Chapter 2 - Diterima

17.7K 1.5K 26
                                    

Adnan sejak tadi gelisah, saat kepulangannya dari rumah Bella ia jadi bingung harus mengatakan apa ke orang tuanya. Adnan sampai rumahnya setelah shalat isya, karena sepulang dari rumah Bella pria itu singgah di apartemen Kai menceritakan semuanya ke sahabatnya itu.

Saat melewati ruang keluarga semuanya ada disana, sedang menonton sinetron kesuksesan mama, meskipun Ghea tampak tidak fokus menonton dan hanya memainkan ponselnya.

“Hm.”

Semuanya kompak menoleh kemudian kembali menonton lagi.

“Hm.”

“Apa sih? Caper banget,” desis Ghea.

“Ma, Pa, Adnan mau bicara,” ucap Adnan serius sembari mendaratkan bokongnya di samping Gentara, adik sulungnya.

“Mau bicara apa Nak? Kamu mau buka cabang baru?” Tanya Aminda—mama Adnan.

“Ide bagus tuh Mas, buka di London lah sekali-kali nanti biar Ghea yang jaga restonya disana, “sahut Ghea, “oh yaudah nggak usah,” ucapnya lagi setelah beberapa menit tidak ada yang menghiraukan ucapannya.

“Adnan mau nikah,” ucap pria itu bagaikan sambaran petir di tengah-tengah kemarau berkepanjangan.

Ghea, Aminda, dan Bagaskara langsung menoleh ke arah Adnan secara bersamaan, sedangkan Gentara yang tidak mengerti apa-apa itu kebingungan saat semuanya melemparkan tatapannya ke Adnan.

“Mas Adnan ini serius?”

“Kok tiba-tiba sih?”

“Kok nggak pernah dikenalin sama kita?”

“Ini serius nggak sih?”

“Adnan jangan main-main kamu! Papa nggak suka!”

“Mas Adnan jangan bercanda dong ahk!”

Adnan tersenyum lebar, “iya serius, yakali ngeprank aku bukan yutuber “

“Adnan bicara yang serius? Anak siapa? Kamu kenal dia dimana? Kok tiba-tiba banget?” Tanya Aminda.

Semuanya terkejut saat Adnan mengatakan ingin menikah, selama ini Adnan belum pernah sekalipun membawa satu pun perempuan ke rumah, kedua orang tuanya juga tidak pernah menyinggung tentang pernikahan.

“Mama ih nanya satu-satu dulu kenapa sih, memangnya siapa Mas?” Tanya Ghea antusias, cewek berusia 19 tahun itu sudah menanti-nanti ini sedari dulu, yang berjenis kelamin perempuan di rumah hanya dirinya dan mama.

“Pacar kamu?” Tanya Bagaskara.

“Iya Pah,” jawab Adnan.

Ghea memutar bola matanya, “huh giliran Papa yang bertanya langsung dijawab!”

“Kamu serius? Kok nggak pernah dikenalin sama kita?”

“Iya Pah, belum dikenalin karena belum nemu waktu yang pas lagi pula Papa sibuk,” ucap Adnan.

“Sama mama kan bisa,” sahut Aminda.

“Mama nggak seru nanti pacar aku takut,” ucap Adnan menggoda sang mama.

“Nggak ya Adnan, Mama nggak gitu,” balas Aminda tak terima.

“Namanya siapa Mas?” Tanya Ghea.

“Bella,” jawabnya.

“Jadi rencana kamu apa?” Tanya Bagaskara.

“Rencananya besok malam Adnan mau bawa kalian semua ke rumah Bella, semacam silaturahmi dulu nanti kita bahas lamaran juga,” ucap Adnan serius.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang