41. Wedding D-1

11.4K 1.6K 195
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠























Agenda hari ini, Hyunjae mengajak mereka semua untuk menikmati indahnya pantai Okinawa di dekat hotel. Jaemin sempat heran, pernikahannya esok hari namun Hyunjae terlihat sangat santai. Bahkan cenderung kelewat santai

Biasanya seorang calon mempelai akan sibuk ini-itu di H-1, tapi Hyunjae memang Hyunjae. Dia unik dan itu daya tariknya. Hyunjae hanya mengatakan kalau semua sudah ia urus dari jauh-jauh hari, dan hari ini ibaratkan sebagai pesta lajangnya. Biarkan dia bersenang-senang sebelum sehari semalam penuh terus berdiri menyambut para tamu undangan

Haechan berjalan menjauhi tempat mereka berkumpul, dia ingin menikmati pantai ini sendiri. Sebenarnya, alasan utamanya karena Chenle dan Renjun kembali menampakkan kemesraannya. Setelah lama menelusuri garis pantai, Haechan menemukan sebuah batu karang besar dengan permukaan yang halus. Ia duduk di batu itu dengan sedikit usaha karena ternyata batu itu lebih tinggi dari yang ia kira

"Haechan?" Haechan menoleh dan tertegun, dirinya belum siap untuk bertemu dengan Renjun. Dia menoleh ke sisi Renjun yang kosong, berusaha menyiapkan hati kalau ternyata Chenle ada bersama Renjun

"Mencari siapa?" Renjun ikut memanjat naik, dibantu dengan sodoran tangan Haechan karena tinggi mereka juga hampir sama, dia tau Renjun akan kesulitan

"Ehm, Chenle mungkin?" Haechan berkata dengan ragu-ragu sedangkan Renjun hanya tertawa disampingnya

"Anak itu sedang lomba memukul semangka dengan yang lain, walaupun seimut itu, jiwa kompetitifnya jauh di atas ku" Haechan mengangguk, mendengar kata 'seimut itu' dia menjadi sedikit iri

"Kau kenapa sendiri? Oh iya, Jaemin kan sedang ditawan Jeno. Anak itu posesif sekali, masa Jaemin ingin main air saja dilarang hanya karena mengenakan kaos putih" Haechan tidak menggubris perkataan Renjun, dirinya tengah fokus menormalkan detak jantungnya

"Ehm, Renjun. Boleh aku mengatakan sesuatu padamu?" Renjun menoleh dan mengangguk tak mengerti. Ekspresi Haechan tidak seperti biasanya, Haechan juga terasa menjadi sedikit canggung dengan dirinya

"Katakan saja, aku siap mendengarkan"

"Mungkin memang perasaanku salah karena menyukai seseorang yang sudah jelas-jelas punya pendamping hidup. Tapi aku tegaskan, kau tidak berhak melarang aku untuk menyukaimu. Walau kau memang akan menolakku, tapi tolong jangan paksa aku untuk berhenti menyukaimu. Aku yang berhak atas perasaanku, dan tak ada seorang pun yang boleh melarang, termasuk kau. Jadi aku ingin mengatakan kalau aku menyukaimu. Itu saja. Sekian terimakasih, a-aku pergi dulu" Setelah berkata panjang lebar tanpa ingat titik-koma, Haechan dengan cepat beranjak. Dia harus pergi secepat mungkin dari hadapan Renjun

Greppp
"Kau tak mau mendengar jawabanku?" Lengan Haechan dicekal oleh Renjun, membuatnya kembali ke posisi awal

"Ti-tidak perlu. Aku sudah tahu jawabannya, jadi tolong biarkan aku pergi sebelum aku menangis karena malu" Haechan menunduk, tadinya dia sudah memastikan tidak akan menangis. Toh dia hanya ingin bebannya lepas, tidak peduli akan seperti apa respon yang ia terima

"Haechan, entah kau yang terlalu tepat waktu atau bagaimana, tapi aku sedang patah hati" Haechan sontak menoleh, dia melihat senyuman lirih di bibir Renjun

"Chenle akhirnya memutuskan, dia memang hanya mencintaiku sebagai seorang kakak, tidak lebih. Walaupun dia sendiri tidak tau bagaimana perasaannya kedepannya, tapi untuk saat ini, dia tak mau semakin menyakiti perasaanku" Haechan termangu, ternyata percintaan orang lain lebih tragis dibanding dirinya

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITWhere stories live. Discover now