Jeon Jungkwan - Part 08

7 5 0
                                    

You said you care
And you missed me too
And I'm well aware I write too many songs about you

°•°•°•°  °•°•°•°

Di ruangan kantor yang mewah serta elegan, duduk seorang pria yang sudah mengemban tanggung jawab lebih dari dua puluh tahun. Asam garam dunia kesehatan dan medis telah ia jalani dan membuat dirinya memiliki sifat yang kuat karena kini medis dan bisnis menjadi kebanggaan yang ia puja-puja.

Jeon Jung Ho baru saja selesai menandatangani dokumen terakhir. Ia memanggil Asisten pribadinya yang bernama Jang Shin Hyuk. Pria bertubuh gemuk dengan kacamata bulat bertengger itu menjadi tangan kanan Jung Ho karena kecerdasan yang ia miliki.

"Tuan Muda sudah berhasil mendirikan toko tattoo miliknya," lapor Shin Hyuk. Ia berdiri tegap dengan tangan yang memegang buku catatan, "Berdua dengan seorang perempuan yang belum lama ini keluar dari kampus. Shin Jee Eun," Shin Hyuk menghela nafas lebih dulu, "anak dari ... Shin See Won."

Jung Ho mengangkat tangannya, "Siapa katamu? Shin See Won?"

"Betul Tuan."

Jung Ho menutup wajahnya, "Tidak mungkin, bagaimana bisa?" Rasa bersalah didalam diri Jung Ho langsung menguasainya. Ia memang tidak pernah gagal kecuali satu kejadian, kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan. Jung Ho begitu menyesalinya. Inikah karma baginya?

--------------------------------------

Jungkwan menyeka air mata, benar kata Seonduk Ahjussi. Ditattoo dengan mesin jauh lebih sakit tapi saat ia lihat hasilnya, Jungkwan benar-benar ingin sujud syukur. Lukisan pertamanya berhasil digambar oleh Jee Eun di tangan sebelah kanan Jungkwan. Bunga tiger lily yang jauh lebih besar dan lebih hidup lagi.

"Jangan cengeng, badanmu terlalu besar untuk kau merengek!" ketus Jee Eun. Ia tidak menyukai ide dimana dia harus kembali menjadi tattoo artist tapi saat ia memaksakan diri untuk menggoreskan tinta di lengan Jungkwan, pikirannya melayang-layang.

"Maaf," Jungkwan duduk diatas sofa dan menatap Jee Eun, "Gambarmu sangat bagus untuk seorang amatir. Kenapa kau menyembunyikannya dariku?"

Jee Eun melipat tangannya di dada, "Aku tidak menyukainya. As simple as that!"

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu tapi ketahuilah. Kau memiliki bakat yang seharusnya tidak kau pendam terus menerus. Kau menyadarkanku, kuharap sesuatu menyadarkanmu." Jungkwan beranjak dari kursinya namun perhatiannya beralih pada handphone yang berdering.

"Seonduk Ahjussi," kata Jee Eun lalu ia mengangkat telfon tersebut, Jungkwan langsung mendekat agar bisa mendengar Seonduk Ahjussi.

"Ahjussi, apa kabar?" sapa Jee Eun dengan was-was, "Tumben menelfon, apa ada sesuatu yang terjadi di desa?"

Tidak ada, semua terkendali dan kami ingin berterima kasih padamu dan juga dokter Jungkwan.

"ah iya ahjussi, kami lega kalau memang begitu." jawab Jee Eun.

Aku akan ke Kota besok, bisakah kita bertemu? lanjut Seonduk ahjussi.

"Tentu, Ahjussi ... kami sudah memiliki studio sendiri, apakah mau bertemu disini? siapa tau kau berubah pikiran." kata Jee Eun berusaha memanfaatkan situasi.

Hahaha kau paham sekali Jee Eun, sebutkan alamatnya sekarang karena aku harus bergantian memakai handphone ini dengan anggota desa yang lain.

Setelah Jee Eun menyebutkan alamat studio tattoo mereka, Seonduk pun pamit. Jee Eun dan Jungkwan saling menatap.

"Menurutmu, kenapa dia ingin bertemu kita?" tanya Jungkwan.

Born Over HorizonWhere stories live. Discover now