Part 32

27.4K 2.6K 1
                                    

"Pegangan dong Li, Lo mau jatoh apa hah?" ucap Kevin saat mereka menaiki motor milik Kevin.

"Ogah! Bilang aja mau modus," ucap Lia dengan ketus.

"Modus dikit nggak papa kali Li,"

"Nggak mau Vin!"

"Kalo jadi pacar gue, mau nggak?" tanya Kevin ngawur.

"Hah?" Lia masih belum bisa mencerna ucapan Kevin, ia pikir ia hanya salah dengar.

"Lo mau nggak jadi pacar gue? Budek amat!" ucap Kevin dengan suara keras.

"Nggak usah ada kata budeknya kali, mau nembak kok nggak romantis amat," sahut Lia kesal.

"Lia yang cantik, mau nggak jadi pacarnya Kevin yang ganteng ini," sahut Kevin dengan nada yang dibuat-buat.

"Ogah!" jawab Lia sinis.

"Kok gitu si, tadi katanya nyuruh nembak yang romantis,"

"Ya nggak gitu juga dong," kesal Lia.

"Yaudah, nggak jadi," ujar Kevin yang membuat Lia semakin kesal.

"Sumpah! Nyebelin banget nih cowok! Niat nembak nggak sih? Masa nggak jadi? Padahal kan gue sebenernya mau, tapi gengsi dong kalo langsung gue terima gitu aja," batin Lia.

--------------------

Pagi ini Zyla sudah siap dengan seragam sekolahnya, namun ia berniat akan membolos sekolah dan pergi ke makan Arga, sebelum akhirnya Reyhan keluar dari kamarnya dan menghentikan langkahnya Zyla.

"Zy," panggil Reyhan seraya menuruni anak tangga dan keluar dari rumah bersama dengan Reyhan.

"Kenapa?" tanya Zyla singkat.

"Lo berangkat bareng gue ya," pinta Reyhan yang membuat Zyla bingung, karena biasanya Reyhan selalu berangkat bersama dengan Cika, setelah mereka berpacaran.

"Gue naik taksi," sahut Zyla.

"Nggak bisa, pokoknya lo harus berangkat bareng gue!" paksa Reyhan.

Mau tak mau Zyla menuruti apa kata Reyhan, mungkin ia akan ke makam Arga sehabis pulang sekolah.

Ia menaiki motor sport milik Reyhan dan berpegangan erat pada perut Reyhan.

Sebenarnya ia penasaran kenapa Reyhan tidak menjemput Cika, namun ia malas untuk menanyakan hal itu.

Sesampainya di parkiran sekolah, banyak yang menatap kearah mereka karena mereka memang terlihat seperti pasangan kekasih.

Wajah Zyla masih terlihat murung, bahkan ia tidak peduli sekarang menjadi pusat perhatian banyak orang.

Zyla melepaskan pelukannya pada Reyhan dan turun dari motor sport itu, kemudian Reyhan melepaskan helm yang Zyla pakai tanpa disuruh.

Disana nampak Lia dan Rita yang juga baru saja sampai tengah tersenyum lebar menatap mereka berdua.

"Gue seneng, Rey mulai perhatian lagi sama Zyzy," ucap Rita seraya tersenyum lebar.

"Lo ngomong apa aja sana dia, sampe langsung sadar gitu?" tanya Lia menatap Rita curiga.

"Ada deh," sahut Rita singkat.

Banyak yang menatap iri kepada mereka, sebagian dari mereka menganggap Cika dan Reyhan sudah putus, sehingga mereka berpacaran dan sebagian lagi menganggap Zyla itu pelakor.

"Jadi ini, alasan lo nggak bisa jemput gue Rey?" tanya Cika seraya menatap sinis kearah Zyla.

"Gue harus anterin Zyla Cik, lagian lo kan bareng Zidan sama Kinan," ujar Reyhan setenang mungkin.

"Dasar pelakor! Lo mau rebut Reyhan dari gue hah?" bentak Cika kepada Zyla.

"Cukup Cik, lo jangan buat masalah sama Zyzy," ucap Reyhan memperingati.

"Lo lebih belain Zyzy, daripada pacar lo ini Rey?"

"Gue nggak belain siapa-siapa,"

"Kamu lihat kan Zid, Zyzy itu cuma cewek matre. Setelah dia putus dari kamu dan Arga pergi, sekarang dia ngincer Reyhan!" ucap Kinan kepada Zidan.

"Belum tentu Kin," sahut Zidan lirih.

"Orang udah jelas kok," gumam Kinan.

Mulai sekarang Reyhan berjanji akan lebih mengutamakan Zyla daripada Cika, hal itu membuat Cika semakin kesal dibuatnya.

Tak hanya Cika, bahkan Zidan dan Kevin sendiri bingung kenapa mereka bisa sedekat itu.

Banyak yang mempertanyakan tentang hubungan mereka, bahkan banyak yang berpikir jika Zyla itu pelakor yang ingin mengincar harta Reyhan, namun gadis itu sama sekali tidak mendengarkan apa kata orang lain.

Saat ini Zyla sedang berada di rooftop sekolah, meskipun ia sudah mulai mengikhlaskan Arga, namun bayangan cowok itu selalu menghantuinya.

Bahkan saat ini, ia masih memikirkan tentang kenangannya bersama dengan cowok itu.

"Lo bilang lo sayang sama gue, tapi lo malah deketin Reyhan," ucap Zidan yang buru saja datang.

"Terus? Masalah buat lo?" ketus Zyla.

"Lo sendiri apa kabar? Lo bahkan nggak ngehargain perasaan gue sama sekali. Lo selalu aja sama Kinan, dan asal lo tahu, Gue sakit tiap kali lihat kalian berdua!"

"Gue udah pernah bilang Zy, gue cuma kasihan sama dia, karena dia sakit jantung, dan orang tuanya nitipin dia ke gue,"

"Mau sampai kapan El? Bahkan saat gue bilang gue sayang sama lo, lo cuma bisa diem!" ucap Zyla seraya menatap tajam Zidan.

"Gue cuma perlu waktu Zy,"

"Tunggu sampe Kinan jalanin operasi jantungnya Zy, habis itu gue akan jujur, kalo gue juga sayang sama lo," ucap Zidan dalam hati.

"Gue belum bisa jujur sekarang, karena kalo gue jujur, mungkin lo akan tambah sakit hati lihat kedekatan gue sama Kinan,"

"Mau sampai kapan El? Mau sampai kapan gue harus nunggu lo jawab perasaan gue? Mau sampe gue mati hah? Iya?" bentak Zyla yang kini sudah meneteskan air matanya.

Zyla menghapus air matanya kasar dan pergi meninggalkan mereka begitu saja, tanpa mereka sadari, sedari tadi Lia dan Rita bersembunyi seraya mendengarkan obrolan mereka.

"Gue juga sayang sama lo Zy, tapi gue bingung harus gimana. Posisi gue serba salah," gumam Zidan.

"Kalo sayang ya perjuangin dong," celetuk Rita.

"Cowok bukan sih?" timpal Lia.

Zidan yang mendengar itu segera membalikkan badannya. Ia terkejut melihat Lia dan Rita yang sudah berada diaana entah sejak kapan.

"Kalian-"

"Kenapa?" tanya Rita yang memotong ucapan Zidan.

"Lo pasti kaget kan lihat kita disini?" ujar Lia.

"Padahal mah kita udah disini sebelum lo dateng," ujar Rita.

"Kalian itu saling sayang, tapi kenapa ribet amat hubungan kalian sih?" tanya Rita.

"Tau, mana ribut mulu lagi," timpal Lia.

"Asal lo tau Zid, lo itu selama ini udah dibohongin sama Kinan," ujar Rita seraya mendekat kearah Zidan.

"Maksud lo?" tanya Zidan bingung.

Rita menunjukan ponselnya yang sudah menyala dan menampilkan sebuah video.

Disana terlihat Kinan yang tengah mengobrol dengan seseorang saat di telepon.

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now