Anh Yun Gi - Part 4

38 10 13
                                    

Lanjut par selanjutnya sayang 🌷❤ Aku tau kalian suka, maka dari itu i laf yu moodies..... 💜🌷

Denting bel pintu terus mengudara selama lima menit secara berangsur. Awalnya Yun Gi sengaja mengabaikan sebab pria itu baru saja melepas bajunya untuk mandi. Namun feeling-nya  merasa orang itu masih menunggunya disana. Dan benar saja, selang beberapa menit bel itu kembali berbunyi.

Yun Gi mengurungkan niatnya untuk kramas pagi ini. Padahal dia baru saja kembali dari bermain basket di lapangan belakang apartemennya. Harusnya sore, tapi semalam Ariel mengirimnya pesan, katanya mau bertemu. Maka Yun Gi memilih untuk bermain basket pagi hari.

Pria itu segera mengenakan kaus dan celana pendeknya. Berjalan dengan sangat malas kemudian melirik dari intercome untuk melihat siapa yang berkunjung. Matanya memicing, jatungnya tia-tiba berdetak kelonjakan. Yun Gi pikir petugas paket yang datang ternyata Nae Ya.

Yun Gi membuka pintu, memeta gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nae Ya datang dengan seragam kerjanya yang di balut Coat panjang menutupi sampai tiga per-empat kakinya.

"Kau? Bagaimana bisa sampai sini?" Demi Tuhan Yun Gi benar-benar merinding. Dia justru menganggap gadis ini adalah penguntit, karena dimanapun dia berada gadis ini muncul juga.

 Dia justru menganggap gadis ini adalah penguntit, karena dimanapun dia berada gadis ini muncul juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah ini."

Yun Gi mengangkat salah satu alisnya saat melihat Nae ya merogoh sesuatu dari dalam tas slempang berwarna hitam.

"Ini milik Yun Gi-ssi kan? Saya menemukannya setelah membersihkan kamar anda. Saya pikir pikir penting."

Yun Gi menerima selembar kertas nota peralatan pancingnya yang ia gunakan untuk menulis beberapa bait kalimat disana. Kemudian memandang gadis itu lagi. Masih sama, tatapan mata yang dingin.

"Ah, aku mencari lokasi rumah anda dari alamat yang anda isikan di Resort kemarin. Saya bertanya kepada resepsionis dan diberi tau nomor unit anda. Maaf baru mengembalikannya karena tiga hari saya lembur."

"Aku memang mencari kertas ini kemana-mana," Mata sipit itu memandang kertas yang sudah bekitu tikal. "Tapi aku tidak berharap kertas ini harus di temukan," imbuhnya lagi.

Nae Ya terkekeh sembari mengayunkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. "Awalnya saya pikir hanya sebuah catatan. Namun setelah saya baca justru seperti lirik lagu, makannya saya berusaha untuk mengembalikannya." Nae Ya memandang Yun gi dengan intens. "Menulis sebuah lirik tidak mudah, kertas-kertas seperti itu pasti sangat berharga untuk anda."

Sejenak Yun Gi termangu. Benar, dia menyayangkan jika lirik lagu yang ia tulis ini sampai hilang. Padahal kemarin dia sudah membatin, lirik ini muncul begitu saja tapi Yun Gi suka dengan maknanya.

Di dalam lubuk hati pria itu muncul dorongan untuk kembali mendalami hobinya dalam bermusik. Dari mulai dia memegang kembali gitar akustik dan mencoba untuk menulis lirik lagu, Yun Gi merasa ada yang berubah dari dalam dirinya.

Born Over HorizonWhere stories live. Discover now