Part 07

34.1K 3.5K 20
                                    

"Buset, gue kenyang banget," ucap Zyla mengelus-elus perutnya karena kekenyangan.

Saat ini Zyla sedang berada di salah satu Cafe, ia sudah selesai makan dan tinggal membayar. Sebelum membayar makanannnya, ia membuka ponselnya dan iseng menghubungi Zidane untuk datang ke Cafe tersebut.

Setelah beberapa menit akhirnya Zidan telah sampai di Cafe tersebut dan menghampiri meja yang Zyla tempati.

"Ngapain lo nyuruh gue kesini?" tanya Zidan dengan wajah datarnya.

"Lo beneran dateng? Gue kira lo nggak bakalan dateng," ucap Zyla sedikit terkejut, ia kira Zidan tidak akan mau untuk datang ke sana.

"To the point!"

"Gue cuma mau lo bayarin makanan gue, lo kan udah janji mau jajanin gue selama tiga hari, jadi lo harus nanggung kebutuhan gue selama tiga hari, lo nggak lupa sama janji lo kan?" ucap Zyla panjang lebar.

"Lo nyuruh gue kesini cuma buat bayarin makanan lo? Perjanjiannya kan gue jajanin lo, bukan nanggung kebutuhan lo," sahut Zidan.

"Lo pikir lo istri gue apa? Pake kebutuhan lo, gue yang nanggung segala," sambung Zidan.

"Ya, itung-itung lo latihan manjain istri, belum tentu kelak istri lo secantik gue," ucap Zyla dengan PDnya.

"PD gila!" ejek Zidane.

Zidane segera membayar tagihan makanan yang Zyla pesan, setelah itu ia berniat akan pergi dari tempat itu, namun ditahan oleh Zyla.

"Eh, mau kemana lo?" Zyla menahan pergelangan tangan Zidan.

"Balik," ketus Zidan.

"Lo harus anterin gue dulu, soalnya nanti gue mau beli seblak, kan lo yang harus bayarin," ucap Zyla.

Mau tak mau, Zidane mengikuti ucapan Zyla. Ia mengantarkan Zyla menggunakan mobil kesayangannya.

Mobil sport berwarna putih, dengan design yang modern, karena Zidan juga termasuk salah satu anak dari pengusaha sukses, sama seperti Zyla.

"Berhenti bentar di ZL Jewelry," ucap Zyla yang dituruti oleh Zidan.

"Gue mau ngambil pesenan nyokap gue, lo tunggu bentar disini. Awas aja kalo lo sampe kabur, lo harus traktir gue seumur hidup," ucap Zyla dengan sedikit mengancam.

"Cepet!" sahut Zidan.

Zyla turun dari mobil Zidan dan menuju toko perhiasan tersebut untuk mengambil pesanan milik Ibunya.

"Permisi mba, saya mau ngambil pesanan milik Dewi Arthawira," ucap Zyla berusaha seramah mungkin.

"Tunggu sebentar ya kak," ucap sang pelayan.

"Ini pesanannya, sudah dibayar juga, kakak tinggal tanda tangan disini," ucap sang pelayan menunjukkan tempat untuk ditandatangani oleh Zyla.

"Makasih ya mbak," ucap Zyla.

"Sama-sama kak,"

"Eh, Zyla. Apa kabar?" sapa seorang gadis dengan gaya angkuhnya yang baru saja datang bersama dengan seorang cowok.

Zyla yang melihat mereka berdua sedikit terkejut, namun ia berhasil menetralkan ekspresinya.

"Maaf, tapi kita nggak kenal," ucap Zyla dengan senyum terpaksanya.

"Munafik lo, ngapain orang miskin kayak lo ke tempat perhiasan mewah kek gini hah?" tanya gadis itu dengan nada mengejek.

"Ini tuh tempat umum, jadi gue bebas mau kesini," ucap Zyla dengan santainya.

"Lo pasti ngiri kan karena sekarang gue udah bahagia sama Willy, ya wajar sih Willy dulu ninggalin lo, lo nya aja kek begini," ucap Diva dengan sombongnya.

"Gue itu terlalu bagus buat cowok brengsek kek dia, mau-mau aja lo jadian sama cowok modelan kek begini," ucap Zyla dengan mantap.

"Gue yakin lo pasti belum bisa move on dari gue kan?" tanya Willy.

