'Sahabat'

322 37 10
                                    

LEE ARA'S POV.

"Enyah kau bajingan....!! Atau kubunuh kau. Pergi !! Dan jangan pernah menemui Ara lagi !! Laki-laki brengsek sepertimu tak pantas untuknya !!"

Lalu Joonie mendorong Yeejun keluar pintu apartemen dan menguncinya dari dalam. Setelah itu dia berlari lagi padaku, aku shock. Pada kekasaran Yeejun padaku dan pada kekasaran Joonie pada Yeejun.

Untuk kedua kalinya aku melihat betapa kasarnya seorang Namjoon jika dia sudah marah. Yang pertama pada teman SMA ku yang menteror ku karena aku tak menanggapi cintanya. Yang kedua pada Yeejun semalam.

Hanya pada dua peristiwa itulah aku melihat betapa tegas dan kasarnya Joonie. Selain itu aku tak pernah lagi melihat sikapnya yang seperti itu.

Dia dibesarkan dalam keluarga yang baik dan harmonis. Oleh karena itu dia tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan lembut. Tapi kalau sudah marah jangan ditanya, dia bisa melakukan kekasaran yang tak terduga oleh orang disekitarnya bahwa dia bisa melakukan itu.

Dia kembali padaku, memelukku dengan lembut. Dan aku bersandar di dadanya yang bidang dan pelukannya yang hangat yang menyediakan ketenangan padaku. Pelukannya tanpa disadari telah menjadi obat. Karena dalam pelukannya aku tak merasakan takut lagi.

"Ara...Ara yah...jangan takut ada aku disini sekarang. Kalau ingin menangis maka menangis lah, jangan ditahan....ayo...."

Ujarnya padaku dengan lembut. Kancing bajuku hampir lepas semua, sabuk celana ku sudah lepas dan bra yang kupakai sudah tak terkancing.

Dengan lembut Joonie memasangkan kancing belakang bra yang kupakai lalu membetulkan kemejaku.

Aku langsung menangis sejadi-jadinya.

Bukan karena aku hendak digagahi oleh orang yang kuharap bisa menjadi kekasihku dan bisa menemani hari-hariku. Tapi tangisku lebih kearah karena apa yang telah dilakukan Joonie.

Tanpa canggung dia mengancingkan bra belakangku. Aku tahu dia banyak bersama perempuan, dia berpengalaman. Aku bahkan sering tidur dengannya di dalam tenda bahkan di apartemennya atau apartemenku tapi kami tidak pernah bertindak intim. Dia tak pernah menunjukkan rasa tertarik padaku secara fisik.

Aku pernah merasa sedih ketika Joonie menunjukkan tanda dia tak pernah tertarik padaku secara fisik.

Lebih sedih lagi dia sering bilang bahwa aku tak dianggapnya sebagai perempuan. Walaupun dia selalu mendahulukan aku dibanding teman-teman yang lain. Dan ketika sedang berkegiatan dia juga tak pernah membiarkan aku tidur bersama yang lain. Dia seolah sudah memasang tulisan bahwa aku ketika di alam harus bersamanya. Dan teman-teman yang lain sudah mengetahui itu semua.

Kata-katanya lembutnya ketika menenangkanku semalam masih terngiang di telingaku. Dia benar-benar sahabat terbaik yang pernah aku punya seumur hidupku.

Dan dia harus ditahan karena telah membela kehormatan ku. Dan aku sangat menyesal kenapa ini semua terjadi saat dia hendak berangkat ekspedisi. Itu adalah cita-cita seumur hidup seorang Joonie, menapaki tempat-tempat tertinggi di dunia. Aku sangat sadar apa akibat dan apa sangsi yang bisa ditimpakan padanya.

Joonie....!!!

Mulai semalam aku tak bisa tidur, tak berhenti memikirkannya. Masih terbayang jelas bagaimana seorang Joonie memukul Yeejun hingga berdarah-darah.

Hai cowok tampan...ada telpon dari cowok tampan lainnya untukmu...angkatlah !!...angkatlah !!

Ringtone yang menyebalkan yang dipasang di ponselku oleh Joonie. Tapi kali ini aku sangat gembira mendengar nada dering yang tak biasa ini. Bagaimana bisa dia menelponku ??

Dear Namjoon...Where stories live. Discover now