4.2 Putri Tidur

78 29 32
                                    

"Maksud?" tanya Heros sembari menyeritkan kedua alisnya, 

"G-gue engga tau d-dia ngincer Raxel," ujar Defna sembari menghapus air matanya, 

"Lo engga bisa bohongin gue, Defna." desis Heros, 

"G-gue engga bohong" ucap Defna yang membuat Heros tertawa sinis, 

"Bukannya itu niat kalian untuk jatuhin Adena karena gue ambil dia dari kalian?" tanya Heros yang membuat jantung Defna berdetak kencang, 

"Gue kasih kalian kesempatan, tapi engga tau keputusan Adena." ujar Heros sembari meninggalkan dua anak kembar itu lalu memasuki ruang ICU bersama dengan Raxel. 

Malam pertama mereka menjaga Adena. Orang tersayang bagi dua orang yang sedang menahan kantuk. Ruangan itu hening, hanya suara ventilator dan monitor detak jantung yang menemani malam dua lelaki yang duduk termenung di depan seorang gadis yang sedang tertidur dengan selang oksigen serta selang makan yang menempel pada hidung dan mulut gadis itu. 

"Selamat malam natal, Adena" gumam Heros sembari memegang tangan adiknya, 

"Lo tau xel? hari yang paling dia tunggu itu hari apa?" tanya Heros sembari menatap Heros yang duduk di depannya, 

"Natal. Hari Natal."  jawab Heros sembari menitihkan air matanya, 

Heros mulai menceritakan hari dimana dirinya bonding dengan Adena, hari pertama Adena kembali ke dalam pelukan keluarganya. 

"Get to know me in ten questions. Gimana?" tanya Heros sembari mengambil popcorn yang berada di wadah kaca, 

"Ok, i play first" jawab Adena sembari tersenyum, 

"Okay" 

"Who's your first love, brother?" tanya Adena dengan iringan tawanya, 

"Um, you?" jawab Heros, 

"Boong" gumam Adena yang membuat Heros tertawa. 

"Iya, lo." 

"K-kok?" 

"Inget lo MOS kan?" tanya Heros yang dijawab anggukan kepala oleh adiknya, 

"Gue yang jadi pemimpin kelompok lo sama Defno. Disitu gue liat lo, lo kayak orang kesepian. di tambah hari pertama lo, gue liat, lo udah jadi bahan bullyan Luna sama Defna." jelas Heros, 

"Terus kenapa bisa jadian sama Kak Citra?" tanya Adena yang membuat Heros tertawa geli. 

"Ini agak lucu sih. Citra sama gue musuh bebuyutan dari kita SD. entah kenapa dia masuk SMA yang sama lagi padahal bisa di itung kita udah sembilan tahun engga akur. tapi pas gue suka sama lo waktu Mos, Citra yang nyadarin gue, kalo lo terlalu sepesial buat gue. Bahkan anak Laxer" jelas Heros yang membuat Adena menganggukan kepalanya. 

"My turn. Hari apa yang lo tunggu-tunggu?" 

"Christmas day." jawab Adena, 

Heros menyeritkan dahinya dan bertanya, "Natal? kenapa harus natal?" 

"Entah lah. Percaya engga percaya selama aku hidup di panti asuhan, bahkan di rumah kak Defna, setiap Natal aku selalu ke gereja dan berdoa disana." 

"Doa?" 

"Iya Doa. Aku berdoa supaya aku ketemu sama keluarga kandung aku. Kayak sekarang. Aku dari dulu berandai bisa seperti ini. Dan sekarang terwujud." ujar Adena yang membuat Heros tersenyum lalu mengelus kepala adiknya. 

"Apa lo ada keinginan buat Natal tahun ini?" tanya Heros yang membuat Adena menyeringai senang, 

"Apa aku boleh kumpul kaya gini? Sama Bunda juga?" tanyanya yang dijawab anggukan kepala oleh Heros. 

"YAY!!" 

Heros menyelesaikan ceritanya kepada Raxel. Cowo itu hanya bisa merespon Heros dengan anggukan kepala, dirinya sekarang tahu kenapa cewe itu ingin sekali liburan Natal. 

"Gue ngerasa bersalah." ujar Raxel, yang membuat Heros menatapnya heran. 

"Gue janji sama dia buat liburan natal bareng keluarga gue, dan keluarga dia." 

"Andai gue engga gegabah buat nerima tantangan Tamara, andai gue engga ingkar janji ke dia. Mungkin sekarang Adena engga akan disini kan?" tanya Raxel, 

"Engga. lo engga salah. Gue yakin dia juga ngerti keadaan lo." jawab Heros sembari menaruh tangan Adena, 

"Dia bukan cewe yang akan dendam. Dia juga orang yang mengerti dengan keadaan." ujar Heros yang membuat Raxel menganggukan kepalanya. 

"Gue mau tidur. Lo kalo ada apa bilang ke gue ya" ujar Heros lalu berdiri dari tempatnya dan keluar dari ruangan Adena. 

Hanya tinggal Raxel sendiri, banyak yang ingin ia katakan kepada cewe yang berada di depannya ini jika mereka jadi liburan bersama. Raxel memegang tangan Adena yang di infus, ia mengelus tangan mungil itu sembari menatap wajah pucat Adena. 

"Selamat malam Natal, Cantik." gumam lelaki itu, 

"Banyak hal yang pengen gue katakan, lo dengerin baik - baik ya" 

"Adena, lo adalah sumber masalah gue. lo yang ngehancurin semua penderitaan gue, lo yang nyembuhin luka gue. Entah kenapa gue bisa tertarik sama lo, lo candu bagi gue." 

"Maaf kali ini gue ingkar janji, gue udah janji engga akan ingkar tapi ternyata gue yang ingkarin janji itu. Andai lo engga kenal gue, andai lo menjauh dari awal lo kenal gue, andai gue engga maksa sekelas sama lo. Mungkin lo engga akan terbaring disini kan?" 

"Maaf, Maaf gue selalu cuekin lo disaat lo butuh, maaf gue selalu buat lo berada di lingkar kejahatan yang gue buat, maaf karena gue lo jadi umpan mereka, maaf" 

"Gue janji, kalau lo bangun, gue akan bawa lo kemanapun yang lo mau. tapi lo harus janji juga ke gue untuk bangun dan survive" ujar Raxel kepada Adena yang tidak merespon perkataannya. 

"Mimpi yang indah, sayang" 

1 bab lagi menuju ending~~ hehe gimana bab kali ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 bab lagi menuju ending~~
hehe gimana bab kali ini?

jangan lupa vote & komennya yaa
semoga hari kalian menyenangkan!!

luv, xx.

Adena (END) | Proses RevisiWhere stories live. Discover now