Chapter 27 - Keponakan sedang launching

12.1K 922 19
                                    

Setelah kejadian malam itu, saat Bella meminta maaf pada Adnan hubungan keduanya semakin menghangat, seperti suami istri pada umumnya.

Malam ini mereka berdua sedang berada di restoran milik Kai. Bella menagih janji Kai yang katanya menggratiskan apapun yang ingin dimakan Bella selama satu minggu.

“pelan-pelan kali Bel,” komentar Kai sembari menyodorkan tisu pada Bella.

Adnan yang melihat itu langsung merampas tisu tersebut di tangan Kai lalu membersihkan bumbu makanan yang mengenai pipi Bella.

“Posesif amat Pak, lagian gue nggak mungkin juga bersihin pipinya Bella, jarak gue sama dia jauh banget bodoh!” Komentar Kai malas.

“Siapa tahu aja lo khilaf lihat bini gue yang cantiknya nggak ketolong ini,” balas Adnan sembari mengusap pelan punggung Bella, menoleh pada perempuan itu sembari tersenyum lebar.

Bella menahan senyumannya, ia menundukkan kepalanya sembari menyikut pelan Adnan agar tak memujinya terus. Jika saja tidak ada Kai diantara mereka pasti Bella tak perlu menahan malu seperti ini.

“Sialan! Lo berdua tahu tempat dong, gue disini lagi sendiri,” sahut Kai.

“Iri ‘kan lo? Makanya nikah Kai.”

“Nggak ah, gue masih trauma ditolak,” tolak Kai mentah-mentah.

“Malahan lebih bagus kalau lo nikah, nggak usah pikirin yang udah-udah, lo fokus aja ke depan aja,” ucap Adnan bersungguh.

“Memangnya lo udah fokus?”

Adnan menarik lebar sudut bibirnya, “iya dong, gue sekarang cuman fokus ke sayang Bella, restoran sama keluarga gue.” Kemudian mengusap lembut puncak kepala Bella yang tetap santai memakan makanan yang dipesannya.

Kai terdengar berdecih pelan, “sok iye lo!”

“Iri bilang bos, bilang aja lo mau nikah juga!”

“Iya, tapi sama adek lo!” Balas Kai sengit.

Bella membulatkan matanya kemudian menatap Adnan dan Kai secara bergantian. “Kamu baru mau nikah kalau calonnya Ghea?” tanya Bella polos.

“Apaan, Kai gue nggak setuju ya!”

Bella tak lagi fokus mendengarkan Adnan dan Kai berdebat, matanya fokus menatap pada seorang pria dan wanita yang sangat dikenalinya.

“Galang, Mbak Anin,” panggil Bella sembari melambaikan tangannya, sehingga membuat Adnan dan Kai yang tadinya sibuk berdebat kini menghentikan perdebatan mereka dan mengikuti arah pandang Bella.

Adnan yang melihat kedua orang menyebalkan menghampiri mejanya langsung mendengus kesal, berbeda dengan Kai yang malah ikut heboh seperti Bella.

“Sialan! Dia lagi, dia lagi!” Umpat Adnan.

“Kalian disini rupanya,” celetuk Anindira sembari menarik kursi di samping Kai.

“Ini ‘kan resto gue, ya jelas lah gue disini terus,” balas Kai.

“Maksud gue Bella sama suaminya, bukan elo!” Balas Anindira.

“Oiya ya, lo kan pelanggan setia gue pasti tahu lah kalau gue tiap hari ada disini,” ucap Kai.

“Mbak Anin kok bisa sama Galang sih?” Tanya Bella.

“Tadi ketemu di depan, dia katanya mau makan malam ya gue ajak aja sekalian reuni sama senior magang,” jawab Anindira.

“Siap kak senior magang,” celetuk Galang membuat Anindira terkekeh.

“Dia siapa sih? Kok bisa kenal sama Bella?” Tanya Kai penasaran.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang