2.5 Adena Fintan

60 26 1
                                    

"Kenalin gue Adena Agacia Fintan, salam kenal" ujar Adena sembari tersenyum yang membuat kelas ramai karena kedatangan Adena seketika langsung hening, 

"Fintan?" tanya Lana yang tersadar dengan ucapan Adena, 

"Fintan kata lo?" tanyanya lagi sembari menghampiri Adena, 

"Jangan ngimpi!" seru Lana sembari menoyor Adena yang membuat Heros geram dan menarik tangan Lana, 

"Ya dia adik kandung gue!" teriak Heros yang membuat Lana terdiam, takut. 

"Sekali lagi gue liat lo ganggu adik gue, lo bener-bener engga akan selamat Lana" ujar Heros dingin lalu melepas tangan Lana. 

"Lo duduk gue pamit ke kelas" ujar Heros kepada Adena yang di angguki oleh Adena. 

Adena menatap sinis Lana sembari tersenyum licik, lalu ia menggeret kursi lamanya dan menduduki kursi itu dengan tenang. 

Saat jam istirahat di kumandangkan, Adena segera merapihkan buku yang berserakan di mejanya dan memasukan kedalam ransel gucci yang di belikan oleh bundanya semalam. 

Adena segera mengambil dompetnya dan keluar dari kelasnya untuk menjemput Heros dan juga Citra, namun saat dirinya keluar dari kelas dirinya kembali jadi pusat perhatian karena kabar mengenai Adena adalah adik Heros sudah terdengar ke seluruh penjuru sekolah bahkan selama di kelas teman yang awalnya tidak ingin berteman dengan Adena langsung memintanya berteman yang membuat Adena muak. 

Saat Adena ingin melangkah, tangannya tiba - tiba di genggam yang membuat Adena terayung kebelakang dan dirinya terjatuh di sesuatu yang empuk. 

Adena masih memejamkan matanya, namun dirinya dapat mendengar detak jantug yang berbunyi sangat kencang dan dirinya juga mencium aroma maskulin yang membuat dirinya betah di sana. 

tak waktu lama pelaku yang menarik tangan Adena itu segera menjauhkan Adena dari pelukannya kalau tidak dirinya akan serangan jantung.

"Eh maaf Xel!" seru Adena saat menyadari dirinya di tarik dan terjatuh di pelukan Raxel. 

"Salah gue. lo mau ke Heros?" tanya Raxel sembari memasukan tangannya ke kantong celana abu-abunya. 

Adena mengangguki kepalanya, "Iya katanya mau anterin ke kantin" jawabnya yang membuat Raxel langsung menggenggam tangan Adena dan membawa gadis itu menuju kantin. 

Di perjalanan, Raxel terus menggenggam tangan Adena dengan lembut agar tangan gadis itu tidak terluka. Dan sesampainya di kantin, Adena terengah karena suasana kantin sangatlah ramai, 

"Rame" gumam cewe itu sembari melihat sekeliling karena selama dirinya tinggal dengan keluarga Defna, dirinya bahkan tidak bisa melihat suasana kantin. 

Raxel tentu saja mendengar gumaman dari Adena dan dirinya tidak menggubris ujaran cewe yang masih dirinya genggam. Raxel melihat Galen dan juga Alfon di meja khusus Laxer, ia segera membawa Adena kesana sembari menunggu Heros dan juga Citra datang. 

"Eh ada nyonya fintan yang baru, galaknya sama kaya tuan mudanya gak?" goda Galen kepada Adena yang membuat Adena menaikan alisnya, spontan. 

"Wes wes ternyata emang sama" ujar Alfon sembari tertawa yang malah di jitak oleh Raxel. 

"Duduk" suruh Raxel sembari mendudukan bokongnya di kursi kosong depan Alfon. 

Adena mengangguki kepalanya lalu segera duduk di samping Raxel, 

"Lo mau langsung pesen atau tunggu Heros?" tanya Raxel sembari membaca buku menu yang di sediakan di kantin. 

"Tunggu abang aja" jawab Adena yang di angguki kepala oleh Raxel. 

Tak lama kemudian, Heros datang bersama dengan Citra sembari membawa kotak makan transparan di tangan kirinya, dan tangan kanannya tentu menggandeng Citra. 

"Lo tumben bawa bekel Ros," gumam Galen sembari melihat kotak makan yang tadi di bawa Heros, 

"Bukan buat gue, tapi buat Adena" ujar Heros sembari mengambil kotak makan itu dan memberikannya kepada Adiknya, 

"Bunda tadi kesekolah ngurus beberapa berkas lo yang belom lengkap sekalian kasih gue ini, bunda engga mau lo makanan kantin" ujarnya sembari mendudukan bokongnya di sampin Raxel, 

Adena menganggukan kepalanya senang, ia segera membuka tempat makan itu dan langsung terlihat menu makanan yang dirinya sukai yaitu nasi goreng tanpa kecap. 

"Bunda kok tau kesukaan aku bang?" tanya Adena sembari menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya, 

"Coba lo tanya pas pulang sekolah" jawab Heros sembari melihat buku menu, 

"Lo mau apa Na?" tanya Heros kepada Adena yang sedang asik menyuap nasi gorengnya, 

"Bakso" jawab Adena yang membuat Raxel dan juga kedua temannya tercengang kecuali Heros dan juga Citra. 

"L-lo engga kenyang?" tanya Galen sembari menyeruput es teh yang sudah tidak ber-es, 

"Engga ada kata kenyang bagi Adena" ujar Citra sembari memainkan sambel yang tersedia  diatas meja, 

"Beneran Ros?" tanya Alfon yang di jawab anggukan kepala oleh Heros dan dirinya langsung memesan makanan untuk dirinya dan juga teman-temannya. 

Di kejauhan, tepatnya di tempat duduk Defna dan Defno. kedua anak kembar itu sedang mengamati meja yang seharusnya menjadi tempat duduk mereka sekarang. 

"Dia beneran adik kandung Heros?" tanya Defna sembari menyuap bakminya, 

"Mami engga bilang kalo keluarga kandung Adena itu keluarga Heros, jadi gue engga tau pasti" jawab Defno sembari menahan kesal. 

"Terus kita harus gimana?" tanya Defna geram karena dirinya kembali dikalahkan oleh Adena, 

"Tunggu sampai waktunya tepat Na, gue engga mau dia terluka karena dia sekarang resmi di bawah perlindungan Laxer" ujar Defno sembari menghembuskan nafasnya. 

Kedua anak kembar itu kembali memakan makanannya tentu sembari mencuri pandang ke Adena. Hingga salah satu dari mereka mendapatkan sebuah ide cemerlang, 

"Gue punya ide" ujar Defna tiba - tiba sembari mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. 

authors note 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

authors note 

halooo gimana kabarnya? 

Adena (END) | Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang