Bab 12 : Kesan Baik

117 14 0
                                    

Setelah kepergian Gei, ketiga teman nya baru sadar kalau Gei ada di ruang makan, mungkin karena begitu ramai jadi mereka tak sadar apalagi banyak kekacauan di ruang makan.
     
Mereka memutuskan untuk segera mengakhiri makan siang untuk segera menemui Gei.
    
"Kalian tidak berpikir kalau Gei duduk sendirian bukan?" seru Mira penasaran
    
"Kalau dari tadi dia duduk sendirian, kita sudah pasti bisa melihat nya dan langsung bergabung" balas Fara yg segera di angguki oleh Hely.
     
Mira terdiam sejenak, "Lalu dia duduk dengan siapa? apalagi les pertama dia tidak masuk setelah di panggil oleh Mr. Carius, apa mungkin dia memiliki masalah jadi dia menghindari kita bertiga?"
    
"Aku akui kali ini ucapan mu ada benar nya juga, tapi mungkin saja hanya hal sepele seperti kekurangan data saat mendaftar" santai Hely.
    
"Atau mungkin dia ingin meminta ijin pulang karena keluarga nya yg memiliki masalah" sambut Fara yg segera membuat kedua nya manggut-manggut sepaham.
    
"Setelah ini, kita jangan dulu menanyakan nya pada Gei, dia masih belum terbuka sepenuh nya untuk kita, wajar karena dia masih baru dan suasana baru ini mungkin membuat nya tidak nyaman" pesan Fara
     
Mira mengangguk, "Padahal seingat ku semua kaum perempuan dari klan Witch itu cerewet dan banyak bicara, yg banyak diam dan sangat dingin itu biasanya laki-laki"
    
"Apa jangan-jangan Gei itu sebenarnya laki-laki yg meyamar" pekik Hely
    
"Bodoh, Gei itu cantik, bagaimana caranya gadis seperti dia adalah laki-laki" pekik Mira menolak
   
"Dia mungkin dari kecil di didik dengan cara berbeda, makanya dia seperti itu" seru Fara yg tidak terlalu memusingkan perihal Gei laki-laki atau perempuan.
     
Kelas kedua hari ini Gei sudah masuk, dia bertemu lagi dengan Mr. Jo yg ternyata mengajar tentang sejarah dunia imajinasi yg Gei sebutkan ternyata bernama Immortal world.
    
Gei masuk murid biasa bagian D, sebenarnya di Academy ini di bagi menjadi 3 kelas, yg pertama kelas biasa, yg kedua kelas inti dan yg ketiga kelas khusus.
     
Kelas biasa itu biasanya di huni leh para murid dari klan biasa, pada rakyat yg mampu dengan bayaran yg cukup mahal karena Academy Demon adalah Academy terbaik di dunia ini.
     
Kelas biasa juga akan di bagi empat kelas, yaitu kelas A, B, C dan D, ini seperti kelas yg tidak mewajibkan dalam satu kelas harus hitungan yg sama dengan kelas lain, karena perbedaan kelas ini di bagi menurut kekuatan yg sudah di capai oleh para murid sebagai contoh, murid di kelas D itu masih pemula atau baru, jika di kelas C mungkin sudah memiliki keterampilan, kalau di kelas B sudah memiliki keahlian, sedangkan di kelas A sudah tangguh dalam kriteria.
     
Maka dari itu, di kelas A masih sedikit, bahkan mungkin tak sampai hitungan puluhan, tepat nya masih tujuh orang.
         
Peraturan yg sama ada di kelas inti, mereka juga di bagi menjadi empat kelas A sampai D.
     
Sementara kelas khusus nampak nya hanya tiga kelas, karena murid nya sedikit, beberapa di antara nya adalah para pangeran dan putri dari ke lima klan, dan beberapa bangsawan lain yg tidak terlalu terkenal.
     
Sekilas tentang info, keluarga bangsawan bukan hanya dari semua klan, tapi ada beberapa keluarga bangsawan yg memiliki harta yg banyak, seperti tuan tanah atau pemilik pasar, kira-kira seperti itu.
   
Gei sudah cukup tau banyak tentang sejarah immortal world, beberapa pertanyaan nya mulai terjawab tentang dunia ini.
     
Dia memang masih takjub, sehingga dari tadi dia sibuk menulis sambil mendengarkan
     
Hely di samping nya kadang bingung, apakah Gei bisa menulis tanpa melihat ke buku.
     
Yah Hely dan Meri masih satu kelas dengan nya di kelas D, sementara Fara sudah masuk ke kelas C, yah seperti itu jika kemampuan murid bertambah dia akan maju satu langkah untuk bergabung dengan kelas baru.
   
Perbedaan antara tiga kelas hanya satu, hanya tentang perlakuan khusus dari para guru, selain itu fasilitas dan ilmu sebenarnya semua sama saja.
        
"Nona Aurora, bisa kau sebutkan apa kalimat yg aku katakan sebelum ini?" tanya Mr. Jo
    
"Nampak nya kau sibuk menulis, aku tidak memerintah untuk menulis saat ini nona, tapi hanya mendengar kan, coba kau katakan kalimat ku tadi" ulang nya
     
Gei menghela nafas, "Elemen di gunakan untuk melakukan hal baik, jika kalian tau, kalau elemen juga punya emosi" jawab Gei mengulang kalimat yg di ungkapkan oleh Mr. Jo
     
Mr. Jo manggut-manggut, "Yah jika aku bertanya, menurut mu bagaimana yg di maksud dari elemen memiliki emosi, kau bisa berdiri untuk menjawab"
   
Gei segera bangkit, masih dengan wajah datar nya, "Emosi elemen tergantung pada pengendali elemen, intinya elemen akan mengikuti naluri dari pengendali nya, sebagai contoh, jika sang pengendali sedang marah elemen akan mengeluarkan sebuah simbol atau ciri khas yg bisa memberikan kode kepada lawan agar mereka sadar kalau seseorang itu sedang marah, contoh nya warna bola mata kita, saat sedang marah, secara responsive bola mata akan menunjukkan warna cerah yg mencolok untuk memberikan tanda penuh kepada lawan entah itu lawan bicara atau lawan tanding" jawab Gei
     
Mr. Jo tersenyum puas, "Bagus sekali, jawaban yg benar, jadi warna bola mata kita itu tidak sekedar untuk menunjukkan bahwa kita marah, tapi kita memberikan tanda pada mereka agar mereka bisa tau kalau elemen juga punya emosi yg sama seperti pengendali nya" balas Mr. Jo
    
"Silahkan duduk nona Aurora" Mr. Jo mempersilakan Gei duduk
 
Mr. Jo mengangkat tangan nya, mengeluarkan sebuah bola cahaya yg jelas dia adalah pengendali elemen cahaya.
  
"Seperti ini, jika seandainya bola cahaya ini bergerak berputar mengikuti pikiran saya, emosi apa yg terjadi di dalam elemen ini?" tanya Mr. Jo
    
"Yg bisa menjawab bisa langsung berdiri"
   
Gei langsung bangkit, keadaan yg tadi hening karena berpikir keras kini takjub karena Gei.
    
"Yah nona Aurora" ucap Mr. Jo
    
"Jika bola cahaya itu mengikuti perintah atau naluri dari pengendali, maka saat ini elemen dalam mode terkendali, itu artinya emosi elemen saat ini dalam fase tenang atau santai"
   
Mr. Jo tersenyum puas, jawaban Gei benar "Kau bisa menyimpulkan pelajaran tentang emosi elemen padaku atau pada kami semua?"
   
Gei mengangguk, "Kalau menurut pandangan yg dapat saya terima dari pengajaran mengenai emosi elemen, adalah tentang pengendali emosi pada diri kita sendiri"
    
"Ini berguna saat kita dalam keadaan genting, atau emosi kita dalam fase tak tentu, dimana kita bisa terlalu marah atau terlalu sedih bahkan terlalu kecewa, itu akan mempengaruhi kekuatan element kita" jawab Gei

"Sangat benar" Mr. Jo bertepuk tangan yg segera di sambut oleh tepuk tangan semua siswa di kelas D
    
Gei mengangguk sedikit lalu segera duduk setelah di persilakan.
    
"Kalau begini ceritanya, saya akan senang sekali bisa masuk ke kelas ini, karena murid langsung menangkap betul yg saya jelaskan" ucap Mr. Jo tersenyum.
    
"Baik, pelajaran sampai disini, kita akan bertemu lagi" Mr. Jo segera melenggang pergi meninggalkan kelas.
    
"Woowww Gei kau benar-benar hebat" puji Hely
    
"Biasa saja" Gei bersikap santai
    
"Tapi itu pencapaian yg sangat bagus untuk murid baru, kau berhasil mengambil perhatian dari Mr. Jo, mungkin jika terua seperti ini, kau mendapatkan kesempatan untuk maju ke kelas C" seru salah satu murid lain yg duduk di sebelah Gei
  
"Aku juga berharap begitu, kita semua juga menginginkan hal yg sama, jadi kita hanya perlu berkerja lebih ekstra" jawaban Gei membuat keadaan hening.
    
"Aku pikir kau sangat cuek Gei, ternyata kau  memberikan suasana yg positif di kelas ini" seru murid lainnya.
    
"Aku lihat dari tadi kau sibuk menulis?"
    
"Yah aku sudah terbiasa mendengar sambileulis cepat, jadi aku butuh banyak topik untuk di pelajari saat di waktu senggang, jadi aku bisa mempelajari ulang sesuatu yg kita bahas tadi"
    
"Astaga aku sampai tidak kepikiran kesana, tapi melihat Mr. Jo aku takut, dia akan menegur ku kalau seperti mu tadi" semuanya tertawa pelan
    
"Kalian bisa menyalin dari catatan ku, di waktu istirahat, mungkin akan berguna"
    
"Aku pikir kau pelit Gei" seru Mira membuat semuanya kembali tertawa
   
Gei tersenyum kecil, "Aku rasa berbagi ilmu tidak akan membuat kita bodoh" jawab Gei
    
"Hari ini kau mendapatkan kesan yg bagus" puji mereka dengan senyuman ramah.
    
"Yah sebenarnya aku melakukan itu agar mendapatkan kesan baik dari kalian, bukan dari guru, karna setiap kelas pasti memiliki suasana yg berbeda, aku hanya tidak ingin kalian tidak menyukai kehadiran ku disini" jawab Gei sedikit kikuk.
   
Mira tersenyum cerah, "Kalau begini kita akan menjadi teman baik selamanya" ucap nya bersemangat lalu memeluk Gei
    
"Sok..sokan, itu terlalu berlebihan" sindir Hely
    
"Jangan memulai disini" lemas Gei yg sudah sadar kalau keduanya akan bertengkar lagi.

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang