Bab 7 : Menjaga nya Dengan Baik

129 14 0
                                    

Gei tak pernah menyangka kalau dia bisa masuk ke istana se megah ini? ini benar-benar istana yg terlihat seperti di cerita dongeng, bahkan Gei masih mengira kalau dia tengah bermimpi sekarang.
     
Istana ini sudah di ambil alih kendali oleh raja penerus, Victory Valicarua dari nama belakang nya Gei sudah tau, pasti itu saudara tertua dari ibu nya.
     
Dia sangat baik dan ramah, terlihat dari wajah nya yg selalu cerah dan tersenyum kenapa setiap orang untuk menyapa. "Salam yang mulia" sapa Rina dengan tunduk hormat
     
Gei terdiam membeku, kenapa ibu nya harus membungkuk seperti itu
   
Keadaan aula keluarga hening, mengapa, tentu karena Gei, kenapa dia berani sekali tidak memberikan salam hormat pada raja.
    
"Woshh...!" dalam hitungan detik, seorang pemuda tampan kini hadir di hadapan nya.
   
"Kau siapa?" itu pertanyaan yg langsung keluar dari mulut nya.
    
"Revan, kembali ke tempat mu"
    
"Baik ayahanda" balas nya langsung patuh.
    
Gei masih menatap datar dan dingin, dia sudah mernegek bahkan sampai menangis di depan ibunya agar tidak di bawa kemari.
     
Dan sekarang dia sangat kesal, dia bisa melihat, pasti yg duduk di kursi besar itu adalah raja nya, dan di samping nya itu permaisurinya, dan di sebelah sana ada paman nya yg belum menikah, dia nampak santai sambil meminum teh, dan kedua orang tua di seberang adalah kakek dan nenek nya. Dan yg terakhir, seseorang yg duduk di sebelah paman nya, yg tadi muncul tiba-tiba di hadapan nya, itu pasti Revan.
    
"Sayang ayo sapa!" ujar Rina lembut
    
"Demi neptunus, aku melakukan ini demi ibu" ucap Gei segera menunduk seperti ibunya tadi
    
"Ibu? dia putri mu?" pekik pria di hadapan mereka dengan ekspresi terkejut.
     
Rina tersenyum, "Yah dia putri ku, yang mulia, namanya adalah Geinero Aurora" jawab Rina
    
"Woahhh...sepupu ku?" pekikan itu membuat semuanya sudah tau, pasti itu suara Revan.
    
"Mereka semua reflek berdiri, kecuali permaisuri yg nampak nya tidak terlalu memusingkan itu, tapi dia masih sangat santai dan tersenyum menyapa.
     
Gei terdiam malas, mengapa reaksi mereka begitu, ahk ya dia sudah tau, karena ibunya menjelaskan di perjalanan tadi, kalau semua anggota keluarga kecuali permaisuri dan Revan, sudah tau kalau dia adalah keturunan dari klan Angel dan Demon, yah terpatnya ayah nya sendiri Castor Vederick, yg tidak lain adalah raja yg memimpin klan Demon saat ini.
    
"Aku sepupu mu, Revan Valicarua, panggil aku apa saja, terserah mu" lagi-lagi Gei harus terkejut kenapa anak ini tiba-tiba muncul di hadapan nya.
     
Kali ini lebih dekat, jadi Gei harus mendongkak karena Revan itu sangat tinggi.
    
"Sayang ayo" tegur Rina
     
Dengan malas Gei menyahut salaman dari sepupu nya ini.
    
"Kau sangat cantik" puji Victory dengan senyuman hangat, "Kenapa kau datang lama sekali, kami sudah menunggumu dari dulu" sambung sosok pria sepuh yg datang dengan tongkat nya.
     
Catna Horik, itu nama nenek nya, sementara Dannil Valicarua, nama kakek nya, dan pria itu, yg masih terlihat santai, dia biasa di panggil uncle Reiman.
   
Gei akui, keluarga ini sangat harmonis, tapi Gei masih marah dia kelihatan nya tidak suka dengan keluarga ini, yg sudah mencampakkan ibu nya.
    
