Epilog

12.9K 695 37
                                    


"Sakit banget, Mas," ucap Bella lemah.

"Mas yakin kamu kuat, kamu pasti kuat." Meskipun dalam keadaan panik Adnan mencoba menetralkan raut wajahnya, membuatnya terlihat tenang. Suara roda ranjang rumah sakit menggema disepanjang lobi menuju ruangan bersalin, tiga orang perawat ditambah Adnan mendorong ranjang tersebut dengan langkah tergesa, sedangkan dokter sudah menunggunya diruang bersalin.

Kedua pihak keluarga sudah terlebih dahulu tiba diruang tunggu bersalin, raut mereka semua sama yaitu cemas. Bella sudah masuk diruang bersalin, sedangkan Adnan ditahan terlebih dahulu diluar.

"Kalau ada yang mau menemani silahkan suami dan orang tuanya," ucap perawat tersebut sembari membuka satu pintu.

Adnan bergegas masuk bersama mama Belinda, sejujurnya Adnan takut melihat orang melahirkan karena sebelum Bella memasuki HPL, Adnan selalu menonton orang melahirkan diyoutube dan melalui video saja Adnan seolah tahu bagaimana rasa sakitnya.

"Mah," panggil Bella lemah, "maafin Bella ya, Mah," ucapnya setelah Belinda menghampirinya.

Adnan meraih tangan Bella, menggenggam tangan istrinya itu kuat.

"Mama udah maafin kesalahan Bella, kamu yang kuat ya, Nak," ucap Belinda kemudian mendaratkan kecupan pada dahi anak pertamanya itu.

"Ahk, Mas sakit banget," kelunya sembari memperkuat genggaman tangannya.

Adnan memajukan wajahnya, g mendaratkan kecupan pada pipi istrinya itu lalu membisikkannya untaian kata cinta sembari menyediakan kata semangat. "Kamu bisa Bel, aku yakin kamu bisa."

Dokter terus menginstruksi Bella. Adnan beberapa kali memejamkan mata mendengar suara istrinya, Adnan cekatan menghapus air mata Bella yang bercampur keringat istrinya itu. Bella terus berjuang.

"AHKKKKK," teriak Bella.

"Istighfar Nak, perbanyak Istighfar," ucap Belinda.

Adnan menundukkan kepalanya membuat kepalanya sejajar dengan Bella. Setelah berjuang keras suara tangisan bayi terdengar, Adnan langsung memekik bahagia lalu mendaratkan kecupan lagi, "kamu berhasil sayang."

"Terima kasih banyak, Arabella."

Adnan tak langsung melihat anaknya tak seperti Belinda yang justru langsung melihat cucunya, ia berikan kepercayaan pada perawat untuk membersihkan anaknya dulu. Adnan masih setia mendampingi istrinya yang sedang menangis, Adnan bergerak mendekap Bella meskipun posisinya menyamping.

"Perut aku masih sakit Mas," ucap Bella lemah dan nyaris pingsan.

"Anaknya kembar," seruan dokter Gita menghentikan keheningan yang terjadi, perawat yang membantu kelahiran tadi kembali mendekati Bella.

Adnan melempar tatap pada Bella lalu pada mertuanya. "Nanti saya jelasin soal ini, jadi Bu Bella dengar instruksi dari saya lagi ya, tetap tenang seperti tadi," cetus dokter Gita.

Hampir 4 jam lamanya berjuang diruang bersalin akhirnya Bella dipindahkan ke ruangan VIP setelah kondisinya stabil, ruangan yang sudah dipesan Adnan sebelumnya.

Keluar dari ruang bersalin ranjang Bella langsung diserbu sanak saudara, meskipun jam menunjukkan pukul 3 dini hari tak menyurutkan antusias mereka. Bahkan Kai dan Anindira turut hadir disana.

Marriage, Not DatingWhere stories live. Discover now