Anh Yun Gi - Part 08

25 8 5
                                    

Selamat malam. Meski lelach tapi aku usahakan update sepulang kerja ya :)  Untuk kalian yang menunggu cerita ini. Yaudah, siapa yang semalem kena tipu? kasihan, hahahah

Jadi hari ini, mas Yun Gi ceritanya mau menyatakan perasaan, doain ya gais.....

Jadi hari ini, mas Yun Gi ceritanya mau menyatakan perasaan, doain ya gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yun Gi-shhi.... Aku sudah tiba di Yepocafe, maaf karena terlalu cepat. Yun Gi-shhi tidak perlu terburu-buru aku akan menunggu dengan santai disini."

Untuk pertama kalinya Yun Gi memakai parfum dengan aroma yang cukup menyengat. Pria itu dua kali menekan tuas ujung botol parfum itu diarea lekukan lengan dan dadanya. Dua detik mencondongkan wajahnya kearea Axila kemudian pria itu membuang muka hamper muntah saat mecium baunya sendiri.

Yun GI adalah tipikal orang yang menyukai wewangian lotion daripada parfum. Hidungnya terlalu sensitif, dia suka menghirup aroma parfum dari kejauhan, namun saat memakainya dia bisa mual seketika. Namun sore ini pria itu sudah bertekat akan menebarkan aroma mint dan cirus dari mulai ia masuk kedalam café, membuat siapapun yang dia lewati akan mabuk akan kesegaran aroma pria jantan yang akan menyatakan cinta.

Tak masalah Nae Ya-shhi, tak perlu cemas menunggu sebab pria yang kau kirimi pesan sudah tiba. Yun Gi begitu antusias sampai-sampai jam tiga sore pria itu sudah siap, padahal rencana bertemu jam setengah lima. Sempat mampir ke toko parfum dan—Ya membeli parfum yang baru saja membuatnya sedikit pusing.

Sebentar. Yun Gi mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil saat seklebat pikiran terlintas di benaknya. "Hemmm apa yang harus ak katakana nanti?"

"Nae Ya-shhi.. maukah kau menjadi kekasihku?"

Yun Gi terdiam, kedua alisnya hamper menyatu dengan hidung mengkerut dan unjuk gigi meratapi kegeliannya setelah melontarkan pertanyaan tersebut.

Pria itu mengusap wajahnya gusar, menegakkan tubuh lalu menatap pantulan dirinya di layar ponsel. "Aku menyukai mu? Kamu juga suka aku tidak?"

"Hemmmm bagaimana jika kita memiliki hubungan sepesial?"

"Ayo pacaran."

Tiga detik pria itu mematung. Disitu Yun Gi setuju dengan pendapat Sam. Dia memang payah soal urusan wanita. Memang tidak akan ada gunanya sekalipun Sam memberinya kondom untuk hadiah perpisahan. Nyatanya Yun Gi hendak mengungkapkan prasaanya saja tidak mengerti bagaimana caranya. Bibir Yun Gi tidak selancar memberi teguran atau mengeritik hasil projek yang buruk.

Akhirnya sepasang sneakers Yun Gi menapakkan diri di atas tanah. Menarik napas sebentar, menguatkan tekat dan membentuk kepercayaan diri yang tinggi, Yun Gi menyambar sebuah kotak berukuran 15 senti meter yang sudah dimasukan kedalam paper bag warna pink.

Presentasi pira yang mengenakan setelan jas casual warna cream dengan kaus putih polos sebagai inner itu menjadi pusat perhatian saat denting lonceng berbunyi sebab Yun Gi mendorong pintu masuk. Bahkan seorang pramuniaga tak cukup hanya memandangya setelah menyapa.

Born Over HorizonWhere stories live. Discover now