"Lagian lo mau ngapain kesini hah? Mau ngemis? Lihat nih si Willy mau beliin gue perhiasan, dia kan sayang sama gue," tutur Diva.

"Halah, palingan uang hasil morotin selingkuhannya," sahut Zyla.

"Mbak, saya mau cincin yang ini ya, langsung dipake aja," ucap Diva berlaga sok kaya.

"Lo pasti nggak mampu beli perhiasan mahal kek gini kan? Secara, lo kan orang miskin," ejek Diva.

"Mana ada cowok yang mau sama lo," sambung Diva.

"Oh ya? Mbak, saya mau cincin yang ini," ucap Zyla asal menunjuk cincin.

"Yang ini couple kak," sahut pelayan itu.

"Nggak papa mbak, saya ambil dua-duanya," ucap Zyla dengan sedikit menahan emosi.

"Emang lo punya uang buat bayar hah? Mana cincin couple lagi, lo kan nggak punya pasangan," ejek Diva.

"Betul juga, gue kan nggak bawa uang, gimana nih, bisa malu nih gue didepan mereka," batin Zyla.

"Masih lama?" tanya Zidan yang berjalan menghampiri Zyla, karena menunggu terlalu lama di mobil, akhirnya Zidan menyusul Zyla.

"Nah ini dia pasangan gue, lebih oke kan daripada lo, dan pastinya dia nggak kayak lo," ucap Zyla menatap remeh kearah Diva dan Willy.

"Gue nggak percaya tuh kalo dia itu pacar lo," ucap Diva menatap Zidan dari atas sampai bawah.

"Dia ini pacar gue, kita itu kesini mau beli cincin couple, lo nggak lihat yang udah gue pesen hah? Ayo bayar El," ucap Zyla dengan santainnya.

"Ini," ucap Zidan menyerahkan black card-nya ke pelayan tersebut.

"Totalnya 50juta kak,"

"Mahal amat mbak," ucap Zyla.

"Ini cincinnya limited edition kak, dan ini salah satu produk unggulan di toko ini, karena menggunakan berlian asli,"

"Ini mau dibungkus, atau dipake langsung kak?"

"Dipake dong mbak, biar mantan saya yang buluk dan mantan sahabat saya yang jelek itu lihat," ucap Zyla tanpa rasa bersalah.

"Ayo dong sayang, pakein cincinnya," ucap Zyla dengan nada yang dibuat-buat.

Mau tak mau Zidan langsung menuruti ucapan Zyla, ia memakaikan cincin itu ke jari manis Zyla, begitupun dengan Zyla yang memakaikan cincin yang satu lagi ke jari manis milik Zidan.

"Lihat nih, kalian kapan hah? Gak punya modal ya? Kasihan," ucap Zyla dengan sombongnya memamerkan cincin yang berada ditangannya.

"Ya udah, kita pergi dulu, bye bye mantan buluk, dan mantan sahabat," ucap Zyla melambaikan tangannya seraya menuju mobil milik Zidan.

"Sialan!" umpat Diva dan Willy.

"Puas lo hah?" tanya Zidan setelah mereka berada di mobil.

"Puas banget dong, enak aja mereka mau ngremehin gue," ucap Zyla.

"Cincinnya bagus banget ya," ucap Zyla seraya tersenyum lebar menatap cincin yang berada di jari manisnya.

"Nih gue balikin, sorry yah udah ngrepotin lo, mana harganya mahal banget lagi. Gue sebenernya asal ambil aja karena kesel," ucap Zyla menyerahkan cincin tersebut ke arah Zidan.

"Gue nggak butuh," ucap Zidan yang masih menatap jalanan yang berada didepannya.

"Ya siapa tau ini bisa buat pacar lo kelak, kan lumayan, nggak pake modal lagi," ucap Zyla.

"Gue belum ada calon," lirih Zidan.

"Pftt, padahal lo ganteng, tinggi, cool, banyak yang mau sama lo juga, tapi kok lo belum punya pacar sih?"

"Belum ada yang cocok,"sahut Zidan.

"Btw, gue emang ganteng,"

"Cih, nyesel gue muji lo,"

"Buat lo aja cincinnya," ucap Zidan yang membuat Zyla terkejut.

"Serius lo? Makasih El, gue seneng banget deh. Gue janji bakal simpen cincin ini baik-baik dan bakal gue pake terus," ucap Zyla kegirangan dan langsung memakai cincin itu kembali.

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang