Tidak boleh...!!!

321 38 19
                                    

SEOKJIN'S POV.

"Apa yang membawa Hyung tiba-tiba kesini ?? Padahal Hyung selalu menolak ketika kuminta mengunjungiku di Indonesia setelah summit' pertamaku"

Jaket gunung ber merk Columbia berwarna kuning gading yang kubelikan untuknya sangat cocok dikenakannya. Walaupun aku tahu memakai apapun seorang Joonie akan terlihat cocok dan mahal karena postur tubuhnya yang bagus.

"Hyung rindu padamu.....saaaaangat rindu"

Jawabku sambil menopang daguku dan mengamati pipinya yang kemerahan karena suhu.

"Hahaha....jangan bercanda. Buktinya baru datang langsung ngajak makan kesini padahal aku lapar yang lain..."

Setelah tertawa agak keras, dia langsung memelankan suaranya dengan seksi.

"Hyung lapar makanan makanya ngajak ke restoran antah berantah ini. Orang diluar sana pasti tak menyangka ada restoran diatas ketinggian seperti ini. Ini....ini bagaimana cara membangunnya ??"

"Ini terbuat dari barel Hyung, jadi dibawa kesini dalam bentuk yang sudah seperti ini, membawanya pakai pesawat terbang"

Aku edarkan pandanganku pada pemandangan yang serba putih di luar jendela. Aku seolah ada diatas awan.

"Sayang....."

"Ya....?? Jangan minta cium disini, tapi kalau mau disaksikan beberapa pemain ski itu...boleh saja"

Aku melempar tissue bekas pembungkus garpu padanya dan dia tak menghindar hingga mengenai matanya.

"Ups...maaf !!"

Ujarku tak tulus.

"Lakukan lagi...maka akan kucium Hyung disini"

"Jangan. Jangan ragu...."

Aku terus menggodanya. Joonie memutar kepalanya ke belakang dan ternyata dua orang terakhir yang ada di dalam restoran barel itu sudah pergi.

Aku khawatir dia akan benar-benar menciumku.

Tapi ternyata tidak, dia hanya mengangkat tangan kiriku. Lalu perutku mendadak menggelanyar seperti penuh kupu-kupu ketika Joonie mengangkat telunjukku lalu menghisap ujungnya dan berlahan memasukkan hingga setengah telunjukku ke dalam mulutnya.

Mataku mengikuti gerakan bibirnya, lidahnya terasa menghisap dan memutari jariku. Sementara matanya memandangku dengan penuh ajakan.

"Pelayan datang...."

Ide itu langsung muncul di otakku ketika aku merasakan seluruh anggota tubuhku terbangun dengan mendadak.

Dengan spontan dia melepaskan jariku dari hisapan bibirnya lalu menoleh ke belakang tubuhnya. Tak ada siapa-siapa.

"Hmmm....awas nanti. Jangan pernah mengharap belas kasihku..."

"Kamu selalu begitu...mengancam Hyung. Tolong diingat Hyung ini jauh lebih tua darimu jadi jangan kurang ajar pada Hyung...."

Aku hanya bercanda tapi ternyata ucapanku membuatnya tersipu malu.

"Umur hanya angka, boleh saja umur Hyung diatasku tapi tetap saja Hyung selalu dibawahku...ketika kita...."

Aku lalu melemparinya tissue ke badannya dan kali ini dia menghindar. Dan saat itulah pelayan datang, penampilannya persis sama seperti restoran yang biasa ku kunjungi. Aku pikir akan berpakaian ala-ala di gunung seperti kami tapi tidak, mereka berpakaian layaknya restoran biasa. Karena di ruangan ini memakai pemanas jadi dingin dan tumpukan salju abadi disana tak begitu berpengaruh.

Kami hanya saling lirik dalam diam ketika pelayan keluar setelah menghidangkan sup daging panas di mangkuk di depan kami. Selain itu ada beef stroganoff  yang berupa potongan daging, pelmeni yang berwujud dimsum ala Rusia serta blini yang mirip crepe.

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang