Chapter 30 - Rumah baru

10.5K 828 33
                                    


Rumah baru Adnan dan Bella ramai dikunjungi sanak saudara, kerabat dan juga tetangga. Mengadakan syukuran pindah rumah baru.

Semua makanan yang dihidangkan Bella yang membuatnya, perempuan itu rela bangun dini hari memasak sendirian dan jangan harapkan Adnan karena pria itu tidur nyenyak, Adnan sebetulnya sudah menawarkan makanan yang dari restoran terus dibawa kesini tetapi Bella menolaknya.

"Enak banget loh Bella," puji Anindira. Wanita itu juga diundang Bella secara langsung, meskipun Adnan sudah mengatakan tak usah mengundangnya.

"Makasih Mbak," balas Bella seraya tersenyum tipis.

"Gue kapan-kapan nginep ya Nan, gue tidur di lantai dua," sahut Kai yang duduk di samping Anindira.

Adnan mendelik, "enak aja lo, enggak!"

Bella menyikut suaminya itu, "nggak boleh gitu Mas. Kai kalau mau nginep boleh kok, lantai atas kosong kok."

Adnan mendengus sebal.

"Kenapa sih Nan? Takut ganggu ya?" Tanya Anindira.

"Iya lah, gue nggak mau diganggu sama Bella sedetikpun," balas Adnan.

Kai mangut-mangut, "oke, nggak jadi kalau gitu ‘kan lagi menjalankan program," ucapnya dengan tawa pecah.

“Bel dipanggil Mama.” Kavin, adik Bella muncul dari arah dapur memanggil kakaknya.

Bella lantas berdiri dari tempatnya, kemudian pamit ke belakang, "aku ke belakang dulu ya."

Selepas Bella ke dapur Adnan berbincang-bincang dengan Anindira dan Kai. Sedikit cerita tentang Kai, pria itu memutuskan mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih karena telah di selingkuhi dengan pria bule yang ditemui mantannya itu di Bali. Kai juga sudah tak terlalu mempermasalahkan, semenjak sang mantan tak ingin diajak serius disitulah kecurigaan Kai mencuat.

Sedangkan untuk Anindira,  Adnan tak terlalu mengetahui kehidupan mantannya  itu, meskipun Anindira satu-satunya mantan kekasihnya yang masih akrab dengannya.

"Lo nggak berpotensi rebut mantan gue 'kan?" Tanya Adnan tiba-tiba.

"Mantan lo?" Tanya Kai memastikan kemudian ia menoleh pada Anindira yang juga sedang menatapnya, "maksud lo dia?" Tunjuknya pada Anindira.

"Iya lah, siapa lagi memangnya?"

"Enggak lah anjing," elak Kai cepat.

Anindira terkekeh geli mendapati respon Kai yang begitu tanggap dan ekspresi wajahnya yang begitu lucu. "Santai kali Kai, gue juga nggak bakalan suka sama sahabatnya mantan," cetus Anindira sengaja menekan kalimat akhirnya.

"Gue juga tahu kok tipe Anin bukan kayak gue, udah deh kenapa jadi bahas gituan," ucap Kai ogah-ogahan.

Adnan memicingkan matanya curiga pada Kai, setiap ada acara atau apapun yang dibuatnya pasti Kai selalu datang bareng Anindira, bikin curiga saja.

"Assalamualaikum woy..." Ratu menghentikan kalimatnya setelah mendapati dirinya menjadi pusat perhatian di ruang tengah, perempuan itu terlambat datang.

Perempuan itu melebarkan senyumnya, "Maaf ganggu kalian," cicitnya.

"Cepetan anjing." Chandra mendorong Ratu yang berdiri di ambang pintu hingga kakaknya itu jatuh dengan keadaan  tengkurap dihadapkan Kai.

Ratu menggeram, wajahnya kini telah memerah karena malu. "Chaca!!"

Chandra yang merasakan aura buruk pada kakaknya itu lantas lari masuk sembari berteriak memanggil mamanya, sedangkan Ratu telah duduk dengan Kai yang membantunya untuk bangun, jika ada hal yang memalukan lebih dari ini mungkin orang yang mengalaminya memilih ditelan bumi, persis seperti yang dirasakan Ratu saat ini.

Marriage, Not DatingWhere stories live. Discover now