"Kau tidak menyapa paman mu?" ucap Rina melirik seseorang yg masih duduk santai di kursinya.
    
"Aku tidak suka orang yg minum kopi pahit" ucap Gei sinis
    
"Uhuk...uhuk..!" Reiman terbatuk
    
"Ini teh" ucap nya mengelak, karena sudah mendapatkan tatapan tajam dari kedua orang tuanya. Dia sudah di larang minum kopi karena kopi jenis itu bisa merusak tubuh.
    
"Pembohong, sengaja setelah mengaduk kopi, setelah nya memindahkan nya ke gelas lain, dan menyisakan bubuk halus pada bagian bawah, itu akan terlihat seperti teh, tapi itu sebenarnya kopi pahit, semacam coffee yg di campuran dengan susu sedikit" Gei mulai berbicara banyak dan megingat-ingat kopi kesukaan ayah nya Klaren.
   
"Bagaimana kau tau?"
    
"Jadi kau tidak mengindahkan larangan ayah untuk tidak meminum kopi lagi?" ucap Victory dengan wajah dingin
     
Reiman terperanjat, wajah nya kaku dan pucat.
    
"Bagaimana kau tau?" tanya Revan
    
"Kau bisa menambahkan sedikit jahe, itu lebih bergunda dari pada meminum kopi pahit yg tidak ada faedah nya" lanjut Gei datar.
    
"Gei" tegur Rina agar Gei segera diam karena dia sudah banyak berbicara.
     
Gei melirik ke kanan kiri, istana ini memiliki lampu yg indah, tapi sepertinya mereka salah meletakkan cermin di sana. "Jika cahaya matahari memantul dari cermin itu dan mengenai dinding di sana, bisa di pastikan 100 tahun lagi dinding itu akan roboh karena perlahan akan terkikis dan bertukar menjadi abu"
    
"Jika di geser 90° kemari, maka itu akan salah juga, akan mengenai gorden disana, akibat nya akan terbakar, ada baiknya tidak perlu ada cermin disini, sangat menganggu pemandangan" ucap Gei menunjuk kesana kemari, lalu mulai melipat tangan di depan dada.
     
Semuanya terdiam melongo, Rina sudah was-was karena sejak kemarin memang Gei banyak bicara dan memerintah kesana kemari.
     
Raja dengan pakaian yg sangat norak itu tersenyum aneh, dia seperti menemukan kejeniusan baru di dalam Gei
    
"Apa kau tau guna cermin itu di malam hari?" tanya Victory dengan ekspresi santai
     
Gei bedehem, "Yah tentu, itu akan menambah kesan terang dari lampu, tapi tata letak nya salah, jika ingin semakin terang, letakkan saja dua pantulan cermin akan menghasilkan cahaya yg ternah di malam hari, dan jika ingin berhemat di malam hari, gunakan saja cahaya bulan" jawab Gei santai.
    
Raja kehabisan kata, dia bingung harus menjawab apa lagi.
    
"Apa kau punya solusi agar di dalam istana ini tidak terasa panas, saat uaca cerah seperti sekarang ini?" tanya Victory merubah topik
    
"Itu sangat mudah, hehh... Jadi ternyata itu dia yg dari tadi mengganjal, itu karena warna gorden nya terlalu mencolok, coba dengan warna kelam. Di tambah dengan tanaman hias di dalam rumah seperti tanaman yg tidak berbunga atau berbuah, itu akan menurunkan suhu panas"
    
"Gei sudah sstt" Rina menyuruh Gei agar diam
     
Gei mendesah malas, "Aku ingin ke kamar mandi" ucap Gei berlalu pergi keluar.
    
"Ehhh sayang, tunggu memang nya kamu tau di mana?"
    
"Kamar mandi tidak pernah berada di depan ruang utama bu, harusnya di belakang" jawab Gei tanpa menoleh.
    
"Ehmm maaf dia memang seperti itu, maafkan saya yg mulia" ucap Rina menunduk.
    
"Tidak apa, justru aku penasaran dengan putri mu, dia tau banyak hal ternyata" ucap Victory santai
        
Rina hanya tersenyum hambar, "Apa elemen nya ibu?" tanya Revan penasaran
     
Yah begitu dia lebih nyaman memanggil Rina dengan sebutan ibu,
    
"Dia pengendali elemen air"
    
"Wah mungkin itu akan bagus jika bekerja sama dengan elemen angin sepertiku" ujar nya bersemangat
  
"Yah tapi kau mungkin bisa berbicara dulu dengan nya"
    
"Dia sepertinya tidak menyukai ku ibu"
    
"Tidak, tidak begitu dia hanya belum biasa, kau bisa mengobrol dengan nya, sekilas tentang Academy, mungkin dia akan suka"
    
"Benarkah, kalau begitu aku akan pergi" Revan melesat segera pergi meninggalkan aula keluarga.
  
Hening sesaat, "Sebenarnya ada apa dengan putri mu?" tanya Catna sang ibunda dari mereka.
     
Rina menunduk lalu tersenyum simpul, "Dia sangat pintar ibunda, dan dia sangat suka berbagi ilmu, tapi dengan cara yg sedikit tidak enak seperti tadi" balas Rina ragu-ragu
    
"Sudah lama dia tidak tinggal bersamamu, apa dia di jaga dengan baik oleh teman mu itu?" tanya Dannil
    
"Iya ayahanda"
    
"Setelah kau sudah mengenali nya di usia seperti ini, menurut mu, bagaimana sifat nya? kau bisa memberitahu kami bukan?" sela Victory
     
Rina mengangguk, "Dia anak yg penurut, dia pintar dan juga baik, dan dia sedikit nakal, tapi aku tidak tau nakal nya baik atau bukan, dia kadang tiba-tiba menjadi pendiam dan menyeramkan, dia tidak suka di ganggu kalau sedang sendiri, dia juga kadang menjadi manja dan cerewet, intinya aku menyimpulkan kalau Gei bisa membuat dirinya menjadi sikap apapun, termasuk jahat"
    
"Jahat yg bagaimana maksud mu?" potong Dannil
    
"Setelah aku menceritakan tentang ayah nya, dia langsung membenci mereka, dan dia pun sebenarnya tidak mau ke sini karena tidak ingin melihat kalian"
     
Semuanya terdiam, "Maksud mu dia juga membenci kami?" ucap Reiman yg baru membuka suara
     
Rina menggelengkan kepalanya cepat, "Dia tidak suka melihat aku tinggal di gubuk tua sedangkan kalian hidup di istana, katanya itu tidak adil, aku harus merasakan kemewahan juga, baru dia akan memaafkan kalian, begitu katanya"
    
"Kau sendiri yg membuat putri mu membenci kami, kau yg tak mau tinggal di sini" cibir Reiman
    
"Yah, maafkan aku, tapi yasudah lah nanti dia pasti mengerti"
    
"Dia sudah tau siapa ayah nya?"
    
"Sudah"
    
"Lalu apa reaksi nya saat mendengar nama ayah nya itu?" tanya Dannil penasaran.
   
"Datar, tidak tidak menunjukkan reaksi apapun, sepertinya dia tidak peduli"
    
"Dia tidak ingin melihat langsung ayah nya?" Reiman bertanya dengan ekspresi penasaran juga. Rina menggelengkan kepalanya dengan tawa hambar.  "Mendengarkan nama nya saja dia tak sudi, apalagi melihat wajah nya" balas Rinda di akhiri dengan ekspresi sendu.
    
"Nanti aku akan coba bicara lagi, dia sebenarnya baik hati dan penurut, dia tidak akan melakukan macam-macam" ucap Rina yg di angguki mereka.
    
"Apa dia juga akan satu Academy dengan Revan, mungkin dengan begitu Revan bisa menjaga nya" ucap permaisuri yg tadi hanya diam kini membuka suara.
     
Victory mengangguk setuju,  Rina tersenyum kecil, "Memang dia akan disana" batin Rina.

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang