Part 04

39.8K 3.6K 4
                                    

  Chapter 04

  "Gue pulang dulu El, bye-bye! Jangan kangen sama gue ya," pamit Zyla dengan sedikit terkekeh, sembari melambaikan tangannya kearah Zidan, kemudian memasuki taksi yang sudah ia pesan.

  "Thanks makanannya, sering-sering aja kaya gini," ucap Zyla setengah berteriak saat ia sudah berada didalam taksi.

  "Dasar cewek gila," gumam Zidan setelah taksi yang Zyla naiki pergi.

  "Ngapain diluar Zian? Zylanya mana?" tanya Meli yang baru saja pulang dengan menenteng beberapa kantong belanjaan.

  "Udah pulang," jawab Zidan seadanya.

  "Yaudah ayo masuk," ajak Meli yang diikuti oleh Zidan dibelakangnya.

------------------

  Saat ini Zyla sedang duduk di balkon kamarnya sembari memakan snak dan beberapa minuman yang ia dapatkan dari rumah Zidan.

   "Dor!" teriak Reyhan mengagetkan Zyla, namun Zyla sama sekali tidak terkejut.

  "Apaan Rey? Gue gak kaget," ucap Zyla sembari terus memakan makanannya.

  "Buset, abis ngrampok dimana lagi lo? Gak mungkin kan kalo lo beli, secara lo kan gak punya duit alias kere, hahaha," ejek Reyhan dengan sedikit tertawa.

  "Gue gak punya duit juga gara-gara lo. Lo selalu ngadu ke Bunda kalo gue buat masalah, kalo lo gak suka ngadu, mungkin uang jajan gue masih lancar, gak selalu dipotong. Dasar tukang ngadu!" ujar Zyla kesal dan melempar bungkus makanan yang sudah kosong.

  "Njir, salah sendiri suka buat onar!" sahut Reyhan.

  "Lo gak cape apa hidup kek gini terus? Gue gak mau lo direndahin sama orang lain karena sikap lo Zy," sambung Reyhan.

  "Gue udah nyaman kayak gini Bang, gue gak masalah mereka mau bilang apa tentang gue. Lo tau sendiri alasan gue jadi kayak gini sekarang," lirih Zyla dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

  "Its okey, maafin gue Zy, gue gak ada maksud buat lo inget tentang kejadian itu," ucap Reyhan pelan.

  "Gue capek Bang, mending lo balik ke kamar lo," usir Zyla tanpa menatap Reyhan.

------------------

  "Bang Reyhan mana Bun?" tanya Zyla yang kini sudah siap dengan seragam sekolahnya.

   Seragam sekolah dengan lengan yang digulung, baju tidak dimasukkan, tidak memakai dasi, dan rambutnya yang ia ikat asal, tetapi masih menampakkan kecantikannya.

  "Reyhan masih dikamarnya, bentar lagi juga turun Zy," sahut Dewi.
 
  Ayah belum pulang Bun?" tanya Zyla menatap sang Bunda yang sedang menyiapkan sarapan.

   "Ayah masih di Singapur sayang, masih sibuk ngurusin perusahaan," jawab Dewi tersenyum lebar.

  "Yah, padahal Zyzy kangen banget sama Ayah," ucap Zyla cemberut.

  "Kangen sama duitnya paling Bun, Zyzy kan selalu dimanjain sama Ayah," ucap Reyhan yang kini tengah menuruni anak tangga.

  "Diem lo Bang!" bentak Zyla menatap tajam Reyhan.

  "Udah-udah, kalian jangan ribut. Mending kalian sarapan dulu," ucap Dewi menengahi.

  Mereka bertiga duduk mengitari meja makan dan memakan makanan mereka dalam diam, hanya ada suara dentingan garpu dan sendok yang beradu di meja makan.

  Setelah beberapa menit mereka sarapan, akhirnya mereka selesai, dan berniat berangkat ke sekolah.

  "Bang, gue nebeng ya," pinta Zyla dengan tatapan memelas.

ZIZY (Zidan&Zyla) (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang