18. Letter

18.9K 2.9K 97
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
Up, setelah ini aku up nya agak lama. Miannn 🥺🥺🥺🥺

























"Jeno, apa kau akan datang ke acara halloween minggu depan? Aku akan sangat berterimakasih kalau kau datang dan memberi sambutan sebagai sponsor utama acara klubku" Jeno mengangguk pelan menjawab pertanyaan Jaemin. Sekarang mereka dalam perjalanan pulang setelah menginap di apartemen Jeno tadi malam

Yap, menginap. Mereka benar-benar tidak melakukan apapun selain tidur bersama. Ah dengan tambahan Jaemin sarapan di apartemen Jeno dengan mendelivery makanan cepat saji. Untuk Jeno, dia ada persediaan darah dalam kotak di kulkasnya, dan itu sudah cukup untuk sarapan

"Memang sebenarnya kau mengadakan acara apa sih Na? Jujur saja, aku tak mengerti dengan agenda acaramu itu" Jaemin mendelik, dia rasa dia telah menuliskan rangkaian demi rangkaian acara dalam proposal yang ia ajukan. Kenapa Jeno masih tidak mengerti?

"Bahkan setelah membaca proposalku? Apa semua yang aku tuliskan masih belum jelas?" Jeno gelagapan di tempatnya. Dia kelepasan bicara. Sejujurnya dia memang tidak membaca proposal Jaemin dengan cermat, dia hanya melihat ajuan biaya dan sudah, tidak ada yang penting lagi. Oh jangan lupa, dulu Jeno tidak ingin berurusan lagi dengan Jaemin jadi dia mengira tidak akan datang ke acara halloween itu

"I-iya maaf. Biasanya aku hanya menerima laporan dari Renjun, dan sebagian besarnya hanya mengenai rincian biaya saja. Jadi aku tidak membaca keseluruhan isi proposalmu, maafkan aku" Melihat Jeno yang memasang raut benar-benar menyesal, Jaemin jadi merasa bersalah. Sudah sepantasnya Jeno tidak peduli akan acara kecil-kecilan yang ia adakan

"Tak apa, justru harusnya aku yang minta maaf. Kau pasti sangat sibuk untuk membaca proposalku. Yang pasti, kau akan datang kan?" Jaemin berubah berbinar. Acaranya pasti akan mengundang banyak pengunjung mengingat popularitas Jeno yang meningkat di kalangan teman-temannya setelah acara seminar tempo hari

"Ya. Aku usahakan untuk datang"




















"Jeno, darimana saja sih? Eh ada Jaemin. Tunggu, kalian pergi dan pulang bersama?" Renjun bertanya dengan raut menyelidik. Sebenarnya dia sangat ingin tertawa, apalagi melihat Jaemin dan Jeno yang saling melirik canggung. Mereka baru saja tiba di rumah ngomong-ngomong

"Ya sudahlah, aku tak peduli. Oh iya Jaemin, boleh aku meminjam Jeno sebentar. Ada yang harus kami bicarakan. Eh, jangan salah paham. Kami tidak berdua kok, ada Mark Hyung dan juga Chenle. Dan kalau kau mencari Haechan dia sedang minum teh di halaman belakang" Setelah perkataan panjang Renjun, Jeno mengusap lembut pucuk kepala Jaemin

"Ke kamar dulu yah, lalu mandi. Bau tubuhmu mulai menusuk" Jahil Jeno. Padahal mau seberapalamapun Jaemin tidak mandi, dia akan tetap harum dipenciuman Jeno

"Ish! Katanya aku tidak bau! Sudahlah, jangan dekati aku. Aku memang bau!" Jaemin menaiki tangga dengan kaki menghentak, Jeno yang melihat hanya tertawa geli. Melihat Jaemin uring-uringan membuatnya gemas. Berbeda dengan Jeno, Renjun melihat mereka dengan ekspresi sedikit jijik

"Jeno kenapa kau seperti ini? Jangan-jangan kau sudah—"

"Ya, Jaemin resmi menjadi kekasihku. Jadi apa yang akan kita bicarakan tadi? Aku tak sabar untuk menemani Jaemin mandi"

Tuk!
Kepalan tangan mendarat di ubun-ubun Jeno. Renjun emosi mendengarnya

"Baru jadian saja sudah seperti ini. Kau harus menikahinya dulu Jeno! Aku tak terima kalau Jaemin yang manis dan baik hati itu kau 'iya-iya'!" Jeno mengusap kepalanya, Renjun itu definisi kecil-kecil cabe rawit. Pukulannya memang tidak kuat tapi sangat sakit

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITWhere stories live. Discover now