34. Mulai menjauh

1.9K 261 2
                                    

Hari ini, Bumi sudah diperbolehkan pulang. Dengan ditemani Raden dan Abimanyu, Bumi bersiap-siap untuk pulang.

Menoleh ke Raden dan Abimanyu, dahi Bumi berkerut bingung.

"Zayn mana?" Tanya Bumi kala tak melihat Zayn padahal biasanya pemuda itu selalu menempel dengan Abimanyu dan Raden.

"Kita juga ngga tahu, Zayn tiba-tiba aja ngga ada kabar. Kita juga udah ke coba ke rumahnya tapi ngga nemuin siapa-siapa," jawab Abimanyu dengan lesu.

"Dia ..., Pindah?" Bumi kembali bertanya.

"Dia ngilang tanpa kabar." Kali ini, Raden yang menjawab.

Menatap Raden, Bumi dan Raden saling bertatap. Keduanya seperti memiliki pemikiran yang sama.

"Aneh?" Raden tersenyum miring kala pemikiran Bumi dan dia benar-benar sama.

Abimanyu menatap keduanya bingung.

"Rein yang tiba-tiba berubah, Zayn yang mendadak hilang tanpa sebab. Dan semua itu terjadi ..., Setelah kedatangan Fyneen dan Sydeen." Raden kembali melanjutkan ucapannya.

Bumi tak mengelak karena semua itu benar adanya.

"Sejak awal, gue ngerasa ada yang aneh dari dua orang itu. Dan gue yakin lo juga ngerasain hal yang sama, really?"

Raden menatap Bumi dengan senyum miring. Pemuda itu begitu cerdas dan teliti. Bahkan hal kecil saja dapat Raden ketahui.

"Maksud lo?" Tanya Abimanyu bingung.

Raden menatap Abimanyu. "Fyneen dan Sydeen, mereka punya sesuatu yang engga kita tahu."

Mendengar penjelasan Raden, bukannya paham Abimanyu justru semakin bingung.

"Maksudnya gimana sih, anjir? Gue kagak paham."

Raden berdecak. "Lemot!"

Abimanyu tak terima dengan hinaan Raden, hendak membalas namun suara Bumi membuatnya menghentikan niat.

"Lo bener, ada yang aneh dari mereka berdua."

Sunggingan senyum miring tercetak jelas di wajah tampan Raden. "Jadi?"

Menatap Raden sebentar, lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela.

"Gue rasa kita harus menyelidiki mereka."

***

Seperti kesepakatan kemarin, Sydeen dan Fyneen berniat menjauhi para tokoh novel. Seperti saat ini, mereka memilih tetap berada di kamar meski mereka tahu jika hari ini Bumi sudah diperbolehkan untuk pulang.

Mereka ingin menjemput atau pun menyambut kepulangan Bumi, namun karena kesepakatan kemarin mereka memilih diam saja dan mulai menjauh..

Menatap ponselnya yang terus berdering, Fyneen menggigit bibir bawahnya. Gadis itu mati-matian berusaha untuk tidak mengangkat panggilan dari Rein.

"Banting aja lah tuh, hp! Berisik tahu, nggak?!" Omel Sydeen karena merasa terganggu dengan deringan ponsel Fyneen.

Fyneen segera menatap Sydeen dengan tajam lalu memeluk ponselnya erat. "Enak aja!"

Memutar bola matanya malas, Sydeen mengambil sebuah bantal lalu menutupkannya di telinga. Pemuda itu lalu memejamkan mata.

Fyneen kembali menatap ponselnya, sudah tak ada deringan lagi di ponsel berlogo buah apel itu.

Menghela napas panjang, Fyneen lalu memilih keluar dari kamar untuk mengambil minum.

Melangkah menyusuri apartemen itu menuju dapur, langkah kaki Fyneen mendadak terhenti didepan pintu apartemen.

Another World (End)Where stories live. Discover now