Bab 54 : Percaya

95 13 0
                                    

Di tempat yg sama, Gei melangkah dan berdiri tepat di tengah-tengah jalan, dia gelap nya malam, di temani cahaya bulan yg bersinar terang.
     
Gei tak perlu lagi harus menunggu Klaren memesan nya tiket pesawat, berhubung ini malam hari, tidak akan ada yg melihat nya melesat di pinggiran hutan, terbang melintasi lautan, dan mendarat di jalan ini, jalan dimana bunda nya mengalami kecelakaan yg membuat nyawanya harus hilang.
    
"Wohhhh...bukan kah kau, kau Geinero Aurora Vederick?"
     
Gei mengangguk, "Ayo masuk, silahkan, kenapa malam-malam seperti ini, harusnya anak-anak menyambut mu, tapi mereka sudah tidur" ucap seorang wanita paruh baya yg kini duduk di hadapan Gei
     
Di panti asuhan yg sama, "Beberapa minggu setelah kamu pergi, keluarga yg kamu maksud itu datang kemari, mereka ingin mengambil harta yg kamu berikan kepada kami, katanya kamu itu anak yg tidak sah" tukas wanita itu terlihat tidak nyaman.
     
Gei mengangguk, "Mereka tidak akan bisa melakukan nya" ucap Gei datar
    
"Yah benar begitu, karena jika kamu tidak menandatangani surat persetujuannya, mereka tidak akan pernah bisa mengambil nya lagi"
    
"Yah, sebenarnya aku kemari untuk meminta bantuan"
    
"Meminta bantuan?"
     
Gei mengangguk, mulai menceritakan apa yg ingin dia katakan, dan mengatakan apa yg ingin dia minta.
 
                             ***
    
"Aku tidak pernah percaya kepada polisi" lemas Gei melangkah dengan penuh keraguan.
     
Dia tidak bisa melakukan yg lainnya, bisa-bisa dia di jerat hukum karena meretas cctv dengan seenak hati.
    
"Apaaaa? kau ingin mencari tau kasus tabrak lari yg sudah terjadi beberapa bulan yg lalu?"
    
"Yah..harus nya kau mengatakan lebih cepat lagi!"
    
"Kelihatan nya kau masih muda, kau masih anak SMA?" tanya sosok pria yg satunya,  Gei mengangguk,
    
"Jadi ini kasus tabrak lari, hmmm..tapi kenapa kau tidak melaporkan nya, sejak kemarin-kemarin, di lihat dari situasi ini, apa kau ada di lokasi kejadian?" tanya polisi yg nampak nya, dia adalah ketua dari yg lainnya.
    
"Tidak!" jawab Gei pelan
    
"Lalu? bagaimana kau tau ini tabrak lari, bagaimana kau tau kalau yg menabrak bunda mu adalah mobil dengan plat nomer **** , dan bagaim-"
   
"Aku mencari tahu sendiri, sebenarnya saat itu aku sangat marah dan kesal, aku pikir bunda ku akan kembali sehat, tapi, setelah tau bunda ku meninggal, aku jadi penasaran, apalagi bunda ku meninggalkan sebuah surat untukku, aku pikir bagaimana caranya bunda ku yg koma bisa menulis? atau setidaknya ada yg tidak beres sudah terjadi, yah aku melakukan kesalahan, aku meretas beberapa kamera pengintai di tepi jalan, aku melihat kejadian itu dari sana, aku juga mengunjungi pemilik mobil itu, dan katanya mobil itu sedang di pinjam saat kejadian, aku tidak mendapatkan informasi apapun, aku malah mendapatkan berita tentang bunda ku yg meninggal, dan aku mencurigai semua yg ada di rumah sakit waktu itu"
   
"Aku ingin meretas cctv di rumah sakit tapi, keamanan nya sangat ketat, kemungkinan nya ada dua, yg pertama yg menulis surat itu bukan bunda ku, yg kedua, bunda ku mungkin sudah bisa sembuh kembali, tapi ada seseorang yg mengancam nya dan membunuh nya"
     
Ketiga polisi itu tercengang? Gei mengatakan itu layak nya Gei lah yg menjadi kepala polisi penyelidikan kasus pembunuhan saat ini.
    
"Kau ingin bercanda?"
    
"Ini yg aku ragukan" batin Gei dengan lemas
    
"Dan yah, bisa kalian ulangi melihat rekaman kejadian itu, disana ada anak kecil yg mencurigakan"
    
"Maksud mu!" ketiga polisi itu segera kembali memperhatikan.
    
"Yg ini?" tunjuk salah satu polisi
    
"Yah benar, lihat lah, dengan jelas, saat berada dalam kerumunan, dia-"
    
"Kemana dia?" pekik ketiganya terkejut.
    
"Apa kalian percaya?"
    
"Jangan berkata asal lagi, jangan mengatakan hal-hal yg tidak masuk ramalan, seperti hantu atau semacam nya"
    
"Tidak, maksud ku, apa mungkin dia adalah makhluk penghuni dunia paralel?"
     
Gei terdiam membeku, "Sialan, berhentilah berkhayal" sinis kedua polisi dengan tatapan kesal.
    
"Apa kalian bisa membantuku mencari siapa anak itu, atau, siapa yg mengemudi kan mobil itu?" tanya Gei penuh harap.
    
"Kalau sudah tertangkap, apa yg akan kau lakukan?"
    
"Yah setidaknya aku ingin dia di hukum setimpal dengan perbuatan nya" jawab Gei, "Aku akan membunuh nya juga" batin Gej mengepal tangan nya keras.
    
"Kau menyimpan dendam yg sangat mendalam nampak nya" ucap seseorang yg kini berdiri di hadapan ke empat nya
    
"Apa katamu?" balas Gei dengan cepat berdiri
    
"Hei..kau bisa bicara sopan sedikit"
    
"Kau juga, jangan merusak suasana, kau masih baru disini, sana lanjutkan kerjamu"
    
"Baiklah, aku akan pergi" pamit nya tersenyum
    
"Aishhh..polisi yg satu ini, aku harap dia tidak akan memikat istriku karena senyuman nya" lemas ketua polisi dengan ekspresi ngeri
    
"Aku akui dia tampan, tapi"
    
"Heii kenapa membahas dia" umpat yg satunya dengan cepat membuat keduanya tersadar.
   
"Jangan pedulikan dia, dia hanya polisi baru yg banyak mencari muka" sinis nya mengarahkan agar Gei kembali duduk.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now