Bab 78 : Mahkota di Kepala

106 12 0
                                    

Pertarungan sengit terjadi di depan istana klan Demon,
    
"Ahk...aku tidak ingin melakukan ini" lemas Gei terus mengeluarkan air matanya, itu satu-satunya cara agar Gei yg lain merasa semakin kuat.
     
Blarina sudah pingsan dan tidur di kasur, Xavier, Revan, Laskar, Louis beserta Sauna, Aksel, Xirenu dan Castor tengah membatu Gei melawan Yama yg sudah bertukar wujud menjadi Yama yg sesungguhnya
     
Tapi tidak dengan Caven , dia menunggui Gei sekaligus melindungi siapa tau ada yg tiba-tiba menyerang. Begitu juga dengan Victory bersama istrinya Ranguna dan Reiman juga Mr. Carius bersama Bevania.
    
"Ahkkkk...kenapa aku harus percaya kepada iblis itu" Gei terus menangis tanpa sebab,
    
"Sialan tidak bisakah aku berhenti menangis!" pekik Gei mengacak-acak rambutnya geram.
   
Mr. Carius tersenyum menahan tawanya, Gei yg satu ini sangat lucu dan menggemaskan.
    
"Astaga, apa yg kau lakukan?" Ranguna tersendak saat melihat seseorang duduk di sebelah nya. "Hey aku tidak bersemangat melawan iblis itu, kau saja sana" suruh nya menatap Gei
    
Gei menatap datar, "Kau tidak melihat aku berjuang di sini, hehh dasar raga sialan, kau benar-benar iblis yg tak berguna"
    
"Kalian berdua sama-sama bodoh"
    
"Gei lagi?" pekik Caven terbelalak saat ada Gei lain yg sudah duduk di sebuah kursi dengan nyaman.
    
"Ahk sudah ku duga, Ziulong pasti mengajarinya pemecah raga, lebih-lebih lagi dia punya darah dari tiga klan, itu artinya, dia dari klan Iblis, dia dari Klan Angel, dan dia dari klan Demon" ucap Mr. Carius geleng-geleng.
    
"Pak tua, kau salah menebak, si cengeng itu lah dari klan angel, dan aku dari klan Demon" jawab Gei yg sedari tadi begitu santai.
    
"Lalu kenapa kau begitu tenang?"
    
"Karna tidak ada yg bisa mengalahkan Gei ku" jawaban itu lagi-lagi membuat ruangan penuh dengan ketegangan, ada Gei yg lain lagi? dan kini dia sudah bergelayutan manja di lengan Gei si Demon.
    
"Guru mengajari ku membelah raga, bukan sesuai darah yg aku punya, tapi sesuai  klan yg ada di immortal World itu artinya kami ada tujuh" jawab Gei Iblis.
    
"Hehh...klan di immortal world ada enam, kenapa tujuh!"
    
"Karena harus ada Gei yg asli, dasar pak tua, semakin hari kau semakin pikun" Mr. Carius tersendak, "Lalu dimana Gei yg asli?"
    
"Wahhh...tampan nya!!"
   
"Bughh...!" tiba-tiba sosok Gei lain langsung memeluk Caven dengan erat, "Dia tampan sekali" puji Gei membuat wajah Caven memerah.
     
"Aku yakin bukan dia!" ucap Ranguna menunjuk Gei, "Hehh...vampire sialan" umpat Gei Demon dengan kesal. "Kau menyebut dia tampan, astaga kau sangat buta, apa aku perlu mencongkel wajah mu itu?"
    
Gei mendengus, "Bilang saja kau cemburu, bleee....!"
     
"Menjijikkan" Gei iblis bergidik ngeri, mereka ber empat tepat di satu ruangan, jelas yg membedakan mereka adalah jubah yg mereka kenakan, seperti Gei demon dengan jubah merah, Gei iblis menggunakan jubah ungu, Gei angel berjubah putih, Gei vampire berjubah hitam,
     
Dan yg kini tengah memeluk Caven adalah Gei vampire berjubah hitam.
    
"Dimana Gei yg asli?" tanya Victory penasaran, ke empat nya menatap satu sama lain, "Oh dia, dia sedang minum kopi bersama Gei Wolf" jawab Gei vampire dengan acuh masih sambil tersenyum manis ke arah Caven.
    
"Mi...minum kopi?"
    
"Lalu Gei Witch?" kini Mr. Carius yg bertanya, "Dia yg sedang melawan Yama bersama yg lain nya" sahut Gei Iblis santai.
    
"Huaaaaa.... " tiba-tiba Gei angel menangis keras, "Apa yg terjadi?" seru Bevania kaget
    
"Hggggrrp...!" Gei angel menyedot ingus nya, "Tidak ada aku lupa kenapa aku menangis" jawab nya datar
    
"Berhenti ber drama, cepat kalahkan Yama" perintah Gei Demon kesal
    
"Siapa kau berani memerintah kami, hanya Gei yg bisa memerintah, bukan kau, dasar sok" cibir Gei vampire
    
"Kau pikir siapa dirimu, jika Gei tau kau memeluk nya, maka dia akan membunuh mu"
    
"Hahhhh!" Gei vampire tersendak segera melepaskan pelukan nya dan menjauh dari Caven.
    
"Aku akan mengadu kenapa aku tidak di belikan ice cream" Gei angel kembali menangis dan pergi, "Astaga... aku baru tau kalau Gei memiliki sifat cengeng seperti dia" heran Gei demon geleng-geleng
    
"Sombong, jahat, manja, cengeng" pikir Mr. Carius berusaha menebak sifat mereka.
    
"Baiklah ayo kita pergi" Gei Demon segera memimpin, Gei iblis mengikuti, "Aku tidak mau ikut, si cengeng itu saja bisa mengalahkan Yama, kenapa harus semua yg turun tangan" Gei Vampire kini mendekat dan duduk di sebelah Blarina tertidur.
  
"Sngggg..!" sebuah pedang kini tiba beberapa centi di depan wajah Gei vampire.
    
"Kau ikut atau aku akan membunuh kau dan semua klan mu" bentak Gei Demon tegas membuat Gei vampire bergetar, "Iya.. baiklah" lemas nya.
   
"Aku akan memeriksa Gei ada dimana" ucap Caven yg di angguki oleh Victory.

   
Sementara di luar, satu jajaran penuh, mereka semua sama-sama berhenti sejenak, kedua pihak sama-sama di pukul mundur sejauh sepuluh meter.
    
"Dia, kenapa sangat kuat" lemas Revan
    
"Kalau dia lemah, sudah kalah dari tadi" jawab Gei iblis menepuk bahu Revan
    
"Kau benar, sekali" Gei vampire menepuk bahu Revan yg sebelah nya, "Entah mengapa aku merasa kalau kalian bukan Gei" lemas Revan
    
"Mengalah dia saja kalian tidak bisa" seru Gei Demon yg kini berdiri tepat di antara Laskar dan Louis
   
"Astaga, berapa Gei?"
    
"Seratus!" jawab Gei vampire tersenyum nakal.
   
"Se..seratus!, huaaaa... dia membeli ice cream seratus tapi tidak memberikan ku, aku akan mengadu" teriak Gei angel menangis
    
"Kalian semua jahat"
    
"Aishhh, bisakah aku membunuh mu lebih dulu sebelum membunuh Yama sialan itu!" geram Gei Iblis kesal.
    
"Kau akan membunuh ku? huaaaa... aku tidak mau, aku tidak mau mati, aku akan mengadu"
    
"Sana mengadu, kau membuat ku jengkel"
    
"Berisik" Gei witch menatap ke lima Gei itu dengan tatapan kesal, dia sudah kotor terkena darah mereka malah asik berdebat.
    
"Dimana Gei wolf?"
   
"Kau tau Gei sangat menyukai sifat santai nya itu hingga Gei wolf sangat di manjakan, mereka sedang minum kopi bersama"
   
"Hehhh cengeng"
    
"Huaaaa...dia memanggil ku cengeng, aku tidak mau"
     
Gei angel merenggut sambil menarik-narik tangan Gei demon. Gei Demon berdecak kesal, "Aku akan membelikan mu ice cream, tapi kau kalah kan dulu dia dan jangan lupa bawa kepalanya padaku" tunjuk Gei demon pada Yama yg masih berusaha beregenerasi.
     
