3.6 Date

68 36 7
                                    

"TAMARA?!" Teriak Adena, 

Tamara membekap mulut Adena karena teriakannya lalu Tamara memberikan sebuah kode kepada seseorang dan orang itu keluar dari balik tembok, dan dia adalah Defna. 

"Gue akan lepasin tangan lo asal lo engga teriak kaya tadi" ujar Tamara yang dijawab anggukan kepala oleh Adena. 

Tamara melepaskan tangannya yang membuat Adena kembali bernafas dengan lega, 

"Kak Defna?" tanya Adena yang melihat mantan kakaknya yang menjadi kacungnya Tamara,

"Kenapa? kaget lo?" tanya Defna nyolot, 

Adena menggelengkan kepalanya lalu tertawa, "Gue kira lo akan berdiri sendiri dengan pedoman lo sama Kak Defno tapi ternyata lo malah jadi kacung adek kelas lo? ironis banget lo kak" ujar Adena yang membuat Defna geram, 

Defna menarik kerah baju Adena dan berkata, "inget ya kalo bukan karena keluarga gue lo udah mati membusuk di panti asuhan" 

"Udahlah ini urusan gue sama dia bukan urusan lo sama dia" ujar Tamara sembari menarik Defna, 

"Apa urusan lo sama gue?" tanya Adena, thanks to Heros ia belajar banyak jika dirinya berada di posisi seperti ini. 

"Jauhi Raxel atau lo akan kena akibatnya, oh mungkin abang kesayangan lo juga akan kena" ujar Tamara yang membuat Adena tertawa, 

"Lo minta gue jauhin Raxel? kenapa?" tanya Adena yang membuat Tamara geram, 

"Gue masih bisa nahan emosi karena sekarang lo lagi sama Raxel, tapi jangan harap lo akan hidup jika kita ketemu di tempat sepi" ujar Tamara yang membuat Adena merinding, 

"Lo nyesel ninggalin Raxel waktu sd-kan?" tanya Adena lagi yang membuat Tamara tambah geram. Tamara bersiap melayangkan tangannya ke pipi Adena namun kegiatannya terhenti karena Raxel berhasil menemukan Adena. 

"Adena gue tau lo di dalem, Tamara brengsek keluar lo sekarang!" seru Raxel sembari menggedor pintu yang terbuat dari besi itu, 

"Bersyukur karena lo aman." ujar Tamara lalu memakai kembali masker dan topinya lalu pergi   bersama Defna dan meninggalkan Adena sendirian. 

Adena terduduk lemas, dirinya dulu mungkin terbiasa namun semenjak tinggal dengan keluarga kandungnya Adena jarang sekali di perlakukan seperti tadi, dan untungnya berkat Heros dan Laxer Adena bisa bertahan. 

Adena menahan tangisannya dirinya tidak berani keluar karena takut Raxel akan memarahinya namun takdir berkata lain, Raxel berhasil membuka pintu besi itu dengan meminta bantuan dari staff mall yang memegang kunci. Raxel melihat Adena yang sedang duduk dan melihatnya dengan tatapan nanarnya, Raxel yang melihat Adena seperti itu hanya bisa memeluknya dan merasakan sakit dihatinya karena dirinya gagal melindungi Adena. 

"its okay, gak papa" ujar Raxel sembari mengelus rambut Adena dan seketika tangisan Adena pecah. 

"T-takut" ujar Adena sembari sesunggukan yang membuat Raxel mengeratkan pelukannya, 

"Gak usah takut gue disini" 

"Takut kamu marah" ujar Adena yang membuat Raxel berhanti mengelus rambut Adena dan melepaskan pelukannya, 

"Maksud?" 

"Aku takut kamu marah karena tiba - tiba ilang" ujar Adena sembari menghapus air matanya, 

"Engga takut sama Tamara?" 

"Takut tapi engga setakut kalo kamu marah" ujar Adena sembari memalingkan wajahnya, malu. 

"Jadi lo takut gue marah di banding nyawa lo sendiri?" tanya Raxel memastikan apa yang diucapkan Adena. 

Adena menganggukan kepalanya sembari mendirikan tubuhnya, 

"Ayo nonton" ujar Adena sembari memberikan tangannya kepada Raxel. 

Raxel tersenyum melihat kelakuan Adena, ia menerima tangan Adena dan keluar dari ruang janitor itu lalu pergi menuju bioskop dan menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang. 

dilain tempat.. 

"Suruh anak anak untuk kasih death note ke Laxer khususnya Adena" ujar Tamara sembari melemparkan topinya kepada Defna dan memasuki mobil begitupun dengan Defna. 

"Tapi bukannya kita akan kalah juga?" tanya Defna, 

Tamara menggelengkan kepalanya, "Kelemahan Raxel dan Laxer ada di Adena, kita harus nyerang itu cewe dulu baru kita bisa menangin Laxer." ujar Tamara sembari menghidupkan mesinnya

"Awas aja Adena, lo akan gue bunuh. karena lo udah ambil Raxel dari genggaman gue" Gumam Tamara lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan maksimal. 

"Gimana tadi seru engga filmnya?" tanya Adena sembari membuang bungkus popcorn ke tempat sampah, 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana tadi seru engga filmnya?" tanya Adena sembari membuang bungkus popcorn ke tempat sampah, 

"Seru" jawab Raxel sembari memalingkan wajahnya, 

"Seru kok tadi teriak teriak sampe keringetan gitu" ujar Adena sembari tertawa yang membuat wajah Raxel memerah. 

"Jangan dibahas" ujar Raxel sembari berjalan menuju keluar bioskop. 

"Iya iya maaf. Mau kemana abis ini?" tanya Adena, 

"Makan ya gue laper" jawab Raxel yang dijawab anggukan kepala oleh Adena. 

Untuk yang penasaran, Adena dan Raxel tadi menonton salah satu film horor sebenarnya Adena yang menginginkannya tetapi Raxel enggan untuk menonton film horor yang bisa saja menghantuinya selama tidur namun berkat bujukan Adena yang membuat Raxel gemas, mau tak mau cowo itu harus mengikuti kemauan Adena dan berakhir dirinya menjadi lembek selama dua jam penayangan. 

Selama di perjalanan menuju restoran yang berada di dalam mall itu, Adena terus menggoda Raxel karena baru kali ini dirinya melihat Raxel yang ketakutan, selain manja dengan ibunya dirinya juga ternyata seorang penakut. Tampang doang sangar tapi nonton fim horor aja takut. 

"Makan wendys yuk, aku kangen makan itu!" seru Adena sembari meunjuk kedai ayam goreng yang berlogo anak dikepang dua. 

"Oke" ujar Raxel lalu membawa Adena memasuki restoran cepat saji itu. 

Adena dan Raxel segera mencari tempat duduk dan mereka mendapatkan di dekat jendela. Mereka berdua memasuki restoran lalu Raxel segera memesan makanan untuk Adena dan juga dirinya. 

Selagi menunggu makanan datang tiba tiba ponsel mereka berdua berbunyi, 

"X-xel k-kayaknya k-kita harus pulang" 

"X-xel k-kayaknya k-kita harus pulang" 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Adena (END) | Proses RevisiWhere stories live. Discover now