Bab 23 : Hanya Lewat saja

103 13 0
                                    

Gei masih diam, kali ini tidak ada niat untuk nya menulis semua penjelasan dari Mr. Veru, tapi setidaknya semua yg di jelaskan itu sudah terkunci di dalam otak nya.
  
"Baiklah kita langsung ke praktek saja, dan jika kalian paham dengan yg saya jelas kan, pasti akan mudah bagi kalian melakukan nya"
    
"Untuk waktu, masih lama lagi, jadi aku akan menyuruh kalian untuk berpasang-pasangan dengan kelas lain, untuk maju ke depan dan menunjukkan skill memanah kalian masing-masing"
    
"Maka dari itu, entah itu dari kelas A khusus dan D biasa, jika pasangan nya tidak mendapatkan poin, kalian wajib membantu nya"
     
Semuanya mengangguk paham
    
"Untuk pasangan yg pertama, silahkan pangeran Caven dan nona Helyra" suruh Mr. Veru
     
Keduanya segera bangkit, berdiri di tempat yg di minta.
    
"Lingkaran di sana, ada beberapa bagian, bagian paling tengah skor nya 10, setelah nya 9, begitu seterus nya hingga skor terakhir adalah 6, jika membidik di bagian warna putih, maka skor nya 0, mengerti?"
     
Keduanya mengangguk, Hely mendapatkan kesempatan pertama untuk membidik.
    
"Tunggu sebentar, skor minimal nya adalah 8, jika di bawah itu, maka pasangan nya akan menambahi, jika ada pasangan yg berhasil mendapatkan skor paling tinggi, maka mereka akan mendapatkan nilai tambahan"
   
"Silahkan nona Helyra" seru Mr. Veru segera mundur.
    
Hely sedikit gugup, mulai memperagakan tangan nya untuk membidik dengan busur dan anak panah.
    
Jujur saja dia tak ada pengalaman untuk memanah.
   
"Tak..!"
   
"Kau terlalu terburu-buru nona" Mr. Veru tersenyum kecil karena anak panah itu malah nyasar ke bagian putih.
    
Mira menahan tawanya karena Hely gagal total
    
Caven yg terlihat hanya diam dari tadi mulai membidik di sasaran yg sama.
    
"Tak..!"
    
"Sembilan, sangat bagus" semuanya bertepuk tangan, kecuali Gei dan Revan.
     
Caven membidik sekali lagi, tentu dia harus memperbaiki skor milik Hely,
    
"Tak...!"  masih di posisi yg sama, Hely juga mendapatkan skor sembilan, Hely tersenyum girang. Dia kira pangeran itu akan sengaja membidik angka delapan agar nilai nya lebih rendah.
   
"Selanjutnya, pangeran Laskar dan nona Bery"
     
Caven dan Hely kembali duduk, di gantikan dengan yg lain, "Sepertinya karena kelas A khusus tidak banyak, jadi beberapa nanti pasangan nya akan tetap satu kelas" sambung Mr. Veru yg hanya di agguki oleh mereka.
    
Seterusnya nya berlanjut, Mira mendapatkan skor 6 pertama-tama, dan Revan memberikan nya nilai tambahan, hingga menjadi 8.
    
"Pangeran Xavier dan nona Aurora"
     
Gei melirik keduanya sekilas, dia sudah tau, kalau mereka berdua saudara tiri, entah bagaimana ceritanya kalau Xavier tau, tapi jelas Revan tidak akan membiarkan itu dengan mudah.
     
Xavier meminta agar kesempatan pertama dia yg melakukan nya, dia mendapatkan skor sempurna, yah sepuluh bahkan tepat di tengah-tengah nya.
    
Ekspresi Gei melihat nya hanya datar.
   
"Kenapa lama sekali?" tanya Mr. Veru yg melihat Gei hanya diam membidik namun tak ingin melepaskan anak panah nya.
    
"Apa anak panah ini terbuat dari kayu yg mudah patah?" tanya Gei tanpa merubah posisi nya.
   
"Itu berbahan sedang, tidak terlalu kuat dan tidak terlalu rapuh" jawab Mr. Veru.
    
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" bahas Mr. Veru penasaran, Gei yg masih membidik perlahan mulai memutar anak panah nya agar tepat seperti yg dia ingin kan.
   
"Jika dia sudah mendapatkan skor sempurna, lalu aku harus membidik ke arah mana lagi"
    
"Kau harus memperhatikan ke sekitar mu, jika itu masih kawasan aman, kau bisa membidik di tempat lain" santai Mr. Veru semakin penasaran saja dengan sosok Gei.
    
Gei tersenyum miring, "Tapi aku di takdirkan untuk menjadi pemenang, jadi aku harus mendapatkan skor sempurna juga" usai mengatakan itu, Gei melepaskan anak panah nya.
  
"Sakkk....!"
   
"Tak........!"
    
Semuanya melongo, baru saja anak panah milik Gei membelah anak panah Xavier dengan begitu dia juga mendapatkan nilai sempurna.
   
Xavier mengerjab cepat, dia tak percaya.   
     
Lagi-lagi Revan mendengarkan kalimat itu, apa itu yg menjadi jati diri Gei, bahwa dia memang di takdir kan menjadi pemenang.
     
Suara riuh tepuk tangan terdengar, kata-kata pujian yg terlontar namun ekspresi Gei tetap saja datar.
   
"Sangat-sangat sempurna" puji Mr. Veru dengan senyuman cerah.
    
"Aku ingin bertanya, apa yg kau maksud dengan kata yg kau sebutkan tadi, kalau kau di takdir kan untuk menjadi pemenang?" Mr. Veru nampak ingin tau.
     
Gei menatap nya sekilas, lalu menatap semua orang, "Entah lah tapi aku pikir, kata-kata itu harus untuk ku, bukan untuk orang lain" jawab Gei datar.
    
"Baiklah, silahkan duduk, selanjut nya"
     
Semuanya berjalan dengan lancar, hingga semua murid bisa maju dan mendapatkan skor yg di ingin kan, yah waktu nilai tertinggi di dapan oleh pasangan Gei dan Xavier.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now