44. So, LA?

9.9K 1.4K 31
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
Hari ini disuguhi Nomin InstaLive, hilal Just Do It eps. 2, "sayang" —Lee Jeno—, secuil moment di Dream Cinema
🥺🥺🥺
Selamat membaca
🥳🥳🥳🥳🥳



























"Jaem, kau di dalam? Maaf, semalam aku tidur di kamar ibu" Haechan membuka pintu kamarnya. Jaemin sepertinya tengah melamun, pandangannya kosong walau tatapannya tertuju pada pemandangan di luar sana. Ingat, mereka sedang berada di lantai tertinggi salah satu hotel di Okinawa, yang terlihat hanya pemandangan jauh di sana

Haechan berjalan mendekat pada sahabatnya itu. Dia menghela napas panjang, mengingat pembicaraan mereka kemarin malam membuat Haechan kembali ragu

"Jaem, kau benar-benar akan melakukan ini? Aku tak masalah sebenarnya, aku akan terus bersamamu. Tapi, selain mereka kita juga punya teman lain. Setidaknya kita harus mengabari Han dan Jungwoo Hyung, apalagi Doyoung Hyung yang sangat menyayangimu itu. Kau benar-benar akan meninggalkan mereka begitu saja?" Jaemin menoleh, masih dengan tatapan kosongnya

"Sekarang, aku tanya pendapatmu 'Chan. Apa menurutmu Jeno sedang mencariku saat ini?" Haechan nampak berpikir lalu mengangguk kuat. Itu sudah pasti bukan?

"Dan kenalan kita yang mereka kenal dengan baik siapa? Hanya Han dan Jungwoo Hyung, Jeno bahkan tahu Doyoung Hyung. Dia pasti akan menemui mereka untuk menanyakan keberadaan kita. Jadi, cara ini memang yang terbaik untuk kita saat ini" Jaemin beranjak dari kursinya, berpindah untuk berbaring di atas kasur besar yang semalam ia gunakan sendiri

"Kau benar. Jadi kita akan ikut ibu dan Uncle John ke LA?" Jaemin tidak menjawab, dia memejamkan matanya erat. Berusaha membendung air matanya yang sebenarnya sudah ia tahan dari beberapa saat lalu

"Jaem, menangislah. Bukan menangis untuk Jeno, tapi menangis untuk perasaanmu. Tak perlu kau tahan, aku tahu kau tak sekuat itu" Haechan menatap Jaemin iba. Dirinya tahu kalau sahabatnya ini sedang menahan rasa kecewa yang teramat sangat, dan Jaemin terkenal pandai menyembunyikan semua itu

"Apa yang harus ku lakukan 'Chan? Jeno harus membayar kematian orang tuaku! Jeno harus membayar trauma yang selama ini kau punya 'Chan! Jeno harus— mereka harus membayar semua hal yang telah mereka renggut dariku! Aku—"

"Jaem, stop. Itu bukan dirimu. Tidak ada satu hal pun yang bisa membayar kematian orang tuamu, membayar waktu yang aku habiskan untuk semua ketakutanku. Tidak ada 'Jaem. Kau hanya sedang emosi saat ini, kurasa jalan terbaik memang pergi sejauh mungkin dari Jeno dan keluarganya. Jadi kumohon, jangan berpikiran macam-macam" Benar. Perkataan Haechan benar. Membayar suatu kejahatan dengan kejahatan lain itu salah!

"Sudah, lebih baik kita sarapan lalu berkemas. Ibu dan Uncle John menunggu kita di meja makan" Jaemin bangkit dari posisinya, sedang Haechan mendahuluinya untuk keluar dari kamar

"Benar. Mungkin kepergianku akan membayar semuanya. Ku harap begitu"

































"Bagaimana?" Jeno bertanya tanpa basa-basi saat melihat bawahannya masuk ke ruangannya

"Maaf, tuan. Seluruh hotel telah kami hubungi, namun tidak ada nama Na Jaemin di semua daftar yang ada. Begitu juga dengan Lee Haechan. Untuk villa dan apartemen pun demikian. Apa mungkin mereka telah kembali ke Korea?" Jeno memukul meja kerja di depannya, anak buah itu sampai meringis dibuatnya

"Kalau menurutmu begitu, KENAPA TIDAK KAU CHECK SEMUA BANDARA YANG ADA?! KALAU PERLU SEMUA BANDARA DI JEPANG KALIAN DATANGI!!!" Mendengar bentakan Jeno, pria bersetelan rapi itu dengan cepat menunduk 90 derajat lalu pergi meninggalkan Jeno dengan amarahnya

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITWhere stories live. Discover now