Part 26

25.9K 2.4K 4
                                    

"Gue nggak nyangka lo tega nampar Kinan, dan kasar sama dia, emang salah dia apa hah?" bentak Zidan kepada Zyla.

"Apa? Lo nggak terima gue tampar dia hah?" Zyla membentak balik Zidan seraya melemparkan tatapan tajam.

"Zid, pacar kamu marah sama aku, gara-gara aku deket sama kamu, aku udah bilang kalau kita itu sekarang cuma temenan, tapi dia tetep kasar sama aku," ucap Kinan dramatis dan berbohong.

"Cih, drama," gumam Zyla.

"Untung Cika kasih tau gue, kalo nggak? Apa yang akan lo lakuin ke dia lagi?" tanya Zidan seraya menatap tajam Zyla.

Tanpa mereka ketahui, mereka kini sudah menjadi tontonan banyak orang, termasuk sahabat mereka sendiri, namun diantara mereka tidak ada yang berani melerai.

"Jadi lo percaya sama omongan ulet bulu ini?" tanya Zyla yang sudah dibuat emosi.

"Gue lihat sendiri lo nampar Kinan," sahut Zidan.

"Gue bahkan bisa ngelakuin lebih dari itu ke mantan lo ini, kalo dia masih gangguin gue!" ucap Zyla santai.

"Lo kenapa sih?" tanya Zidan bingung yang melihat sikap Zyla.

"Lo yang kenapa? Lo bahkan lebih percaya sama dia, daripada sama gue! Gue kecewa sama lo El," lirih Zyla.

"Dan buat elo jalang, lo mau dia kan? Silahkan ambil! Gue nggak keberatan sama sekali!" ucap Zyla penuh penekanan.

Zyla langsung pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu, ia sadar hubungannya dengan Zidan memang sudah sepantasnya berakhir.

Ia pergi menuju ke rooftop untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Ia bahkan tidak tahu kenapa hatinya terasa begitu sakit.

"Zy, lo nggak papa?" tanya Lia yang datang bersama dengan Rita.

"Pake lo tanya lagi, ya jelas sakit lah dibentak-bentak gitu," sahut Rita.

"Dia bentak gue demi ulet bulu itu?" tanya Zyla entah kepada siapa, namun disertai kekehan kecil.

"Dia pikir dia itu siapa?" lanjut Zyla.

"Pacar lo!" jawab Lia dan Rita secara bersamaan.

"Pacar pura-pura," sahut Zyla meralat ucapan Lia dan Rita.

"Pacaran pura-pura, tapi kok ngejalaninnya pake hati?" ujar Rita yang membuat Zyla menatap tajam kearahnya.

"Kita tau perasaan lo kok Zy," sambung Rita.

"Gue bodoh Li, Rit, gue emang bodoh, ngapain juga gue mesti nggak suka liat mereka," ucap Zyla seraya mengetuk-ngetuk kepalanya.

"Itu artinya lo udah jatuh cinta sama Zidan, gitu aja nggak tau," ujar Lia.

"Gue nggak suka sama dia," elak Zyla.

"Apa bener gue suka sama El?" tanya Zyla pada dirinya sendiri.

-------------------

"Vin, lo lihat Zyzy?" tanya Reyhan kepada Kevin.

"Ke rooftop kayaknya, soalnya tadi gue lihat Lia sama Rita ke rooftop, pasti mereka nyamperin Zyzy kesana," jawab Kevin apa adanya.

"Eh mau kemana lo Rey?" tanya Kevin saat Reyhan langsung pergi meninggalkannya.

Reyhan menuju ke rooftop untuk menyusul Zyla. Saat sampai di rooftop, ia mendekati Zyla yang tengah duduk pada pembatas rooftop tanpa melihat Lia dan Rita yang tengah duduk pada sofa usang yang berada disana.

"Zy," panggil Reyhan, yang membuat Zyla menoleh kebelakang menatap Reyhan.

"Zy, harusnya lo tadi nggak nampar Kinan gitu aja," ucap Reyhan hati-hati.

"Kalo lo kesini cuma mau belain ulet bulu itu, mending lo pergi sekarang!" ucap Zyla dengan wajah datarnya.

"Lo nggak tau gimana rasanya direndahin gitu aja didepan umum Bang!" ucap Zyla seraya tersenyum kecut.

"Tapi nggak harus nampar dia kan? Lo bisa omongin itu baik-baik," ucap Reyhan.

"Gue nggak mau lo kenapa-kenapa Zy," batin Reyhan.

"Lo belain Kinan karena dia itu temen cewek lo kan? Lo nggak ngerti gimana rasanya diposisi gue Bang! Lo itu sama aja kayak El,"

"Lo berubah semenjak pacaran sama Cika, lo bahkan nggak peduli sama gue lagi,"

"Lo tau nggak? Pagi tadi gue sampe dihukum Pak Dani berdiri berjam-jam, gara-gara lo nggak bangunin gue, padahal lo tau sendiri kan kalo gue itu nggak bisa bangun, kalo nggak ada yang bangunin,"

"Sorry, gue bener-bener lupa Zy," lirih Reyhan.

"Abang macam apa lo ini Rey? Tega banget sama adik sendiri," celetuk Rita.

"Harusnya itu, lo belain adik lo, bukan malah orang lain," timpal Lia.

Reyhan yang mendengar itu menatap ke asal suara, ia begitu terkejut melihat Lia dan Rita yang tengah duduk santai disana.

"Kalian?"

"Kita udah tau kali Rey, sans," jawab Rita yang menyadari apa yang akan Reyhan tanyakan.

"Dan kita juga udah tau sifat asli lo," ujar Lia.

"Zy," lirih Reyhan.

"Apa? Mereka sahabat gue dan mereka bener-bener nerima gua apa adanya, nggak ada salahnya kalo gue kasih tahu mereka,"

"Gue minta, apapun yang terjadi, jangan pernah bongkar identitas gue, gue bener-bener muak dengan semuanya!" ucap Zyla.

"Tapi Zy, gue nggak rela ngeliat lo dihina sama orang lain, apalagi sama si uler dan ulet bulu itu," ucap Rita.

"Gue juga nggak mau lo direndahin sama mereka Zy," timpal Lia.

"Gue nggak peduli. Dan lo Rey, gue nggak mau lo ikut campur masalah gue, gue udah gede, gue tahu mana yang bener mana yang salah," ucap Zyla yang langsung meninggalkan Reyhan diikuti oleh oleh kedua sahabatnya.

-----------------

"Zid, pipi aku masih sakit, kamu tolong obatin pipi aku ya," pinta Kinan seraya memegangi pipinya.

"Lo bisa sendiri Kin," sahut Zidan seraya memberikan Kinan salep.

"Kamu tau nggak sih? Zyla itu cuma manfaatin kamu, dia itu nggak beneran sayang sama kamu, dia pacaran sama kamu itu cuma mau harta kamu doang Zid," ujar Kinan berusaha menjelek-jelekkan Zyla didepan Zidan.

"Mana mungkin dia sayang sama gue, kita kan cuma pura-pura," ucap Zidan dalam hati.

"Dia nggak gitu Kin," sahut Zidan.

"Kamu nggak percaya? Aku punya buktinya loh," ujar Kinan seraya menyodorkan ponselnya kearah Zidan.

Disana nampak Zyla yang tengah berbicara dengan Cika dan beberapa gadis lainnya.

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now