Bab 2 : Kejahilan Seorang Geinero

182 16 0
                                    

Tidak ada alasan untuk menunggu terlalu lama di rumah, mereka memutuskan untuk memeriksa ke dokter hari ini juga, Nita sangat panik, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada putri nya nanti.
     
Sekilas tentang ingatan kejadian semalam, Gei baru ingat, kalau sesuatu yg membuat nya berteriak semalam adalah api yg hendak membakar tubuh nya. Tapi perlukah dia menceritakan itu pada bunda nya.
    
"Tidak terjadi sesuatu, mata putri anda nampak nya baik-baik saja" ucap sang dokter yg kini memeriksa mata Gei yg entah mengapa warna nya menjadi hitam tanpa di suruh.
    
"Begini saja, kalau terjadi keanehan lagi, kalian bisa datang lagi" lanjut sang dokter yg segera di angguki oleh Nita.
   
Segera keduanya pergi dari rumah sakit, meski Nita malah bingung.

"Sayang ini sudah siang, kita makan siang saja dulu, memasak nya nanti saja" ucap Nita meletakkan tas nya di atas meja
  
Gei mengangguk, tumben sekali anak itu hanya diam dan duduk manis di kursi ruang tamu.
    
"Hmm...apa aku harus mencoba warna lain, seperti ungu mungkin?" usai mengucapkan itu, Gei mengedip dan menoleh ke arah kaca yg ada di ruang tamu. Tidak ada perubahan, malah warna matanya tetap hitam.
   
Gei sudah mengira kalau warna-warna tadi hanyalah halusinasi, tapi tak mungkin bunda nya juga berbohong, berpura-pura kalau benar-benar berubah-ubah warna.
   
"Kuning" gumam Gei menoleh ke arah gorden yg terpasang di jendela.
    
"Ini akan-"
    
"Astaga..!" Gei tersentak kala tak sengaja bangkit dan melihat dirinya di pantulan cermin.
    
"Ku...ku...kuning?"
    
"Ahk tidak aku lebih suka warna biru" ucap Gei menggelengkan kepalanya frustasi, sambil memejamkan matanya
    
"Sayang ada apa, kenapa teriak-teriak!" seru Nita yg baru datang dengan wajah cemas
    
"Bunda"
    
"Loh..balik lagi jadi warna biru sayang" ucap Nita dengan ekspresi yg sangat rumit.
     
Gei menoleh ke arah cermin, benar lagi, kalau pupil nya kembali menjadi warna biru.
    
"Bunda..aku takut" cicit Gei
    
Nita langsung memeluk Gei dengan erat, "Tidak apa-apa nak, lagi pula, itu terlihat cantik" bujuk Nita mencoba menenangkan Gei

     
Gei terdiam, meski memang benar, tapi bagaimana kalau ke sekolah nanti?
    
"Tunggu, aku bisa mengendalikan nya bukan? kalau ke sekolah aku bisa menggunakan warna hitam"
     
Gei menghela nafas panjang, dia akan menerima nya saja, "Ayo..!" ajak Nita membawa putrinya ke dapur untuk makan siang.

***

Pagi ini, Gei bersyukur kalau dia masih bisa mengendalikan warna bola mata nya, jadi dia memutuskan untuk merubah nya menjadi hitam.
     
Gei cukup takut kalau tiba-tiba matanya berubah menjadi merah, biru, atau hijau, bahkan kuning? bisa-bisa orang mengira dia menggunakan softlens, yg benar saja, sekolah tidak membenarkan siswa menggunakan softlens.
  
"Gei cantik" goda seseorang yg kini duduk menempel di sebelah Gei, siapa lagi kalau sahabat nya, Klaren Amanda Putri mereka berdua sama-sama gadis cantik, tapi masih lebih cantik Gei
    
"Kalau nempel-nempel begini, pasti ada maunya" ketus Gei datar
     
Klaren terkekeh, "Tau aja, hari ini aku pinjem uang kamu yah, aku lupa bawa uang" ucap nya tersenyum imut.
    
Gei menatap datar, beginilah Gei yg memiliki tiga kepribadian aneh, jika di sekolah seperti ini, dia akan menjadi gadis pendiam dan kalem, saat di rumah, dia menjadi gadis cerewet dan imut di hadapan bundanya, sedangkan yg terahir, dia bisa saja tiba-tiba menjadi wonder woman yg salah jalur, atau bisa di bilang nakal nya minta ampun.
     
Sifat nakal ini lah yg bisa saja tiba-tiba muncul entah itu di sekolah atau di rumah, bahkan di luar rumah, seperti menjahili para tetangga. Dengan mematikan kran air mungkin?
    
Meski dia selalu bersikap datar, satu hal yg paling Klaren nyaman berteman dengan Gei adalah, dia tidak pelit
     
Tidak pelit di bidang apapun, entah itu barang ataupun ilmu. Yah gadis itu adalah gadis yg terbilang jenius, yg selalu duduk di posisi nomer satu di jurusan SAINS.
    
"Hanya sepuluh ribu" ucap Gei menunjukkan uang nya
    
"Tidak apa-apa, aku hanya butuh lima ribu saja, itu sudah cukup untuk beli bakso porsi setengah, dan gorengan dua" ucap Klaren tertawa
    
"Kalau begitu nanti saja waktu istirahat kedua, sebentar lagi akan bel masuk" tegur Gei yg hanya di angguki oleh Klaren.

QUEEN IMMORTAL WORLDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