelan.

"Ngga usah takut gitu, gue ngga gigit kok! Kenalin, gue Fyneen Adisty Raveena Putri, nama panggilannya Queen."

Mengulurkan tangan sebagai perkenalan, Fyneen tersenyum manis. Uluran tangan itu disambut baik oleh Mentari.

"A-aku Mentari, salam kenal juga Queen," balas gadis berambut panjang itu.

Fyneen tertawa kala mendengar Mentari benar-benar memanggilnya dengan panggilan Queen.

"Kenapa ketawa?" cicit gadis itu.

"Engga-engga," jawab Fyneen.

"Lo ngapain disini? Bukannya lo murid SMA KHATULISTIWA?" Fyneen bertanya.

"Kamu tahu?"

Fyneen lagi-lagi merutuki kebodohannya sendiri. Ia berdehem pelan.

"Gue tahu dari seragam lo," jawab Fyneen.

Mentari menatap seragamnya sendiri. Ia lantas menganggukkan kepala dan tersenyum manis.

Fyneen terpaku melihat wajah Mentari yang makin terlihat cantik jika tersenyum. Seketika, Fyneen merasa insecure.

"Rumah lo dimana?" suara berat milik Bumi terdengar.

"Perumahan Cempaka Putih," balas Mentari sembari menundukkan kepala. Gadis itu sepertinya tak berani menatap lawan bicaranya.

"Ok, gue anter."

Mentari terkejut, gadis itu lantas menggelengkan kepala. "Engga usah, aku-"

"Dua hal yang paling ngga gue suka. Penolakan dan tekanan."

Mendengar suara dingin milik Bumi, Mentari kembali menundukkan kepala.

Bumi menatap Fyneen. "Lo ikut Abimanyu."

Fyneen menganggukkan kepala, ia berjalan menuju Abimanyu yang tengah tersenyum kepadanya.

"Gila tuh bos lo! Giliran udah dapet yang bening, gue dibuang!" gerutu Fyneen setelah naik ke motor Abimanyu.

Another World (End)Where stories live. Discover now