Bab 32 : Baik & Penurut

101 12 1
                                    

Gei sudah terbaring di atas kasur empuk berwarna putih, dia di temani oleh Mira dan Hely.
     
Sementara Fara, dia masih harus mengikuti turnamen selanjutnya, karena turnamen akhir ini hanyalah sebuah hiburan semata.
    
"Bagaimana keadaan mu?" tanya Victory yg baru saja masuk bersama Ranguna beserta Dannil dan juga Catna. Satu keluarga itu hadir untuk melihat keadaan Gei.
    
"Menakjubkan" puji Reiman tersenyum mengancungkan dua jempol nya
    
"Hehhh bicara apa kau" sinis Catna menepuk lengan Reiman dengan tatapan emosi, masih bisa nya putra nakal nya itu tersenyum
    
"Aku sudah merasa baikan" jawab Gei
    
"Kau harus istirahat dulu" seru Ranguna karena melihat Gei sudah duduk selesehan di atas kasur sambil bermain kertas yg dia lipat menjadi pesawat terbang.
     
Mira tersenyum kecut, terbuat dari apa Gei ini, apa dia tahan banting, karena sudah bersikap tidak sopan di depan raja, lihat lah anak yg satu ini malah tidak menyapa raja dengan sopan.
     
Hely hanya bisa menunduk, mungkin Gei sudah mati rasa.
    
"Ibunda belikan aku ice cream" ucap Gei tersenyum manis
     
Ucapan Gei sontak membuat Mira dan Hely terbelalak, Victory saja terkejut kenapa anak ini tiba-tiba berubah menjadi anak kecil yg kelebihan kasih sayang, sementara Gei mengatakan itu hanya untuk memancing emosi seseorang di belakang sana. Dannil dan Catna saling menatap satu sama lain, apa mungkin otak anak ini geser setelah sadar dari pingsan nya tadi?
    
"Jangan panggil ibunda lagi, aku tidak setuju" kesal Revan dengan ekspresi kusut.
    
"Ibunda aku mau yg rasa coklat, boleh kan ayahanda" lanjut Gei memasang wajah imut.
     
Ekspresi Revan semakin buruk, Louis di belakang nya yg tengah memegang kotak ice cream hanya diam tak yakin dengan apa yg dia lihat.
    
"Kau..kau memanggil Ayahanda?" geram Revan benar-benar emosi.
    
"Nanti ayahanda belikan" jawab Victory mengusap rambut Gei dengan senyuman manis.
     
Victory tertawa dalam hati, dia tau Gei pasti ingin membuat putra nya marah.
    
"Ka..kau..!" Revan melesat
     
Gei buru-buru kabur dan bersembunyi di belakang tubuh Victory
    
"Kau sudah kelewat gila" geram nya
    
"Ayahanda lihat lah, dia marah aku masih sakit dia ingin membunuh ku" rengek Gei
    
"Pangeran Revan, kau bisa tenang dan keluar, kau akan mengganggu istirahat Gei" suruh Victory dengan nada tegas.
  
Gei menahan tawa nya, melihat ekspresi Revan yg sudah kalang kabut, seperti dia akan di hempaskan oleh ayah nya sendiri karena seorang gadis gila itu?
    
"Pangeran sudahlah" tegur Ranguna
    
"Ibunda dia-"
    
"Jangan mencoba membantah, sudah diam lah, Gei sedang sakit, kau harus nya menghibur nya bukan malah ingin menyakiti nya" potong Ranguna
   
"Kalian sudah di hasut oleh beruang kutub itu, ahk bukan dia sudah berubah menjadi king cobra" kesal Revan
    
"Kau lebih licik dari ular medusa dan anaconda" geram Revan, usai mengatakan itu Revan segera pergi sambil menghentak kan kakinya dengan kesal.
    
"Bruk..!" pintu tertutup kasar
    
"Pfftttt hahahhha...!" tawa Gei meledak, "Rasakan" umpat nya tertawa gelak, dia sudah berhasil membalas Revan.
     
Victory ikut tertawa, sementara Ranguna hanya geleng-geleng lemas melihat keduanya, "Sudah, kau istirahat dulu, jangan menjahili nya lagi" terang Victory
    
"Baik ayahanda" jawab Gei cekikikan.
    
"Kami akan pergi, karna masih banyak yg ingin menjenguk mu"
    
"Ehhh?" Gei mendelik aneh
     
Mira dan Hely juga segera berpamitan, dia ditinggalkan sendirian, juga Louis malah yg sudah duluan pergi bersama Revan tadi.
     
Mr. Carius segera masuk, Gei langsung mendesah lemas lalu duduk di atas kasur, meletakkan bantal di pangkuan nya lalu kembali melipat-lipat kertas yg tidak berguna itu.
    
"Kau baik-baik saja?" pertanyaan itu bukan dari Mr. Carius, tapi dari Xavier yg baru masuk bersama ayah nya? ahk tidak ayah mereka.
    
Gei sejenak gugup, entah mengapa saat bertemu dengan Castor dia selalu merasa ada getaran aneh di hatinya.
     
Apa ini karena dia kelewat rindu atau dia ingin memanggilnya ayah?
     
Mr. Carius tersenyum kecil, ini pemandangan yg langka, tapi dia juga merasa iba dengan Gei, di posisi sekarang, apa dia bisa bertahan menahan sakit hati.
    
"Fisik mu tidak terluka, tapi hati mu yg terluka" seru Mr. Carius lewat telepati
     
Gei yg mendengar nya seakan rapuh dalam sekejab, kepalanya menunduk begitu menahan rasa sakit,
    
"Aku melihat nya ibu, tapi aku tak bisa menggapai nya" batin Gei.
    