Gei angel berbinar seketika, "Benarkah? baiklah aku akan menyelesaikan nya dalam waktu singkat"
     
Gei angel melesat, kekuatan elemen yg dia punya tetap sama seperti yg lain, tapi elemen terkuat nya adalah elemen solar.
    
"Aku sudah bilang si cengeng itu bisa mengalahkan nya" ucap Gei vampire lemas melihat betapa ganas nya Gei angel yg kini menyerang Yama secara membabi buta.
    
"Hanya butuh sedikit elemen kegelapan" suara Gei rendah muncul dari belakang.
    
"Gei wolf" seru Gei vampire menatap datar.
      
Gei wolf tanpa di perintah segera melesat, nereka berdua segera menyerang Yama hingga di pukul mundur.
    
"Dari pada aku hanya menonton pertarungan yg tidak berguna ini, baik aku kembali saja, melihat pangeran tampan ku lebih baik dari pada-"
    
"Sranggg..!" sebuah pedang api muncul satu centi di depan Gei vampire.
    
"Sudah aku katakan jangan mendekati nya, semua laki-laki itu sama, entah mengapa kau menyukai nya, dasar"
    
"Terserah ku, bilang saja kau cemburu"
    
"Shhhhhhh"
    
"Kalian berdua merebutkan pria menjengkelkan itu"
    
"Siapa bilang!" ketus Gei demon tegang, ekspresi nya nampak seperti seseorang yg kepergok mencuri
     
Gei iblis menatap datar, "Kalian sungguh menyedihkan, kau bersikap pura-pura angkuh, dan kau terlalu cerewet, si cengeng itu selalu menangis, Gei wolf selalu dingin dan keras kepada, dan terakhir kau- sok kuat" tujuk Gei iblis pada Yeza witch.   
    
"Srekkk...."
    
"Ini dia, aku sudah selesai, apa kau akan membelikan ku ice cream?" Gei angel tersenyum manis dengan wajah yg sudah bercampur darah hitam
     
Semua pakaian nya tak beraturan lagi, terlebih lagi sebuah kepala dengan mahkota hitam yg melekat pada kepala iblis itu. Semuanya tercengang bagaimana mungkin? Yama sudah kalah?
    
"Aku boleh pingsan tidak?" lemas Revan
  
"Kau curang, aku belum sempat mengeluarkan aura kegelapan tadi" protes Gei wolf
    
"Kau kelamaan, aku sudah selesai, dia sudah mati"
    
"Dimana ice cream ku?"
    
"Tidak ada" sahut Gei demon acuh
    
"Ti...tidak ada?" nafas Gei angel sesak, ingus nya naik turun, "Huaaaaaa....." tangis nya pecah, tubuh nya jatuh sambil bergerak-gerak menghentakkan kakinya ke segala arah.
    
"Ice cream?" Gei angel segera bangkit
     
Gei tersenyum tipis, "Rasa coklat" ucap Gei
    
"Aku dapat" Gei angel tersenyum berbinar, langsung melahap ice cream.
    
"Kami sudah membereskan nya" ucap Gei wolf tersenyum
   
"Cari muka" sinis Gei iblis
    
"Aku benar-benar malu" lemas Gei menjentikkan jari nya, lalu ke enam Gei itu segera menghilang,
   
"Uhuk..uhuk..!" Gei terbatuk mengeluarkan seteguk darah
    
"Astaga...kenapa sakit sekali"
    
"Gei, kau tidak apa-apa?" cemas Revan segera membantu menyalurkan energi nya
    
Gei mengangguk, "Aku rasa mereka bertarung menggunakan banyak elemen" gumam Gei
   
"Wow... itu lumayan" Gei meraih sebuah mahkota hitam yg sangat berbeda dengan mahkota milik Xavier, Revan atau Caven
    
"Jangan..." pekik Ziulong hendak menghentikan namun telat, Gei sudah lebih dulu meletakkan mahkota itu di kepalanya.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now