Jeon Jungkwan - Part 04

12 5 0
                                    

Friends ridin' subway, I'll be in the airplane mode

The whole world rock on I made my own lotto

But maybe it's too fast, the traces I missed

Don't know what to do with, am I livin' this right?

Why am I the only one deceived by a different time and space?

°•°•°•°        °•°•°•°

Susu pagi ini rasanya sangat lezat, Jungkwan menjilati telunjuk dan ibu jarinya setelah mencelup roti panggang kedalam gelas dan melahapnya. Yum ... Lesung pipi samar terlihat. Ia bahkan menggoyangkan kaki. Memori tentang semalam masih berputar di benaknya sejak ia membuka mata.

"Jung ... nanti kau akan datang ke rumah sakit? perizinanmu sepertinya sudah diurus oleh asistenku," suara Jung Ho merusak lamunan Jungkwan.

"Terima kasih Appa."

"Jangan sampai kau salah, kesalahan sekecilpun bukanlah alasan. Kau paham?"

Begitulah Jeon Jung Ho yang selalu mendidik Jungkwan untuk teliti dalam hal apapun. Tidak ada kata 'maaf' dalam kamus pria itu sehingga Jungkwan tidak boleh salah langkah.

Bayangan menyenangkan sekejap menghilang, "Baik Appa, aku paham," Jungkwan mengangguk dengan patuh.

"Berangkatlah, terlalu banyak sarapan tidak baik untukmu," kata Ayahnya menyindir saat Jungkwan hendak mengambil satu lembar roti lagi.

Nafsu makan Jungkwan langsung luntur. Ia menghabiskan susu di gelas dan bergegas berangkat. Tidak lupa mengecup pipi Ibunya lebih dulu.

"Kau ini! Apa masalahmu jika Jungkwan makan banyak?" gerutu Ibu begitu ia fikir Jungkwan sudah tidak terlihat.

"Dia harus mencari makannya sendiri jadi untuk apa makan banyak dari uangku?"

Jungkwan memejamkan matanya sembari pergi meninggalkan rumah. Ia tahu bahwa Ayahnya tidak akan mendengarkan suara protes apalagi perempuan hanya memiliki sekian suara dirumah ini. Bagi kepala keluarga itu, semua rotasi kehidupan Jungkwan dan sang istri berada di dalam genggamannya. Jungkwan masuk kedalam mobil dan menghela nafas. Sebuah pesan masuk mengalihkan perhatian sembari ia menyetir mobil.

Foto makanan lezat dari Jee Eun membuat perut Jungkwan kembali kosong.

Jangan memancing, aku harus sampai kampus dalam lima belas menit - Jungkwan.

Untuk apa? kelas kita jam sepuluh nanti - Jee Eun.

Perpustakaan sudah buka jadi aku harus meminjam beberapa buku dan membacanya sebelum kelas. - Jungkwan.

Bukannya membalas, gadis itu mengirim foto selfie. Jungkwan hampir saja menginjak rem. Ada apa dengan rambut keriting menggemaskan milik Jee Eun, kenapa tidak ada lagi?

kemana rambutmu? - Jungkwan

Aku tidak botak, ini masih banyak. Kau buta? - Jee Eun

KAU APAKAN RAMBUTMU? - Jungkwan

Bagaimana mahasiswa terpintar ini begitu bodoh? ada teknologi bernama catokan untuk meluruskan rambut - Jee Eun.

I am on my way! - Jungkwan

Jungkwan melempar handphone ke kursi sebelah, ia tak lagi melihat balasan Jee Eun. Ia menginjak pedal gas dan melupakan judul-judul buku yang ia inginkan.

Born Over HorizonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang