18. Teman

3.5K 558 8
                                    

Waktu aku baca ulang part Haura dan Crazy, ternyata ada beberapa bagian yg typo dan ditulis salah😫

Udah aku benerin kok dan moga aja kalian yang kemarin baca ngga bingung ya😭

Btw call Me Pi, okey?

Happy Reading

______________________________________

Hari kedua Fyneen dan Sydeen bersekolah. Hingga hari ini, bahkan sikap Sydeen masih belum berubah.

Kini, kedua adik kakak kembar itu tengah berada dihalaman rumah untuk menunggu Bumi dan anggota Geng GALAXY yang lainnya.

Duduk di kursi sembari mengayunkan kakinya, Fyneen sesekali melirik Sydeen.

Ia ingat kala kemarin Sydeen mengatakan alasannya berubah seperti ini. Semua dikarenakan Sydeen mengira jika ia berada didunia novel ini akibat Fyneen.

Di dunia nyata, mereka memang tak pernah akur dan selalu bertengkar. Kembaran itu bahkan memiliki sikap yang bertolak belakang. Namun satu hal yang sama ..., Kisah percintaan mereka sama-sama tak pernah berjalan dengan mulus.

Terakhir kali, mereka bertengkar di dunia nyata akibat Rhea—mantan kekasih Sydeen. Saat itu, mereka bertengkar hebat.

Seakan mengingat sesuatu, Fyneen mendongakkan kepala dan menatap Sydeen.

"Deen?" panggilnya.

Sydeen menoleh sembari mengangkat sebelah alisnya. Ia menunggu apa yang akan Fyneen ucapkan.

"Lo inget saat kita berantem diruangan gue, gara-gara lo nuduh gue yang ngebuat Rhea ngejauhin lo?" tanya Fyneen.

Menganggukkan kepala, alis Sydeen kembali terangkat.

"Emangnya kenapa?" Sydeen balik bertanya.

Melihat ke sekeliling, Fyneen lalu mendekatkan dirinya ke Sydeen.

"Lo pasti ingat kan, setelah pertengkaran itu, kita tiba-tiba aja udah ada di dunia novel ini." Fyneen memelankan suaranya agar tak ada yang mendengar ucapannya selain Sydeen.

Seakan tertarik dengan arah pembicaraan, Sydeen lalu menatap Fyneen serius.

"Dan gue ngga tahu saat itu gue ngelindur atau engga, intinya ..., Saat tertarik ke dalam komputer, gue sempet ngeliat ada tulisan 'Setiap kalimat yang terucap adalah sesuatu yang akan terjadi." Fyneen mengatakan itu sembari sesekali melirik sekitar.

"Jadi?"

Kembali menatap Sydeen, Fyneen lalu menundukkan kepala sekejap.

"Di pertengkaran kita waktu itu, kita sempet bilang hal-hal buruk dan kita ..., Saling berdoa supaya masing-masing dari kita enyah dari Bumi," lanjut Fyneen.

Diam, Sydeen tak tahu harus membalas atau pun bereaksi seperti apa. Tubuhnya seakan kaku setelah mendengar penjelasan dari Fyneen.

"Itu artinya ..., Kita berada di dunia novel ini karena doa yang ditujukan untuk satu sama lain." Fyneen kembali melanjutkan ucapannya.

"Gue ..., Ngga tahu harus jawab apa." Hanya kalimat itu yang mampu Sydeen ucapkan.

Hening, keduanya tak lagi mengeluarkan suara. Mereka sama-sama tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Another World (End)Where stories live. Discover now