Men in power

918 64 6
                                    

NAMJOON'S POV.

Tadi malam berakhir dengan jeweran ditelingaku. Sungguh tidak lucu. Aku berusaha membangun image ku di depannya agar tampak laki-laki, tapi kemudian berakhir jeweran ditelingaku. Saat aku mencoba bercinta dengannya, tidak maksudku belajar bercinta dengannya, Jin Hyung bilang 'hei bocah jangan aneh-aneh'.

'Jangan aneh-aneh' ??

Dia bilang 'jangan aneh-aneh' saat tubuhnya berada dibawah tindihan ku, bibirnya dibawah lumatan bibirku. Lalu sambil membalas lumatanku dan menjambak rambutku, dia bilang :

'Hei bocah, jangan aneh-aneh, selesaikan gunung-gunungmu dulu, selesaikan kuliahmu, jadilah lawyer yang hebat baru aneh-aneh lah pada hyung'

Oh ya ?? Harus selama itukah ?? Lalu bagaimana cara aku mengatasi 'kebutuhanku' akan dirinya ??

Aku tahu itu adalah teguran keras buatku. Aku malu tapi sebagai laki-laki bukankah aku harus mengatakan semua mauku ?? Walaupun aku tak paham yang kurasakan, aku tak tahu mengapa aku ingin melakukan hal diluar nalar ku tapi ya aku berani mengatakannya karena aku laki-laki yang tahu akan kebutuhanku sendiri akan dirinya.

Pagi ini jin Hyung memandikanku, rambutku dengan takut-takut dia cuci walaupun aku sudah bilang lukaku di kepala sudah kering tapi tetap saja dia tampak ketakutan ketika mencucinya.

Pagi yang membahagiakan, ketika aku di dudukkan saat rambutku dikeramas olehnya. Aku bebas memandangi tubuhnya yang hanya memakai celana pendek. Tapi aku hanya memilih diam sambil memandanginya karena Jin Hyung terlihat tegang dan serius.

Lalu setelah itu, dia mengeringkan rambutku dengan hairdryer dan memilihkan baju untuk kupakai ke kampus.

Dan sekarang aku mengikutinya berjalan diantara lorong-lorong kantornya. Sebelum ke kampus aku dibawa ke kantornya dulu karena dia sendiri yang akan mengantarku ke kampus.

Dia tampak gagah berjalan disampingku. Memakai setelan hitam yang elegan, tampak sekali perbedaan antara kami berdua. Hal itu membuatku sedikit rendah diri. Apalagi ketika karyawan-karyawan nya membungkukkan badan padanya kemudian melirikku dengan penasaran.

Lalu dia membuka satu ruangan besar yang aku yakin ini ruangannya.

"Duduklah disana"

Jin Hyung menunjuk sebuah sofa panjang yang berada di sudut ruangan. Dari sana aku akan bisa melihat kota Seoul yang padat dan sibuk.

"Emily, pesankan aku sarapan  untuk dua orang. Menu seperti biasanya....okey...cepat ya. Thank you Emily"

Jin Hyung tampak menelpon seseorang lalu setelah itu menoleh padaku.

"Sayang, tunggu disitu sebentar ya, sarapan kita sebentar lagi datang. Hyung akan menandatangani sesuatu, sarapan, lalu setelah itu kita ke kampusmu"

Sayang ?? panggilan di kamar ini juga dipakai saat dikantornya ??

"Okey"

Jawabku sambil mengedipkan mata padanya. Hatiku hangat sekali merasakan kemesraannya walaupun sedang di dalam kantornya.

"Ini masih pagi, jangan genit-genit"

Ujarnya sambil membuka map di depannya.

Aku pura-pura tak mendengar ucapannya. Menumpang kan daguku pada kedua tanganku sambil terus memandanginya.

"Joonie....."

"Iya Hyung ??"

"Jangan memandangi Hyung begitu. Hyung harus kerja dulu"

"Siapa juga yang memandangi Hyung ??"

Dia masih ingin membalas perkataan ku saat ada seseorang yang mengetuk pintu dan mereka masuk setelah dipersilahkan. Mungkin itu dua anak buah Jin Hyung.

Dear Namjoon...Where stories live. Discover now