Bab 19 : Menyebalkan

97 13 0
                                    

Sebenarnya Gei ragu, tapi apakah ini benar rumah seseorang yg dia kenali, apalagi alamat nya memang benar-benar tepat, dan entah lah di dalam garasi itu ada mobil atau tidak.
     
Harus nya pemilik mobil itu, ada di sini sebagai daftar nomer plat  mobil yg Gei ketahui.
   
"Ting nong...!" suara bell berbunyi, Gei menunggu
     
Yah menunggu beberapa menit lalu kemudian kembali lagi menekan tombol di sebelah pintu.
    
"Siapa sih ganggu tidur aja" seseorang sudah berdiri dengan penampilan acak-acakan, nampak nya dia baru bangun.
    
"Lho Ge...Gei?" 
     
Gei terdiam sesaat, "Ini benar alamat nya?" tanya Gei menunjukkan layar ponsel nya,
     
Lelaki itu diam sejenak, lalu membaca, setelah itu mengangguk dengan perasaan bingung,
    
"Aku boleh lihat mobil kalian" tanya Gei menunjuk ke arah garasi yg masih tertutup rapat.
    
"Mobil? untuk apa?"
   
"Hanya memastikan, cepatlah Vin" pinta Gei tidak tahan melihat anak yg ternyata bernama Calvin itu masih diam memandangi nya.
    
"Ahk iya....iya...sebentar" Calvin segera bergegas untuk membuka garasi
    
Gei masih diam, dia baru sadar kalau Calvin ada di sini sekarang, itu artinya dia tidak sekolah.
    
"Srekkk..!" dalam satu kali tarikan, Gei berhasil membuka penutup mobil dan jelas terlihat nomer plat mobil disana. Tepat nya sama persis.
   
"Bisa bawa mobil?" tanya Gei
    
"Siapa? aku..tentu tidak" jawab Calvin menggelengkan kepalanya
   
"Lalu siapa yg membawa mobil ini setiap hari?"
    
"Ayah atau ibu ku? tapi tunggu dulu, sebenarnya ada apa bertanya seperti ini?" Calvin semakin heran saja di buat Gei.
   
"Dimana ayah dan ibu mu?"
    
"Sudah pergi kerja" singkat jawaban Calvin membuat ekspresi Gei berubah menjadi kesal, dia sudah mengumpat di dalam hati agar orang yg menabrak bunda nya juga tertabrak di jalan raya, agar semuanya impas.
  
Gei terduduk lemas, dia sebenarnya ini tau, apakah saat menyetir di jalan itu, dia melihat seorang anak kecil di sana, bisa jadi anak itu tidak ada, atau makhluk tak kasat mata yg tertangkap oleh kamera, dan saat itu bunda nya juga mungkin melihat nya.
     
Atau kemungkinan kedua, anak itu bukan lah manusia biasa, dia mungkin penghuni immortal world, yg menggunakan kekuatan nya untuk mengelabui bunda nya.
     
Kesimpulan untuk kemungkinan kedua, maka dia adalah suruhan seseorang yg membenci bunda nya.
    
"Sebenarnya ada apa?" tanya Calvin ikut duduk di sebelah Gei
    
"Kau mungkin tau sedikit, atau jika kau benar-benar tau, apa kau akan menjelaskan nya padaku?" tanya Gei menatap Calvin dalam
    
"Yah tentu kenapa tidak"
    
"Mobil ini sudah menabrak bunda ku hingga sekarang koma di rumah sakit"
    
"Apaaaa?" Calvin memekik, terlonjak hingga membuat nya berdiri.
    
"Tidak mungkin" ucap nya tak yakin
    
"Aku tidak akan datang kesini kalau tidak ada bukti, jika saat saat itu mobil ini tidak pergi dan membawa bunda ku ke rumah sakit, aku mungkin bisa memaklumi, tapi mengapa dia harus pergi meninggalkan bunda ku, mungkin dia akan selamat jika cepat-cepat di bawa ke rumah sakit" lirih Gei
    
"Aku...aku...minta maaf, tapi aku benar-benar tidak tau"
    
"Kenapa kau minta maaf, bukan kah tadi kau yg mengatakan kalau itu tidak mungkin, apa kau baru sadar sesuatu hingga membuat mu percaya, atau kau menyembunyikan sesuatu" ucapan Gei yg cepat sukses membuat Calvin mematung.
    
"Kau bukan manusia biasa benar?" pertanyaan terakhir membuat Calvin cengo, matanya terbelalak.
     
Gei menunjukkan senyuman miring, beruntung dia di ajari oleh ibunya untuk menyembunyikan aura nya, hingga tak ada yg tau kalau Gei itu penghuni immortal world, tapi Calvin mungkin saat bangun tidur dia lupa memasang pertahanan.
    
"Heii apa maksud mu?" ucap Calvin tersenyum kikuk
    
"Mengapa warna bola matamu berubah tiba-tiba saat aku bertanya seperti itu?"
     
Calvin semakin terciduk, "Merah cerah...!" gumam Gei
     
Calvin segera mengatur nafas nya untuk mengembalikan warna bola mata itu, namun tidak berhasil, dia sangat gugup,
    
"Aku pernah membaca legenda immortal world, dan aku sekarang sedang menyelidiki nya, sudah beberapa bukti ku dapat kan, dan sekarang aku melihat dengan mata kepala ku sendiri? aku tidak percaya ini?" Gei tersenyum sinis.
    
Calvin menggelengkan kepalanya cepat, "Kau bercanda, aku hanya menggunakan softlens"    
    
"Oh ya, tadi aku melihat warna hitam"
    
"Ti..tidak mungkin kau salah lihat"
    
"Menurut yg aku baca, kemungkinan nya ada dua, kau pengendali elemen Api? atau kau seorang Vampire"
    
"Haahha...kalau bercanda kau terlihat sangat lucu" Calvin tertawa sambil berjalan membelakangi Gei
   
Gei segera bangkit, apa mungkin mereka yg di maksud sebagi penghianat oleh Revan, jadi Caven datang kemari untuk mencari nya.
    
"Vampire" batin Gei dengan pikiran gusar, jika benar dia vampire, maka habis lah Gei kali ini.
    
"Apa itu terlihat seperti candaan"
    
"Srekkk...bughhh" Gei di tarik hingga kini punggung nya terbentur dengan dinding garasi, dengan tangan kanan nya yg di cekal oleh Calvin yg berdiri beberapa centi di hadapan nya.
  
"Kalau benar kau mau apa?" tanya Calvin tersenyum miring.
     
Gei menahan dirinya untuk tidak marah, jadi dia mencoba untuk bersikap santai, "Maka hal yg di alami bunda ku pasti berkaitan dengan kalian, jujur saja jika memanggil polisi kalian pasti sudah membunuh polisi itu" sinis Gei
    
"Lalu kau tidak takut jika aku membunuh mu?"
    
"Aku tidak akan mati dengan mudah"
    
"Aku hanya ingin bertanya, apa keluarga kalian memiliki dendam pribadi dengan bunda ku hingga melakukan itu"
  
"Aku tidak mengenal bunda mu" bentak Calvin
    
"Mungkin ayah dan ibu mu mengenalnya, bagaimana dengan itu?"
         
"Kau juga penghuni immortal world?" tanya Calvin menatap kedua pupil Gei dengan tatapan menusuk
    
"Kalau iya bagaimana?"
    
"Ckkk...jangan menipu ku, manusia lemah seperti mu tak akan bisa hidup di immortal world" sindir Calvin
    
"Oh ya, aku tidak peduli, lepaskan tangan ku" geram Gei
     
Calvin tersenyum merekah, "Kenapa tidak melepaskan nya sendiri, bukan kah kau juga memiliki kekuatan elemen"
   
Gei geram sekali ini menendang wajah pria ini tapi dia tidak mau salah mengambil langkah.
    
"Bunda mu sudah sekarat, mungkin sebentar lagi akan meninggal, kenapa kau tidak hidup bersama ku saja, aku bisa membawa mu ke immortal world kalau kau mau" bisik Calvin tersenyum cerah.
     
Gei yg mendengarkan ingin sekali menghantam tubuh Calvin, "Aku tidak sudi, lepaskan"
    
"Kau tak akan bisa, kau sangat berguna untukku, karna darah mu sangat harum dan manis" Calvin mendekat, sambil menghirup aroma harum dari leher Gei, gadis yg rambut nya di kuncir rapih itu membuat Calvin mudah untuk mendekati leher
Gei yg bersih.
     
Gei bergidik, saat hidung bahkan bibir Calvin sudah menyapu leher jenjang nya, dia bisa merasakan nafas Calvin yg memburu di bagian leher nya.
    
"Hmmmmff...aku tidak tahan lagi"
    
"Snggg..!"
  
    
"Brukk...!" Gei mendorong tubuh Calvin dengan sekuat tenaga, lelaki itu sudah berubah menjadi Vampire seutuh nya, dia terlihat seperti Caven.
    
"Jangan membuat ku marah" geram Calvin kembali menahan tangan Gei yg hendak kabur dari garasi.
    
"Tidak...kenapa aku tidak memikirkan ini dari tadi, aku tidak bisa menunjukkan diriku yg sebenarnya, kalau tidak dia akan memanggil kawanan nya, bagaimana ini" Gei mengumpat dalam hati, dia tidak tau kalau akan seperti ini akhirnya.
   
Kalau saja penghuni rumah ini manusia biasa, mungkin Gei bisa mengancam mereka dengan kekuatan elemen nya, tapi sekarang terbalik.
     
Kekuatan Calvin di luar dugaan nya, bagaimana mungkin dia bisa melawan Calvin yg sudah melatih dirinya beberapa tahun, sementara dia masih hitungan beberapa hari.
   
Meskipun dia berbeda dan memiliki semua elemen tapi dia masih belum bisa mengendalikan semuanya.
  
"Lepaskan aku" Gei mencoba untuk meronta namun kekuatan nya tidak sebanding dengan Calvin
    
"Kenapa buru-buru sekali, aku hanya ingin mencicip darah mu, sedikit saja"
    
"Tidak akan pernah" bentak Gei
    
"Ayolah, hanya sedikit saja, kau masih akan hidup" bujuk Calvin
        
"Revan kau dimana, aku butuh bantuan mu" batin Gei dengan wajah pucat,
    
"Tidak perlu melawan agar kau tidak merasakan kesakitan-"
        
"Boommm..!" satu hentakan keras membuat tubuh Calvin melayang dan mendarat di dinding garasi.
     
Gei melongo sejenak, "Kau tidak apa-apa, ehhh? Gei?" pekik nya terkejut dengan wajah terbelalak
    
"Pangeran Caven?" Gei membatu seketika.
    
"Sialan kau, kau tidak berguna" teriak Caven membentak ke arah Calvin
    
"Pa..pangeran, mengenal dia?" ucap Calvin dengan nada terbata, dia berusaha bangkit dan bersujud di hadapan Caven
     
Gei sekali lagi terdiam, tangan nya masih di genggam oleh Caven.
  
"Lepaskan" gertak Gei menepis tangan Caven, "Kau atasan nya dia?" tanya Gei tak percaya.
    
"Tunggu, tidak, aku bisa jelaskan"
   
"Apa yg kau akan jelaskan, apa kau juga akan memberi tahu kalau kau terlibat dalam mencelakai bunda ku?"
    
"Apa maksud mu?" pekik Caven tak mengerti.
    
"Karna kau ada disini" Gei tersenyum miring, kedua pupil nya berubah menjadi biru.
    
"Boomm..!" tendangan Gei mendarat di wajah Calvin membuat nya kembali terbentur dengan dinding garasi, Caven terdiam sesaat.
    
"Menyebalkan" ketus Gei lalu pergi meninggalkan keduanya yg masih di dalam garasi.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now