Part 09

32.5K 3.2K 42
                                    

"Hai semua, perkenalkan nama saya Willy Alderan, kalian bisa panggil saya Willy," sapa Willy memperkenalkan dirinya.

"Baik Willy, sekarang kamu bisa duduk dikursi yang kosong," ucap Pak Dani.

Willy berjalan menuju kursi yang kosong, tepat disebelah Zyla, karena memang dari dulu Zyla selalu duduk sendiri.

Bahkan Zyla menjadi gelisah saat Willy semakin mendekat ke arah kursi yang berada disebelahnya.

Zidan yang melihat kegelisahan Zyla dari belakang pun tahu jika cowok tersebut adalah cowok yang kemarin, yang juga karenanya ia rela membeli sepasang cincin yang harganya puluhan juta.

"Ya Allah, selametin gue, gue nggak mau duduk sama dia," batin Zyla yang masih terus menatap pergerakan Willy.

Detak jantung Zyla semakin cepat kala Willy sudah mendekatinya, namun secara tiba-tiba Zidan berpindah duduk disamping Zyla dan juga membawa tasnya.

"Lo duduk dibelakang," ucap Zidan yang membuat semua murid menatap kearahnya, begitu juga dengan Zyla yang masih terkejut.

"Loh Zidan, kenapa kamu pindah?" tanya Pak Dani.

"Nggak papa," jawab Zidan datar.

"Ya sudah Willy, kamu duduk dibelakang, disamping Arga," titah Pak Dani yang dibalas anggukan kepala oleh Willy.

----------------------------------

"Zy, gue mau ngomong sama lo," ucap Willy setelah bel istirahat berbunyi.

"Gue sibuk, gak ada waktu buat ngobrol sama lo," sahut Zyla.

"Sebentar aja Zy, please," pinta Willy.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Rita.

"Kalian ke kantin duluan aja, nanti gue jelasin," ucap Zyla pada akhirnya.

Lia dan Rita mau tak mau menuruti ucapan Zyla, sehingga mereka meninggalkan mereka berdua di kelas, karena murid yang lainnya sudah pergi ke kantin, termasuk Zidan cs.

"Ok, lo mau ngomong apa?" tanya Zyla setelah Lia dan Rita pergi.

"Gue mau minta maaf sama lo, gue udah pernah hianatin elo, juga manfaatin elo. Gue sebenernya udah putus sama Diva, dan kemaren gue cuma nemenin Diva beli perhiasan doang. Gue mau balikan sama lo Zy, gue masih sayang sama lo," ucap Willy panjang lebar namun tak didengarkan oleh Zyla.

"Sorry ya Willy Alderan yang terhormat, gue gak bisa balikan lagi sama lo," jawab Zyla dengan tegas.

"Lebih tepatnya, gue nggak sudi sama lo lagi, dulu gue emang bodoh, sampe-sampe gue mau sama cowok brengsek kayak lo," sambung Zyla penuh penekanan.

"Lo ngomong apa?" bentak Willy seraya mencengkram erat lengan Zyla.

"Lepasin tangan lo!" ucap Zyla sedikit menahan rasa sakit pada lengannya.

"Balikan sama gue, atau gue bakal lebih kasar dari ini," pinta Willy.

"Sakit bego! Lo itu dari dulu selalu kasar sama gue. Cuih, jangan harap gue bakal balik lagi sama lo!" ucap Zyla dengan menekankan kata-katanya.

"Gue mau ke kantin, gak usah gangguin gue lagi," ucap Zyla melepaskan cengkraman tangan Willy dari lengannya, namun Willy berhasil menahan pergelangan tangan Zyla.

"Jangan bantah gue Zy, lo tau sendiri gue paling nggak suka dibantah," ucap Willy.

"Lepasin gue Will, gue udah punya pacar dan gue nggak mau sama lo lagi," ucap Zyla berbohong, padahal ia sama sekali tidak ingin menjalin hubungan pacaran.

"Siapa pacar lo? Zidan? Kalo lo emang pacaran sama dia, harusnya dia jagain lo dong? Gue emang dari kemarin nggak yakin sih kalo kalian itu pacaran," ucap Willy seraya mengeratkan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Zyla.

------------------------

"Loh, Zyzy mana?" tanya Arga saat menyadari kehadiran Lia dan Rita, namun Zyla tidak ada.

"Masih di kelas," sahut Rita.

"Tumben tuh anak nggak ke kantin, biasanya kan paling depan kalo soal makan," ucap Kevin.

"Dia diajak ngomong sama Willy, gak tahu deh mereka ngomongin tentang apaan," sahut Lia.

"Ho-oh, tadi kita disuruh ke kantin duluan," timpal Rita.

"Mereka cuma berdua?" tanya Arga dan dibalas anggukan oleh Lia dan Rita.

"Eh, lo mau kemana?" tanya Arga, saat Zidan bangkit dari tempat duduknya.

"Kelas," sahut Zidan.

"Ngapain woy?" tanya Kevin setengah berteriak.

"Uang gue ketinggalan di tas," jawab Zidan berbohong.

"Sejak kapan tuh anak naroh uang di tas?" gumam Kevin bingung.

Zidan terus berjalan menuju ke kelasnya. Entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres dengan Zyla dan Willy, karena setiap kali ia melihat Zyla, rasanya gadis itu sangat gelisah dan khawatir tiap kali berhadapan dengan Willy.

"Siapa pacar lo? Zidan? Kalo lo emang pacaran sama dia, harusnya dia jagain lo dong? Gue emang dari kemarin nggak yakin sih kalo kalian itu pacaran," ucap Willy seraya mengeratkan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Zyla.

Zidan mendengar apa yang Willy katakan pada Zyla. Ia mendekat dan menepis tangan Willy dari pergelangan tangan Zyla.

"Jauhin tangan lo dari pacar gue," ucap Zidan dengan wajah datarnya namun penuh penekanan.

"Gue nggak ada urusan sama lo," ucap Willy.

"Lo deketin pacar gue, otomatis lo berurusan sama gue," ucap Zidan seraya tersenyum miring.

"Ayo, yang lain udah nungguin di kantin," ucap Zidan seraya menggenggam tangan Zyla kemudian meninggalkan Willy yang masih kesal.

Zyla masih bingung dengan sikap Zidan, tidak biasanya cowok itu bersikap baik padanya, karena biasanya Zyla selalu dibuat kesal oleh sikap Zidan.

Ditengah perjalanan Zyla melepaskan genggaman tangan mereka. Sesampainya di kantin, mereka menghampiri sahabatnya, dan disana juga ada Cika.

"Duduk Zy," titah Rita.

"Hai Zyla, gue gabung sama kalian nggak papa kan?" tanya Cika sok akrab.

"Em, nggak papa kok," sahut Zyla seraya mendudukkan dirinya di bangku panjang.

"Heh Zidan, lo ambil uang lama amat," ucap Kevin sedikit curiga.

"Gue ke toilet dulu," jawab Zidan berbohong.

"Lo nggak makan Zy?" tanya Lia saat menyadari Zyla hanya melamun.

"Gue nggak laper," sahut Zyla lesu.

"Tumben, biasanya kan lo makannya banyak," ejek Reyhan.

"Makan ya Zy, gue yang bayarin," ucap Arga.

"Makasih Ga, tapi gue beneran nggak laper," ucap Zyla tersenyum simpul.

"Lo kenapa Zy? Aneh banget," tanya Lia.

"Rey, nih cobain, enak deh," ucap Cika seraya menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulut Reyhan.

"Huft, gue juga tiba-tiba jadi nggak nafsu makan nih Zy," ucap Rita melirik Cika dan Reyhan sekilas.

"Gue mau ke rooftop," pamit Zyla.

"Gue ikut Zy," ucap Lia.

"Gue juga ikut, males gue lama-lama disini," timpal Rita.

"Jangan bolos Zy," ucap Arga setengah berteriak dan hanya dibalas senyuman simpul oleh Zyla.

"Kenapa dah mereka? Aneh banget," ucap Kevin menatap kepergian tiga gadis itu.

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now