Bab 56 : Tidak Berguna

86 14 0
                                    

Gei terbangun tepat pukul lima pagi, dia akan ikut sarapan bersama anak-anak panti.
     
Karena ini hari minggu, mereka sebenarnya sudah berencana jauh-jauh hari untuk piknik di taman hari ini, dan juga mereka mengajak Gei, tapi sayang nya Gei tidak bisa, hingga setelah mereka pergi dengan angkutan umum, Gei juga pergi ke kantor polisi untuk segera pergi ke pemakaman bunda nya.
    
"Kenapa aku merasa kalau kalian semakin akrab?" ucap polisi ketua dengan tatapan aneh
    
"Sudah lah kau pasti paham, yg namanya gadis, pasti akan tertarik dengan nya" bisik polisi yg satunya.
    
"Yah aku berharap dia akan mencabut kasus nya karena letnan In" bisik polisi ketua terkekeh
    
"Aku rasa itu tidak akan terjadi" ucapan itu membuat keduanya tersentak, polisi lain muncul di belakang mereka.
    
"Aishhh..yg satu ini, sana pergi" usir polisi ketua dengan tatapan kesal.
     
Lagi-lagi polisi yg satu itu tersenyum, Gei dan juga Anthony menatap polisi itu dengan tatapan yg berbeda.
     
Gei menutup mata nya, dia tidak menemukan apapun, polisi muda itu adalah manusia biasa, tidak seperti Anthony.
    
"Baiklah, kita bisa berangkat sekarang" ke empat nya mulai keluar bersamaan menuju ke parkiran.
   
     
Beberapa lembar kertas sudah di periksa, ekspresi polisi ketua itu nampak rumit menatap ke arah Gei.
    
"Tidak ada makam disini" ucap nya
    
"Bagaimana bisa, apa aku harus berbohong untuk hal seperti ini?"
    
"Kau benar-benar tidak salah, atau mungkin tempat nya sama dengan ini" seru Anthony
    
"Aku yakin ini tempat nya" ucap Gei menatap rumah mewah di hadapan nya sekarang, mereka sudah berada di luar gerbang.
    
"Srettt...!" satu tarikan cepat membuat Gei terkejut saat seseorang menarik nya.
    
"Kenapa kau dekat dengan dia" ketus nya menatap Anthony dengan tatapan tajam.
    
Gei tersendak, "Caven?" pekik nya terbelalak.
    
"Aishhh...apa lagi ini" lemas keduanya
     
Anthony hanya menatap heran,
    
"Lepaskan" Gei menepis tangan Caven dengan kasar, "Kau pasti mengikuti ku"
    
"Yg jelas saja, kalau kau knp-knp, maka Revan akan-"
    
"Aku tidak butuh perlindungan mu, sana pergi," usir Gei melangkah menjauhi Caven.
     
Caven kelewat kesal, menarik Gei kembali, "Siapa dia, kenapa kau begitu dekat dengan nya" ketus nya dengan ekspresi marah.
    
"Hei..hei, drama apa lagi ini, kau tidak tau siapa kami? kami polisi, dengan Anthony, Roni dan ketua Gino, jangan macam-macam sekarang, kalau punya urusan asmara atau apapun, jangan sekarang, sebaiknya kau pulang saja sana" usir polisi Roni dengan tatapan datar.
    
"Shhh sialan" umpat Caven dalam hati, ingin segera merobek mulut orang itu namun berhenti saat di tahan oleh Gei.
    
"Kau tidak bisa menemukan siapa yg sudah membunuh bunda ku, jadi aku meminta bantuan mereka, karena aku lebih percaya mereka dari pada harus percaya padamu" ucap Gei lewat telepati.
     
Caven terbungkam
    
"Kami akan periksa ke sana, kau ajak dia untuk memeriksa ke bagian sana nanti" suruh Ketua Gino menepuk pundak Anthony
      
Anthony mengangguk, kedua polisi itu segera pergi untuk memeriksa ke arah pemakaman siapa tau memang Gei salah mengingat letak makam bunda nya.
    
"Siapa dia?" tanya Caven tidak suka
    
"Kau tidak perlu tau" Gei segera melangkah pergi lalu mengajak Anthony untuk berkeliling mencari letak dimana makam bunda nya.
   
"Gei..!" panggil Caven
     
Gei tak menyahut, mereka segera pergi sambil berbincang.
     
Caven masih diam saja, dia tidak bisa menghentikan Gei, tapi dia tidak suka kalau Gei dekat dengan pria itu.
          
                            *** 
     
Sama yg pernah Gei yakini, polisi tidak bisa di percaya, sudah dua hari penuh ini, tetap saja tidak ada informasi, Gei benar-benar putus asa.
    
"Kau benar-benar ingin tau siapa pelakunya?" pertanyaan itu membuat Gei terkejut sejenak,
    
"Ke..kenapa?" Gei terhenti, Anthony segera duduk di sebelah nya,
    
"Hari ini aku cuti" ucap nya dengan nada santai lalu menatap lurus ke depan. Gei hanya diam, kembali menunduk memikirkan bagaimana bisa membawa pelakunya hadapan ayah nya Elga, belum lagi bagai caranya dia akan mengambil tombak dewa Guana untuk membunuh seseorang.
    
"Lalu kenapa ke sini?" tanya Gei cukup heran kalau polisi yg satu ini akan datang ke panti malam-malam begini
    
"Untuk melihat mu"
    
"Hahh?" Gei mendelik
    
"Ehmm itu, maksud ku, aku ingin memastikan, kau baik-baik saja atau tidak, mungkin kau kecewa karena belum mendapatkan pelakunya, jujur saja ini akan sulit karena kasus ini sudah lama" tukas nya memperjelas.
    
"Ohh..!" Gei mengangguk
    
"Aku malu, ini akan semakin membuat mu tidak percaya kepada polisi lagi bukan?" Anthony tersenyum hambar.
     
Gei menunduk tak bisa menjawab, saat kembali lagi ke dunia manusia, entah mengapa dia menjadi Gei yg lemah seperti dulu, ingatan nya tentang kehidupan nya beberapa tahun lalu membuat nya rapuh.
    
"Kemana akan ku bawa Silva untuk menemui bunda" Gei semakin menunduk, segera menyeka air matanya yg mengalir begitu saja.
    
"Ahk, tidak maksud ku bukan begitu, aku akan berusaha lagi, tolong jangan menangis"
     
Gei menggeleng dengan posisi masih menunduk.
    
"Kalau makam bunda ku hilang, lalu kemana aku akan membawa saudara ku untuk melihat makam bunda, apa mungkin dia akan mengira kalau sebenarnya aku ini pembohong"
     
Anthony tertegun, entah keberanian dari mana tangan nya mulai naik dan mengusap rambut Gei perlahan.
    
"Kita akan mencari nya, ketua Gino juga sedang mencari siapa pemilik tanah itu dari sebelum-sebelumnya, mungkin kita akan mendapatkan informasi"   
     
Ponsel Anthony berbunyi, segera dia berdiri dan mengangkat telepon.
    
"Oh ya ketua" jawab nya
    
"Kau ada dimana sekarang, kami sudah mendapatkan data-data nya, sesuai pengakuan dari pemilik tanah pertama setelah waktu pemakaman, di sana memang benar tidak ada makam, tapi sebelum itu ada galian besar, sepertinya untuk memindahkan sebuah pohon besar dan di sekitar nya juga beberapa galian yg sebagian tidak tertutup, apa mungkin ada yg menggali makam itu dan memindahkan kan nya?"
     
Anthony terdiam menatap Gei yg masih menangis, "Aku akan tanyakan padanya, mungkin saja kerabat jauh nya?"
    
"Yah lebih cepat lebih baik"
      
Anthony segera menutup telepon, bergegas duduk di sebelah Gei.
    
"Apa kau memiliki keluarga jauh atau kerabat bunda mu yg dekat dengan kalian?" tanya Anthony
    
"Kenapa? apa sudah ada informasi?" tanya Gei mengusap air matanya dengan kasar.
     
Anthony mengangguk, "Yah, menurut pemilik tanah, ada galian besar di sana sebelum nya, mungkin saja galian sebuah pohon, dan juga di sekitarnya, ada galian yg tidak tertutup, kemungkinan makam bunda mu di pindah kan!"
     
Gei segera berdiri, beranjak masuk ke panti untuk mencari kepala panti asuhan.
     
Anthony juga mengikuti nya,
    
"Siapa?" tanya kepala panti menatap Anthony lekat
     
Anthony mengeluarkan kartu di dalam saku jaket nya, "Polisi?" pekik nya terkejut.
    
"Apa sebelum nya keluarga yg aku maksud datang kemari, mereka meninggal nomer telepon atau alamat?"
    
"Tidak"
    
"Astaga..aku bahkan tidak pernah melihat wajah mereka" batin Gei lemas.
    
"Ahk mungkin pengacara itu tau, karna mereka datang bersama pengacara untuk mencabut uang yg sudah di berikan kepada panti, tapi tidak bisa karena  tidak mendapatkan tandatangan mu"
    
"Pengacara?"
    
"Yah, dia meninggalkan kartu nama nya"
    
"Mana?" desak Gei, kepala panti segera membuka laci, dan mengambil kartu nama yg di maksud.
    
"Lionel- ahk aku tau ini, kita kesana sekarang" ajak Anthony
     
Gei mengangguk, setelah berpamitan segera pergi.
    
"Memang nya kau siapa, dan juga kau sudah salah bukan, kau tidak memberi tahu kami kalau bunda mu sudah meninggal, bahkan kau tidak bisa menjaga dengan baik hingga makam nya hilang begitu saja? kau ini manusia atau apa? kau bukan siapa-siapa tapi kau sudah berhasil membuat hubungan keluarga kami hancur"
     
Suara itu kembali menggema di pikiran Gei, seorang wanita yg sedikit mirip dengan bunda nya, membentak nya dan terus memarahi nya.
    
Gei tidak kuat, dia hanya bisa terus menangis, di dunia ini tidak ada yg bisa membelanya
    
"Jangan menangis, aku tau ini bukan salah mu" bujuk Anthony
    
"Hentikan saja, sudah tidak ada gunanya lagi, bunda sudah tenang di surga, aku benar-benar tidak berguna"
    
"Kau yakin? aku merasa harus melanjutkan kasus ini, untuk apa menggali makam bunda mu, dan lagi pula siapa yg melakukan nya dan untuk apa?"
    
"Aku benar-benar tidak berguna" Gei mengatakan nya seperti orang gila,
     
Anthony terpaksa menghentikan mobil nya, "Sudah lah, kau tidak salah, jangan menangis"
    
Gei seakan tidak mendengar, hanya terus menangis, rasanya tidak bisa menjaga seseorang, padahal orang itu sudah menjaga nya dengan baik selama 16 tahun.
    

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang