Chapter 15 - Drama Adnan

11K 996 17
                                    

Bella terbangun setelah ponselnya terus berdering, beranjak dari kasur secara perlahan agar tak mengganggu tidur Adnan yang begitu lelap.

“Halo, Apa? Kamu udah ada di depan?” Tanya Bella memastikan sembari mengapit ponsel di bahunya sedangkan ia menggosok gigi dan mencuci muka.

“Oke tunggu sebentar,” ujarnya lalu meletakkan ponselnya di meja sembari mengelap wajahnya dengan handuk. 

Bella menyambar hoodie milik Adnan yang digantungnya di belakang pintu lalu menuruni anak tangga dengan cepat, kira-kira sekarang sudah hampir jam sembilan pantas saja karyawan di dapur sudah sibuk memasak.

“Vino buatin saya ayam betutu dua porsi sama serombotan satu porsi aja, minumnya dua air mineral aja ya, jangan lupa nasinya dibanyakin,” ucap Bella dengan serius, sedangkan Vino mencatatnya terlebih dahulu agar tak lupa.

“Oke Bu Bella, tunggu ya.”

Bella melangkah keluar restoran sembari celingak-celinguk mencari keberadaan Galang, ingin menghubungi Galang tapi ia lupa mengambil ponselnya di meja.

“Bella,” panggil Galang yang baru saja keluar dari mobilnya sembari melambaikan tangan.

Bella tersenyum lebar menunggu Galang menghampirinya. Kemarin saat Bella sedang di pantai tiba-tiba Galang menghampirinya lalu memeluknya erat, Bella tentu saja senang bertemu dengan teman lamanya itu setelah sekian lama, katanya Galang sedang libur kuliah jadi pria itu menyempatkan diri singgah di Bali sebelum ke Jakarta.

“Kamu belum jawab Bel soal kamu tinggal disini?” Tanya Galang keheranan. Kemarin setelah keduanya berkeliling menikmati angin segar dan mengunjungi beberapa tempat, Galang mengantar Bella pulang sampai di depan restoran.

“Nanti deh aku jelasin, kamu belum makan ‘kan?” Tanya Bella.

Galang mengangguk, “belum.”

Bella tersenyum lebar lalu menarik tangan Galang masuk ke dalam restoran, kasir restoran dibuat melongo oleh Bella karena menarik tangan pria lain. Bella mempersilahkan Galang duduk di hadapannya, Bella sengaja mengambil meja paling ujung agar tak menjadi pusat perhatian karyawan Adnan.

“Kamu gimana Bel? Ada rencana mau ambil S2?” Tanya Galang.

“Gimana ya...”

“Kalau mau kuliah mending di kampusku Bel, kita sama-sama disana,” tawar Galang.

Sejak dulu Bella memang hanya menargetkan S1, itupun ia raih dengan berderai air mata karena tak sanggup, otaknya sudah tidak bisa diajak kompromi untuk mengerjakan tugas lagi.

“Kamu disana gimana Lang? Dapat pacar dong ya setidaknya,” goda Bella.

Galang menarik sudut bibirnya, “enggak, ngapain cari disana kalau yang di Jakarta ada.”

Bella berdecak menyayangkan Galang yang menurutnya buang-buang peluang tanpa mengartikan arti ucapan pria itu. “Kamu buang peluang Lang, disana kan cantik-cantik,” ujarnya.

Galang tersenyum simpul, “nggak ada yang namanya buang-buang peluang.”

“Ini Bu Bella pesanannya,” ucap Vino seraya meletakkan semua makanan yang Bella pesan tadi.

Bella mendongak lalu menyunggingkan senyum lebar, “makasih ya Vin.”

Vino mengangguk pelan, “oke Bu Bella cantik,” pujinya sebelum kembali ke dalam.

Galang mengernyit heran, sembari menatap Bella yang sedang menyantap ayam betutu dengan semangat.

“Sebenarnya restoran ini punya siapa Bel?” Tanya Galang sembari melemparkan tatapannya di setiap sudut restoran.

Marriage, Not DatingWhere stories live. Discover now