Chapter 29 - Tanpa paksaan

12.6K 833 24
                                    


Bella diam mendengar perdebatan antara Bima dan Ratu. Ia bisa berada di tengah-tengah keduanya karena Bima tiba-tiba menjemputnya dan mendesaknya agar ikut. Semakin lama perdebatan keduanya semakin menjurus ke inti permasalahan yang sejak tadi Bella tahan untuk tidak menanyakannya.

Bella menganga lebar kemudian menutup mulutnya, menatap Bima yang saat ini duduk di sampingnya dengan tatapan tak percaya.

Tiba-tiba Ratu menggebrak meja kuat-kuat hingga Bella tersentak kaget, “udah gila ya lo! Bella yang udah sah aja belum hamil juga, lo yang nggak terikat apa-apa malah asik-asikan maksiat!”

Bima menajamkan tatapannya pada adik sepupunya itu, “lo nggak usah sok ceramahin gue bocah, lo tuh cuman bocah kemarin sore yang baru aja masuk rana gue!”

Ratu berdecih pelan, “meskipun gue bocah kemarin sore tapi gue tahu mana yang buruk dan mana yang baik. Makanya Bim, lo tuh sama aja kayak Fahri dan Ananta! Kalian bertiga mirip sih sifatnya, sama-sama bangsat.”

Bima mengepal kuat tangannya di bawah meja. Bella yang mengetahui itu langsung mengusap lembut punggung Bima, meminta pria itu untuk tak mendahulukan emosi.

Bima menunjuk Ratu dengan mata berkaca-kaca, “lo jangan bikin gue emosi, teman-teman gue nggak ada sangkut pautnya sama gue, mereka semua udah bahagia dijalannya masing-masing.”

“Wah, tentunya si udah bahagia. Meskipun Fahri bajingan tapi dia masih mau tanggung jawab, nah sedangkan lo malah mau kabur dan minta Shasa gugurin kandungannya,” Ratu tertawa sinis lalu meludah, “bahkan sifat lo ini nggak mencerminkan sosok manusia.”

Bima yang sudah tak tahan mendengar cercaan dari adik sepupunya itu lantas berdiri dari tempat duduknya. "Bel, lo pulang sama Ratu aja ya gue takut lo kenapa-napa kalau pulang sama gue," ucap Bima sembari menepuk lembut puncak kepala Bella.

"Mas Bima hati-hati bawa mobilnya," cicit Bella.

Setelah Bima meninggalkan mereka berdua Ratu tak langsung berbicara, perempuan itu teridam beberapa menit lalu menghela nafas berat.

“Habis lihat ini lo jangan takut hamil Bel, Adnan sama Bima itu beda banget," sahut Ratu.

“Apasih, aku belum mau hamil!”

Ratu memicingkan matanya, “yakin belum mau? Menunda-nunda itu nggak baik loh Bel, nanti lo nggak dikasih sama Allah karena suka nunda-nunda.”

“Hih.”

“Halah, awas kalau lo nolak Adnan!”

“Ih, kok kamu yang ngatur sih!” Balas Bella tak suka.

“Jadi lo beneran nolak Adnan, Bel? Ya Allah Bella dosa, ingat dong itu dosa.”

Bella mendengus padahal sejujurnya ia juga kepikiran, Adnan sudah cukup sabar selama ini menerima penolakan-penolakan yang diutarakan Bella, setiap manusia pasti punya taraf kesabaran yang mungkin saja kesabaran Adnan sudah mulai menipis.

"Tapi udah pernah 'kan?" Tanya Ratu sembari menatap Bella dengan serius, menunggu jawaban dari perempuan itu.

Bella bergerak meraih minuman yang tak sempat diteguk Bima, kemudian Bella menyedot minuman rasa latte itu dengan cepat, menutupi rasa malu yang menyelimutinya saat ini.

"Jangan kayak tai deh," komentar Ratu.

Bella mendongak, menatap Ratu dengan senyuman malu-malu.

"Pernah... tapi cuman sekali kok," ucap Bella gamblang hingga membuat tawa Ratu pecah.

"Ngakak banget, cuman sekali doang nih? Nggak kecanduan 'kan?" Tanya Ratu disela-sela tawanya.

"Ih enggak ya! Aku nggak mau lagi, karena itu sakit banget!"

Marriage, Not DatingWhere stories live. Discover now