Prolog: Ostende Mihi

10.9K 1K 46
                                    

Moon's Note Update tanggal 16/06/2023:

Note ini aku buat 1.5 tahun sejak pertama kali publish terjemahan ini. Karena apparently orang Indonesia kebanyakan mempermasalahkan siapa yang dominan dalam suatu cerita, dan karena aku sudah lelah ditanyain soal ini dan diprotesin sana-sini wkwk, aku mau kasih tahu, untuk orang Indonesia, cerita ini termasuk Harry yang dominan dan kalau misal nggak suka silakan langsung ga usah baca ya gais 🥰 hati lemahku ini ga kuat kalo harus baca kata2 nggak enak soalnya. Hehe. Peace ❤️

.

Buku 1: Draco Malfoy dan Surat Dari Masa Depan

.

Draco berdiri di depan api biru yang menyala, jemarinya mencengkeram gulungan perkamen dengan begitu erat hingga kusut. Tubuhnya gemetar, dari ujung kaki sampai kepala, dengan keringat dingin di lehernya.

Semua ini gila. Hal yang paling gila yang pernah dilakukannya. Draco pasti sudah gila. Namun begitu, dia sadar bahwa dia tetap akan melakukannya.

Saat itu pukul dua pagi lebih dua puluh empat menit. Enam jam tiga puluh enam menit lagi, dia dan kedua orang tuanya akan menghadiri persidangan di Wizengamot. Jam dinding kuno yang menempel di dinding atas perapian tua di bagian barat rumahnya seakan mengejeknya, menghitung mundur waktu yang tersisa bagi Draco sebelum dia tidak bebas lagi. Atau mungkin malah, menghitung mundur hidupnya, kalau hasil dari persidangannya jauh lebih buruk dari dugaannya. Karena, tentu saja Draco harus membayar perbuatannya, kan? Tanda kegelapan di lengannya saja sudah cukup membuktikan bahwa dia adalah orang jahat. Belum lagi semua yang telah dia lakukan. Dia hampir membunuh Katie Bell dan Ron Weasley di Tahun Keenam. Dia membantu para Pelahap Maut untuk masuk ke kastil tidak lama setelahnya, yang mengakibatkan kematian Dumbledore. Dia menyiksa dan menyakiti banyak orang. Draco merasa sangat mual setiap dia memikirkan semua kejahatannya. Dia tahu, kata-kata kejam yang dibisikkan para Auror saat menginterogasinya, semuanya adalah benar. Pada akhirnya, Ciuman Dementor mungkin adalah hukuman yang pantas untuk Draco.

Tapi dia begitu takut. Dia tidak ingin mati, tidak sekarang, setelah dia berhasil selamat dari perang. Dia dan kedua orang tuanya pada akhirnya aman dari Voldemort, namun kini mereka harus terancam tidak selamat lagi. Yang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir.

Jadi dia menatap percik api biru di depannya dengan sangat lama sampai apinya terpatri pada manik matanya.

Ayahnya memberitahunya soal perapian ini saat Draco masih sangat muda. Jauh sebelum dirinya masuk ke Hogwarts. Beliau menjelaskan bahwa perapian ini bukanlah perapian biasa yang bisa tersambung dengan jaringan Floo. Bahwa perapian ini merupakan bagian awal dari Manor, sejak pertama kali Manor dibangun dan mengandung Sihir yang begitu kuno.

"Kamu tahu soal Time-turner, tentu saja, tapi sihir ini berbeda, lebih kuat. Bisa mengirimmu kembali ke masa lalu, dan tidak hanya sebagai pengamat, tapi langsung ke tubuhmu sendiri. Kamu bisa menjalani hidup kembali, atau bahkan mengubah masa lalu."

"Jadi," Draco bertanya saat itu, dengan mata yang sempurna melebar. "Jadi kalau aku melakukan kesalahan, aku bisa langsung melompat ke masa lalu untuk memperbaikinya?"

"Tidak bisa," kata Ayahnya cepat, menggelengkan kepalanya dengan muram. "Perapiannya sudah rusak sejak berabad-abad yang lalu karena dinilai sangat berbahaya, dan tidak ada yang bisa memperbaikinya. Mencoba memperbaiki perapiannya adalah hal yang sia-sia. Terlebih lagi, tidak ada yang tahu bagaimana cara memastikan keamanannya, karena Ayah dengar, saat kamu kembali ke masa lalu, kamu akan melupakan masa depanmu. Walaupun kamu bisa mengubahnya, kamu tidak akan pernah ingat apa yang coba kamu ubah."

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang