Chapter 16 - Adnan mulai menggila

13.4K 957 6
                                    

AYO SEBELUM BACA BAB INI DIMOHON KUMPUL KTP DULU YA, BAB INI NGGAK LULUS SENSOR UNTUK BOCAH KECIK🤣🤣

Kembali ke Ubud tengah malam benar-benar membuat Adnan kapok, berharap Bella tetap terjaga dan menemaninya bicara agar tak mengantuk adalah harapan yang konyol.  Adnan menoleh menatap wanita kejam itu dengan malas, Bella terlelap dengan selimut yang sengaja dibawanya tadi.

Adnan tersenyum misterius lalu kembali fokus mengendarai mobilnya sembari menambah kecepatan laju mobilnya, setelah yakin jalanan yang dilaluinya sepi ia tiba-tiba menginjak rem hingga membuat Bella terhuyung ke depan.

“Adnan!!” Teriak Bella sembari memegangi kepalanya lalu menatap Adnan dengan raut kesal.

Adnan tertawa terbahak-bahak, “mampus,” ucapnya tanpa rasa kasihan sama sekali.

Bella yang emosinya terpancing itu membuka seat belt-nya lalu menerjang Adnan dengan buas, sesekali tangannya memukul wajah pria itu keras dan menarik rambut tebal pria itu hingga yang dilakukan Adnan hanya meringis dan berteriak agar Bella berhenti.

“Mampus!” Balas Bella mengembalikan perkataan Adnan kemudian kembali ke kursinya.

Adnan menatap Bella dengan tatapan tajam, rambutnya acak-acakan dan wajahnya memerah akibat pukulan yang dilayangkan Bella tadi. “Apa-apaan sih Bel?!” Sentaknya.

“Kamu yang apa-apaan!! Nyawa belum terkumpul kamu malah dengan sengaja rem mendadak, mikir dong Nan kalau rohku tadi belum kembali ke tubuh gimana?!!” Teriak Bella berapi-api.

Adnan mendengus, “bicara apa sih nggak jelas tahu nggak!”

Bella mengubah posisinya menjadi menghadap ke depan dengan agak kasar, memanyunkan bibirnya dan terus mendengus, sedangkan Adnan sudah kembali menjalankan mobilnya, ia juga terus mendengus, keduanya bahkan saling beradu dengusan seolah bertanding dengusan siapa yang paling terdengar.

“Apa sih!” Bella menarik kasar tangannya setelah Adnan berusaha menggenggamnya.

Setelah berpikir keras Adnan tahu dirinya salah, harusnya ia tak melakukan hal seperti itu jika memang ingin Bella terbangun dan menemaninya agar tak mengantuk, cara Adnan salah, seharusnya Adnan membangunkan Bella dengan cara yang benar karena perempuan itu pasti tidak akan menolak.

Berkendara tak sampai 10 menit Adnan kembali menghentikan laju mobilnya.

“Kenapa lagi?” Bella menoleh lalu bertanya dengan nada tak enak.

Adnan meraih tangan Bella meskipun perempuan itu beberapa kali sempat menariknya, “aku minta maaf ya sayang, aku beneran nggak sengaja tadi,” ucap Adnan penuh penyesalan lalu mengecup punggung tangan Bella.

“Apaan sih lepasin,” balas Bella.

“Makanya maafin dulu,” ucap Adnan sedikit memaksa.

“Please deh Adnan meskipun kamu nggak minta maaf sekalipun udah aku maafin, aku udah tahu kalau kamu itu jahil banget, cuman tadi mood ku benar-benar ancur gara-gara kebangun tiba-tiba,” ungkap Bella.

Adnan melepas genggamannya kemudian membuka seat belt lalu memeluk Bella erat, mengusap pelan punggung perempuan itu sembari mengucap terima kasih.

“Terima kasih Bel, aku janji nggak jahil lagi sama kamu, aku janji nggak nyebelin, aku janji jadi yang terbaik buat kamu pokoknya,” ucap Adnan bersungguh-sungguh.

Bella tersenyum tipis sembari mengangguk pelan, “awas ya kalau bohong!”

“Iya sayang aku nggak bohong, tapi nggak tahu kalau khilaf,” balas Adnan sembari tertawa pelan.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang