Part 08

33.2K 3.1K 75
                                    

"Zyzy mana Rey?" tanya Dewi.

"Ada di kamarnya Bun, lagi senyum-senyum sendiri kek orang gila," sahut Reyhan.

"Masa si?" tanya Dewi.

"Liat aja sendiri Bun kalo nggak percaya," sahut Reyhan.

"Zyzy," panggil Dewi dari depan pintu kamar Zyla.

"Masuk aja Bun," sahut Zyla dari dalam kamar.

"Kata Reyhan kamu lagi senyum-senyum sendiri kek orang gila, emang bener?" tanya Dewi.

"Bang Rey kali Bun yang gila," sahut Zyla.

"Kalau dia gila, kita yang malu dong," ucap Dewi yang dibalas cengengesan oleh Zyla.

"Oh ya, kamu udah ambil pesenan perhiasan Bunda kan? Mana coba Bunda mau lihat?" tanya Dewii.

"Ini Bun," Zyla mengeluarkan sekotak perhiasan yang ia dapat dari toko perhiasan.

"Wait, sejak kapan kamu pake cincin?" tanya Dewi seraya mengangkat tangan Zyla dan mendekatkan ke wajahnya.

"Ini kan cincin produk unggulan toko perhiasan langganan Bunda, kok kamu bisa beli ini? Uang darimana kamu?" tanya Dewi bingung.

"Dari temen Zyla Bun, tadi waktu ngambil pesenan Bunda, Zyla ketemu Diva sama Willy, ya udah Zyla panas-panasin mereka aja sekalian, untung aja waktu itu Zyla lagi sama temen Zyla, dan dia mau bayarin ini," ujar Zyla mengatakan yang sejujurnya.

"Terus pasangannya mana?" tanya Dewi.

"Ada sama dia Bun," sahut Zyla seadanya.

"Ini harganya mahal banget loh Zy, mending kamu balikin aja cincinnya, atau kamu ganti uangnya," saran Dewi.

"Dia nggak mau Bun, katanya nggak butuh. Rejeki itu nggak boleh ditolak Bun, orang cincin cantik banget kek begini kok suruh dibalikin, kan sayang, Zyla itu udah suka banget sama cincinnya," sahut Zyla panjang lebar yang membuat Dewi geleng-geleng kepala.

----------------------------

"Pagi Bunda cantik, Abang ganteng," teriak Zyla seraya menuruni anak tangga menuju ruang makan.

"Ayah nggak disapa nih?" tanya Surya.

"Loh, Ayah pulang kapan? Kenapa nggak kasih tahu Zyzy?" tanya Zyla cemberut.

"Ayah pulang semalem, lagian semalem kan kamu udah tidur, jadi Ayah nggak bangunin kamu," sahut Surya.

"Zyzy kan kalo tidur udah kek kebo, susah dibangunin," celetuk Reyhan.

"Sudah-sudah, jangan pada ribut. Mending kalian sarapan, habis itu berangkat ke sekolah. Nanti telat lho kalo terus ribut," ucap Dewi mencoba menengahi.

"Mau Ayah anter Zy? Pake mobil mewah," sahut Surya menyombongkan dirinya sendiri.

"Zyzy mau naik taksi aja, nggak mau dianterin sama Ayah, bisa-bisa satu sekolah heboh kalo Zyzy dianterin Ayah,"sahut Zyla seraya menguyah rotinya.

"Anak kesayangan Ayah memang hebat, nggak pernah sombong dan pemer," ucap Surya seraya mengelus-elus pucuk kepala Zyla.

"Saking tidak sombongnya, dia suka minta makan sama orang,"

"Iri aja lo Bang," sahut Zyla.

"Nih, ayah kasih kamu uang jajan, sekalian ongkos naik taksi," ucap Surya menyerahkan lima lembar uang pecahan seratus ribuan.

"Masa Rey cuma dua ratus ribu, sedangkan Zyzy lima ratus ribu Yah? Wah, nggak adil dong," protes Reyhan.

"Kamu kan bawa kendaraan sendiri Rey,"

"Rasain lo Bang," ucap Zyla dengan nada mengejek.

"Ya udah Zyla pamit Bun, Yah. Bye-bye Abang jelek!"

----------------------------

"Ada apa nih rame-rame?" tanya Zyla saat baru saja memasuki kelas dan disuguhi oleh pemandangan kedua sahabatnya yang juga tengah bergerombol bersama dengan murid yang lainnya.

"Ada kabar buruk Zy," sahut Lia.

"Apaan?" tanya Zyla penasaran.

"Reyhan udah jadian sama Cika, gue patah hati Zy," ucap Rita penuh drama.

"What? Tau dari mana lo?" tanya Zyla yang masih tidak percaya.

"Kalo lo nggak percaya, nih lihat aja foto ini," ucap salah satu gadis yang juga tengah bergerombol.

"Gue juga patah hati ini," sahut gadis yang lainnya.

"Btw, Cika itu orangnya kek gimana?" tanya Zyla.

"Dia itu sok cantik, sok baik, sok anggun, pokoknya sok segalanya deh," ucap Rita.

"Tapi dia emang beneran cantik si," timpal Lia.

"Dor! Hayo kalian lagi ngomongin apaan nih? Masih pagi udah ngerumpi aja, kebanyakan dosa nanti kalian," ucap Kevin mengagetkan segerombolan cewek tersebut.

Kevin baru saja datang bersama dengan Arga dan juga Zidan, mereka mendudukkan diri di kursi masing-masing.

"Gaga, emang bener Rey jadian sama Cika?" Zyla bertanya kepada Arga.

"Gue nggak tau Zy, emang kalian dapet berita itu dari mana?" tanya Arga.

"Dari akun gosip sekolah," bukan Zyla yang menjawab, melainkan Rita.

"Gosip kok dipercaya," celetuk Kevin.

"Mereka emang deket, tapi gue nggak tau kalo mereka udah jadian apa belum," ujar Arga.

"Tuh dengerin!" ucap Zyla menatap kearah Rita.

"Zy, cincin lo bagus banget," ucap Lia mengangkat tangan Zyla.

"Sejak kapan lo pake cincin Zy?" tanya Rita.

"Ini berlian asli Zy? Lo dapet dari mana? Ini kan cincin tunangan," ujar Lia heboh.

"Ya nggak mungkin berlian asli lah, dapet duit darimana Zyla? tiap hari aja kerjaannya ngutang," ejek Kevin.

"Bener juga tuh," sahut Rita.

"Eh, ini cuma cincin biasa kok bukan cincin tunangan" ucap Zyla kesal sehingga ia berbohong.

"Pasti berlian imitasi kan?" tanya Kevin.

"Iya," jawab Zyla kesal seraya melirik Zidan sekilas.

"Cih, imitasi dia bilang. Padahal gue yang beli pake uang tabungan gue," batin Zidan.

"Lain kali gue beliin buat lo Zy," ucap Arga.

"Ah nggak usah Ga, gue udah suka sama yang ini," jawab Zyla seadanya.

"Pagi anak-anak," sapa Pak Dani yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi Pak,"

"Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan masuk nak," ucap Pak Dani.

Seorang cowok memasuki kelas tersebut dengan gaya andalannya. Semua murid menatap cowok itu dengan tatapan yang berbeda-beda.

Ada yang menatap kagum, terpesona, dan biasa saja, bahkan Zyla masih terus menunduk tanpa berniat menatap ke depan.

"Zy, cogan Zy," ucapan Lia sontak membuat Zyla mengangkat kepalanya dan menatap cowok yang tengah berdiri didepan kelas tersebut.

Deg!
Zyla terkejut menatap cowok tersebut, ia kaget kenapa tiba-tiba cowok tersebut pindah ke sekolah yang sama dengannya, bahkan mereka satu kelas.

"Baik, silahkan perkenalkan diri kamu,"

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang