0.6 Another painess again

95 37 7
                                    

"Lo tolol atau bego sih Def? lo ngecelakain Adena di sekolah tempatnya Laxer berkuasa. untung lo ada gue yang bisa nyelamatin omelan Heros" Seru Defno terhadap Defna di atap sekolah,

"Dan lo liat apa yang Luna dapetin cuman karena suruhan basi lo itu. inget Def citra lo disini hampir rusak karena lo ngebenci Adena. lo kalo cemburu jangan di habisin disini, kita bisa ngehabisin dia dirumah tanpa sepengetahuan Laxer." Lanjut Defno yang membuat Defna memandangnya,

"Lo kembaran gue tapi otaknya kaga kembar." gumam Defno lalu meninggalkan Defna sendirian.

Dilain tempat Adena mulai menunjukan gerak geriknya yang membuat Raxel tersadar dari lamunannya, Adena mulai membuka matanya perlahan dan yang pertama ialah muka dingin milik Raxel yang membuatnya tersenyum karena dirinya selamat.

"Ternyata aku masih hidup ya?" tanyanya ketika sepenuhnya sadar kepada Raxel.

"Diem lo jangan gerak" ujarnya lalu meninggalkan Adena tanpa menjawab pertanyaan Adena.

Tak lama kemudian cowo itu datang dengan seseorang dokter perempuan, lalu dokter itu memeriksa keadaan Adena.

"Adena sudah bisa dipulangkan kok sel jangan khawatir" Ujar dokter itu kepada Raxel, dan Raxel hanya menjawabnya dengan anggukan

"Bunda ngapain disini?" Tanya seseorang di belakang dokter perempuan yang memeriksa Adena,

"Lo Heros sudah datang nak? bunda habis periksa teman kamu barusan sadar" ujar perempuan itu yang membuat Adena tercengang.

"Dia nyokap Heros, kalo lo kira Heros cowo cool tengil salah karena lo bakal liat Heros manja di depan nyokapnya" Jawab Raxel yang menjawab pertanyaan yang ada di otak Adena sekarang.

"Ah saya Dokter Belen,ibunda Heros, dan pasti kamu Adena yang cewe suka di bully itu ya? saya sering denger Heros cerita tentang kamu tapi saya tidak tahu kalau kamu dibully sampai separah ini" ujar perempuan itu sembari tersenyum yang membuat Adena merindukan orang tua kandungnya hanya dengan melihat senyuman Belen.

"Yasudah karena Heros sudah datang, dan Adena juga sudah boleh pulang saya permisi dulu" Ujar ibunda Heros lalu meninggalkan Adena bersama dengan Heros dan juga Raxel.

Saat Adena bersama dengan Heros dan Raxel sampai di parkiran mobil di Basement rumah sakit, mereka melihat Defno yang sedang berdiri di depan mobilnya,

"No ngapain?" tanya Heros sembari menghampiri Defno.

Defno melihat keadaan Adena yang dipenuhi oleh perban lalu menjawab pertanyaan Heros, "Adena biar gue aja yang anterin pulang. kalian pasti udah capek kan nungguin dia terus? sekarang gantian gue yang berjasa buat ni cewe" jawabnya dan tanpa beban apapun Raxel dan juga Heros menyetujui ide dari Defno.

Adena awalnya ingin menolak dan kalau bisa ia pulang sendiri menggunakan kendaraan umum, namun ia juga tidak bisa menolak karena Defno akan menghukumnya jika ia menolak ajakan dari saudara tirinya itu.

Raxel yang sedari tadi diam memperhatikan muka Adena yang semakin lama semakin menunujkan ekspreksi sedih dan juga takut saat Defno mengajukan diri untuk mengantarnya pulang kerumah, dan Raxel merasa pasti ada yang tidak beres dengan Defno karena Adena bukan tipe manusia yang suka menunjukan rasa ketidaksukaannya dengan ekspreksi maupun perkataan.

Tak lama kemudian Adena memasuki mobil Defno dan mobil Defno pergi dari parkiran.

"Kunci nyokap lo masih di lo kan?" tanya Raxel lalu di jawab anggukan kepala Heros,

"Gue pinjem mobil nyokap lo dan lo ikut gue ikutin Adena sama Defno gue liat ekspreksi Adena engga enak" Ujar Raxel lalu mengambil kunci mobil yang sedari tadi Heros genggam

"Lo beneran natapin muka Adena ya sel?" tanya Heros sembari memasang sabuk pengaman,

"Sekarang bukan waktunya buat omongin itu Heros" ujar Raxel dingin lalu menancap gas meninggalkan parkiran dan mengikuti mobil Defno yang untuknya tidak terlalu jauh dari mobil mereka.

Mobil Defno terpakir tepat di depan rumahnya, Ia bersama dengan Adena turun dan memasuki rumahnya yang saat ini hanya ada mereka bertiga, kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan bisnis.

Adena memasuki ruang keluarga dan sudah di sambut dengan tatapan maut Defna.

"Gue kira lo udah mati di gudang sekolah, ternyata masih hidup" sinis Defna sembari memakan popcornnya,

"Duduk lo sini" ujar Defno sembari duduk dan mengambil popcorn milik Defna,

Adena menuruti perkataan Defno, ia duduk di hadapan Defno dan Defna.

"Gue udah berapa kali bilang untuk jauhin anggota Laxer?" Tanya Defno dan Adena hanya menundukan kepalanya,

"Lo punya kuping kan? lo tau setelah lo dateng kerumah ini sepuluh tahun yang lalu keadaan rumah berantakan. lo ngambil semua yang gue punya dan gue engga mau lo ngambil apa yang gue punya sekarang. jauhi Laxer terutama Heros dan Raxel. lo cuman anak pungut Dena, Lo cuman anak pungut yang di pungut bokap nyokap karena keegoisan mereka. lo engga berhak jadi anak mereka" ujar Defno yang menusuk hati Adena

"Apa gue minta untuk dipungut? apa gue mohon mohon ke orang tua lo kalo mereka harus pungut gue?" Jawab Adena dan langsung ditampar oleh Defna,

"Ngelunjak ya lo lama lama kalo gitu tadi lo gue buat mati di tempat sekalian" Ujar Defna lalu mengambil sebuah pisau yang ia gunakan untuk mengupas buah,

Adena memejamkan matanya, ia merasa ajalnya akan menjemputnya dalam beberapa detik namun saat ia merasa Defna akan menusuknya, Bell rumah berbunyi yang membuat Defna menghentikan kegiatannya.

"Siapa?!" teriak Defno lalu menghampiri pintu dan membukaannya dan terlihat Raxel dan juga Heros dengan muka manisnya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Defno,

"Minta main ps, ps gue rusak sih no" Jawab Heros dengan muka cengengesannya

"Bentar lo pada tunggu sini dulu gue mau ngusir Defna" Ujar Defno lalu meninggalkan Heros dan Raxel yang masih di luar

"Ada Heros sama Raxel, lo sembunyi di kamar lo jangan sampe ketauan dan lo nonton di ruang keluarga atas aja ruang ini mau gue pake buat main game" Ujar Defno yang dituruti oleh Adena.

Defna yang mendengar hal tersebut langsung melempar pisau itu dan pergi meninggalkan Defno dan Adena.

"Lama" ujar Defno dingin lalu ia menarik lengan Adena dan membantunya berjalan hingga tangga,

"Buruan naik tangganya, kaki lo engga di amputasi" ujarnya lagi lalu meninggalkan Adena yang sedang berusaha naik tangga.

Setelah mengetahui bahwa Adena sudah tidak terlihat dari pandangannya, Defno segera mengajak kedua temannya untuk masuk kedalam rumahnya dan mereka bermain game hingga larut malam. 

 

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Adena (END) | Proses RevisiWhere stories live. Discover now