"Mama turut prihatin atas apa yang menimpamu. Lain kali lebih berhati-hatilah, Jill." Rosa memberikan perhatiannya pada Jillian.

"Hanya terkilir, Ma. Tidak ada hal yang serius." Ramah Jillian menjawabnya.

"Aku dengar kejadiannya saat di tangga, Jill?" Sahut Gabby.

"Ya, bukankah aku beruntung? Aku tidak bisa membayangkan jika sampai terjatuh dari tangga." Nada bicara yang keluar dari Jillian terdengar menyindir, di tambah dengan senyum palsu Jillian.

"Iya, kau beruntung." Gabby berucap dengan lamat-lamat.

Rosa mengusap punggung tangan Jillian. "Mama mengikuti akun media sosialmu. Di setiap fotomu, kau tidak pernah memakai pakaian pemberian kami. Kenapa, Jill? Kami sangat kecewa akan hal itu. Kau sekarang berubah." Ucap Rosa dengan wajah kecewa yang di buat-buat.

"Benar kata mama, Jill. Kau sekarang berubah, tidak menganggap kami lagi." Sahut Gabby, tidak lupa menampilkan raut kecewa seperti mamanya.

"Ah, itu...maafkan aku. Suamiku membelikanku banyak pakaian, aku harus menghargainya bukan? Kalian tidak perlu lagi membelikan pakaian untukku." Bohong Jillian membawa nama Liam dalam sandiwaranya. "Aku merasa nyaman dengan model pakaian yang aku kenakan sekarang." Jillian melirik mereka berdua dan menyeringai. "Pakaian dari kalian terlihat kuno, aku merasa tidak percaya diri jika memakaianya."

Rosa dan Gabby saling melirik, tidak percaya jika Jillian menghina pemberian dari mereka. Satu kesimpulan yang mereka dapatkan, Jillian sudah pintar dan tidak bisa di jadikan boneka lagi sekarang.

"Kau berkata apa, Jill? Kami membelikan pakaian untukmu secara tulus? Sangat di sayangkan jika kau tidak memakainya lagi." Acting Gabby, mencoba memanipulasi Jillian kembali.

"Jika begitu untuk kalian saja, bagaimana? Sebagian belum pernah aku gunakan." Ucap Jillian terlihat polos. Padahal pakaian yang mereka berikan sudah ia singkirkan, ia hanya membual untuk mendengar jawaban mereka.

"Ah...tidak perlu, aku dan mama membelikanmu, kenapa untuk kita?" Jawab Gabby tersenyum kaku. Mana mungkin ia memakai pakaian kampungan seperti itu.

"Sudah tidak apa, Gabby. Biarkan Jillian menghargai pemberian suaminya." Rosa memilih menyudahi pembahasan tersebut karena Jillian mungkin sudah menyadari rencananya dan Gabby. Rosa harus berpikir matang untuk mengalahkan anak tirinya tersebut.

"Jillian, aku kesini karena besok tidak bisa menjengukmu berbarengan dengan member Glam Society." Ujar Gabby.

"Tidak masalah, Gab. Apa kau ada acara besok?"

Rosa tersenyum menampilkan giginya. "Kami akan pergi ke luar kota beberapa hari."

"Berlibur?" Tanya Jillian.

"Ya. Kami ingin menghilangkan penat." Jawab Gabby dengan riang.

"Tidak tahu diri, baru kemarin pulang berlibur sekarang sudah ingin berlibur kembali! Apa kalian ingin menghabiskan uang papa!?" Ucap Jillian dalam hati.

"Benarkah? Bukankah beberapa hari kemarin kalian baru pulang berlibur?" Sindir Jillian.

Rosa tertawa. "Ya, papamu begitu memanjakan kita."

Second Life Changes EverythingWhere stories live. Discover now