Park Jisten K. - Part 04

24 8 4
                                    

Lee Na Won

Jisten kembali ke villa sekitar pukul 9 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jisten kembali ke villa sekitar pukul 9 malam. Ia tampak puas sekali dengan kegiatan hari ini. Bahkan ia sudah menenteng satu tempat makan berisi ikan bakar dari hasil tangkapan tadi.

Jisten sudah memakannya sebagian saat masih di rumah kakek Lim tapi kakek Lim tetap ingin membungkusnya untuk Jisten. Kata kakek bisa jadi cemilan malam.

Jisten melakukan panggilan video dengan ibunya setelah meletakkan ikan bakar tersebut ke atas meja. "Halo ibu,"

"Iya nak, kau bersenang-senang hari ini? Sudah makan malam?"

Jisten tersenyum lembut, "sudah ibu, coba tebak apa yang ku lakukan hari ini?"

"Umm.." ibu tampak berpikir diseberang sana, "apakah kau berkencan? Atau berkeliling dengan sepeda?"

"Ya ampun, berkencan apanya." Jisten hampir meledakkan tawanya. "tebakan ibu salah, tapi aku memang berkeliling hanya saja pakai perahu."

"Kau bisa menaiki perahu?" pertanyaan ibu terdengar khawatir dan terbesit pesan jangan lakukan, nanti bisa tercebur atau terbalik.

"Aku sering menaiki nya saat di Leuven. Jadi jangan khawatir."

"Baiklah, jadi seharian ini apa yang anak ibu lakukan?"

"Taraaa!" Jisten sudah menggantinya dengan kamera belakang sehingga ibu dapat melihat ikan hasil tangkapan Jisten yang sepertinya sedap dimakan bersama-sama karena ukurannya yang besar. "Aku membuat ini bersama seorang kakek di sini."

"Wah besar sekali." Ibu melihat takjub.

"Iya, ini ikan hasil tangkapanku. Aku memancing di sini. Aku tidak tahu kalau memancing bisa semenyenangkan ini bu."

"Oh ya? Ibu yakin ini pasti pertama kalinya kau memancing, kan?"

"Iya," Jisten kembali menyalakan kamera depan sehingga wajahnya yang tengah menyugar surai terlihat. "Tadinya aku hanya ingin berjalan-jalan, pindah dari rumah terapung satu ke rumah terapung yang lain. Lalu takdir mempertemukanku dengan seorang kakek disini dan kami memancing bersama."

"Pasti beliau orang yang menyenangkan." ibu dapat menebaknya dari wajah Jisten yang sepertinya kagum pada sosok kakek yang ia ceritakan.

"Benar, bahkan aku belajar banyak makna memancing dari beliau. Aku tidak tahu bahwa memancing punya makna yang luas dan dalam." Jisten tersenyum.

"Syukurlah kau bertemu orang baik disana. Lain kali jika ibu ke Chuncheon, perkenalkan ibu padanya agar ibu bisa berterima kasih karena telah membuat putra ibu bahagia."

Jisten tertawa malu mendengarnya. Lalu mereka bertukar cerita selama beberapa menit tentang kegiatan sehari-hari hingga Jisten mengakhiri panggilan video tersebut setelah puas dengan obrolan bersama ibu hari ini.

Born Over HorizonWhere stories live. Discover now