Chapter 3 - Fitting

15.3K 1.4K 19
                                    

Emosi, bingung, marah. 3 hal itu bercampur menjadi satu hingga membuatnya menangis.

Bella sejujurnya ingin menolak lamaran Adnan kemarin malam, tetapi mengingat ceramah dari ayahnya membuatnya tidak enak jika menolak Adnan, apalagi ayahnya tahu kalau malam itu Bella benar-benar ke klub malam dan meminta cium ke Adnan.

“Ini semua karena Ratu,” marah Bella sembari menghapus air matanya.

Lima hari sejak Adnan datang ke rumah yang dilakukan Bella hanya terus menerus di kamarnya, persiapan lamaran dan pernikahan semuanya sudah diatur oleh wedding organizer tinggal fitting baju saja, lainnnya aman terkendali, hari ini rumah Bella disibukkan dengan mendekorasi rumah.

Ponsel Bella bergetar diatas nakas membuat perempuan itu cepat-cepat mengambilnya, “halo.”

“Aku sebentar lagi sampai di rumahmu, siap-siap mulai sekarang!” Cetus seseorang dari seberang telepon.

“Maaf, ini siapa ya?”

“Aku Adnan, calon suamimu,” balas Adnan sembari terkekeh geli sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Bella spontan membanting ponselnya di atas kasur, perempuan itu menarik-narik rambutnya yang panjang sebelum beranjak dari kasur.

Setelah mengganti pakaiannya Bella turun ke lantai bawah, beberapa orang yang sedang mendekorasi melemparkan senyum ke arah Bella yang dibalas tak kalah ramahnya. Bella melangkah menuju teras rumah disana sudah ada Adnan dan mama sedang berbincang.

Kedua orang tersebut kompak menoleh saat Bella tak sengaja menendang pintu, perempuan itu mengangkat kakinya sebelah seraya meringis.

“Astaga Bella,” cetus Belina segera menghampiri anaknya.

“Bella nggak papa Mah,” ucap Bella.

Adnan beranjak dari kursi kayu tersebut, “saya bawa Bella dulu ya Mah.”

Belina mengangguk pelan, “yaudah hati-hati bawa mobilnya Nan.”

“Iya Mah.”

Bella menaikkan bibir atasnya, entah mulai kapan Adnan memanggil orang tuanya dengan sebutan yang sama, Bella merasa tidak rela dengan hal itu.

Setelah menyalami mama, Bella melangkah duluan meninggalkan Adnan.

“Hey, ngapain kesitu? Mobilnya disini,” teriak Adnan saat Bella melangkah keluar pekarangan rumah.

Tidak ingin malu Bella memutar bola matanya malas, “aku tunggu disini aja.”

Adnan masuk ke dalam mobilnya lalu bergegas menghampiri Bella yang menunggunya di depan pagar, “ayo naik,” pintah pria itu.

Bella mendengus sebelum masuk ke dalam mobil sedan hitam milik pria itu, sepanjang perjalanan Bella terus diam dengan raut ditekuk, merasa capek dengan memasang raut seperti itu Bella merogoh sling bagnya mengambil ponselnya dari sana.

“Kenapa nggak maki aku?”

Bella melemparkan tatapan bingung, “maki buat apa?”

“Soal lamaran,” jawab Adnan.

Bella tiba-tiba langsung memukul kuat lengan Adnan, pria itu menoleh dengan tatapan tajam saat mobilnya hampir saja banting stir karena pukulan Bella.

“Gila kamu?! Kita hampir aja mati!”

“Siapa suruh ngingetin aku tentang lamaran,” balas Bella cuek.

“Kenapa sih memangnya? Kamu punya pacar memangnya?” Tanya Adnan.

“Enggak ada sih,” cicitnya, “tapi kan tetep aja aku nggak cinta sama kamu!!” Ucapnya kembali ngegas.

Marriage, Not DatingWhere stories live. Discover now