"Kenapa jangan-jangan apa jangan-jangan penyakit mu kambuh lagi"
    
"Aku tidak punya penyakit" sinis nya
   
"Kau tidak melihat nya, buktinya tadi penyakit mu kambuh, kau tiba-tiba menjadi patuh, atau kau bisa menjadi anak nakal, atau tiba-tiba kau menjadi monster yg terus marah-marah" Xavier tersenyum mengejek.
    
"Sepertinya kau sudah mulai berbicara banyak pangeran" ucap Castor merasa aneh dengan perubah sikap Xavier yg biasanya dingin ini, kini malah mengoceh banyak.
     
Xavier hanya tersenyum kikuk,
    
"Kenapa menatap ku seperti itu?" pekik Xavier mendapati Gei menatap nya dengan tajam
    
Gei berdesis kesal, "Itu semua gara-gara kau" kesal nya
    
"Kenapa pulak gara-gara aku"
    
"Karna kalian sudah merebut ayah ku" batin Gei sendu dalam hati, namun ekspresi nya masih tetap datar.
    
"Sudah malam-"
    
"Aku tau ini malam" potong Gei sangking kesal nya.
    
"Karna aku sudah berjanji untuk menerbangkan lampion bersamamu, ya sudah ayo"
     
Gei tersentak, wajah nya berubah menjadi gugup, "Sekarang?"
    
"Lalu kapan?" heran Xavier
    
"Aku malas, aku mau tidur" balas Gei menarik selimut lalu bersembunyi di dalam selimut.
     
Xavier hanya mendesah pasrah, padahal dia sudah menyiapkan semuanya di bantu oleh Laskar tadi.
    
"Sepertinya kita akan berangkat besok pagi, lalu bagaimana dengan semua murid Academy?" tanya Castor
    
"Mereka sudah pulang mengikuti terminal yg masih buka malam ini, beberapa ada yg menginap juga" balas Mr. Carius
     
Ketiganya segera keluar, di depan masih ada yg lainnya menunggu.
     
Setelah pintu tertutup, keadaan masih hening, Xavier membuka sedikit pintu lalu menoleh ke dalam. "Kau tidak ikut, kau akan sendirian disini, kesepian, bersama hantu" ucap Xavier segera menutup pintu
     
Hitungan ke lima detik, pintu terbuka menunjukkan sosok Gei dengan ekspresi cemas, kalau dia benar-benar akan sendirian di ruangan menyedihkan itu.
    
"Penakut" ejek Xavier terkekeh
    
"Menyebalkan" Gei memukul lengan Xavier kuat-kuat lalu pergi berjalan meninggalkan kerumunan.
    
"Bukan nya dia harus istirahat dulu" sela Ranguna.

    
"Menyebalkan"
    
"Menyebalkan"
    
"Menyebalkan"
    
"Menyebalkan"

    
"Bruk..!" Xavier jatuh, ke empat pangeran itu meniru-niru gerakan Gei membuat Xavier terjungkal ke sofa karena pukulan maut dari mereka?
     
Ke empat pangeran itu terdiam lalu menoleh secara bersama-sama
    
"Pfffttt....hahahha..!" tawa mereka meledak
     
Ekspresi Xavier berubah menjadi emosi, "Rasakan" ledek Revan tertawa gelak, lalu kabur bersama ke empat pangeran lain nya.
    
"Menyebalkan" ulang Louis terkekeh sebelum akhirnya dia juga kabur tak jelas kemana.
    
"Sialan..!" umpat Xavier segera bangkit dengan wajah malu, bagaimana tidak, dia kini menjadi bahan tontonan dari ayahanda nya, kakek nya, ayahanda dan ibunda Revan, dan kakek nenek Revan
     
Segera Xavier ikut kabur karena tak tahan lama-lama di tatap  sebagai orang yg menyebalkan seperti yg di ucapkan ke lima orang gila tadi.
    
"Sebenarnya siapa gadis itu, kenapa dia begitu akrab dengan para pangeran?" pertanyaan itu membuat keadaan tambah hening.
     
Yg mereka masalah kan kali ini, yg bertanya itu adalah Castor
    
"Dia salah satu murid ku, yah sudah ku angkat menjadi murid khusus langsung dari ku, jadi selama sebulan ini dia sudah mengikuti pelatihan khusus bersama kelima pangeran, dan aku sendiri yg sudah melatih mereka" jawab Mr. Carius santai
   
"Tapi kenapa harus dia, apa dia memiliki potensi besar hingga ayah memilih nya?"
     
Lagi-lagi hening, "Ada dua alasan yg membuat ku mengangkat nya menjadi murid khusus langsung, yg pertama seperti jawaban mu, dia memang memiliki potensi besar, dan yg kedua karna-"
     
Mr. Carius terdiam, "Karena dia cucu ku" batin Mr. Carius dengan ekspresi sendu.
    
"Karna apa?" tanya Castor lagi
    
"Nanti kau akan tau, mungkin kau seharusnya tidak tau, karna kau pasti akan menyesal jika kau tau" ucap Mr. Carius segera pergi meninggalkan semuanya dalam keadaan yg membingungkan.
    
"Aku juga tidak yakin, bagaimana mungkin Gei akrab dengan pangeran Xavier" seru Ranguna lewat telepati
     
Victory tidak menjawab, pikiran nya begitu kacau, pasti berada di posisi Gei saat ini sangat menyakitkan.
    
"Dia putri dari sahabatku ku yang mulia, jika kau meragukan nya, aku rasa itu tidak perlu, memang wajar jika curiga terhadap seseorang yg masih baru, tapi aku pastikan dia adalah anak yg baik dan penurut" ucap Ranguna
     
Castor terdiam lama, dia mengangguk lalu pamit dengan sikap sopan.
       

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now